webnovel

Tepi Danau

"Zhang Yushen! Aku benar-benar serius saat ini, Bodoh! Papah memang berada di tempat ini!" Sifeng terus memukuli wajah Yushen menggunakan bantal.

Namun, Yushen malah menutupi seluruh tubuh dan wajahnya menggunakan selimut tebal.

Sifeng kesal dan menarik selimut his brother dengan paksa, agar Yushen cepat bangun.

"Zhang Yushen! Yushen Gege! Cepatlah bangun aku bilang! Ada Papah di sini, Bodoh!" Sifeng berteriak tepat di telinga his brother.

"Hentikan halusinasimu, A-Feng! Apa demammu belum turun, eo? Kemarin kamu bilang jika Xiuxiu Jiejie berada di sini. Sekarang malah kamu bilang jika Papa di sini. Itu mustahil! Sejak kapan kamu punya hobi berhalusinasi, eum?" ujar Yushen, masih dengan mata terpejam.

"A-Shen! Ini memang Papah!" Suara berat khas lelaki paruh baya mengalun.

Mata Yushen melotot seketika. Yushen buru-buru bangun dan membungkukkan badannya.

"Maafkan saya, Papah. Kapan Papah tiba di Guangzhou ini?" ucap Yushen, gugup.

"Hahaha ... kalian tidak perlu bertingkah seperti ini! Kalian tidak melakukan kesalahan apa pun, sehingga takut dihukum. Papah ke sini hanya karena rindu pada kalian."

Tuan Zhang mendekat pada Sifeng dan Yushen. Ia lalu memeluk putra-putranya. Pelukan yang sangat hangat dari seorang ayah, yang bahkan Sifeng dan Yushen lupa kapan terakhir kali mereka mendapat pelukan sehangat ini.

Mata Sifeng melirik ke arah Yushen. Pandangan mereka bertemu di balik punggung lebar Tuan Zhang.

Yushen menyipitkan mata, seolah berkata, "Apa yang dilakukan Papah di sini, heh?"

Sifeng hanya membalas dengan menaikkan kedua bahu.

***

Di tepi danau, Vin melatih kekuatan spiritualnya. Mereka memang pulang lebih dahulu ke apartemen milik keluarga Zhang, yang selama ini mereka berempat tinggali..

Yushen berkata jika masih ada urusan di hotel cabang Zhang Group. Jadi, Yushen menyuruh Manager Huo untuk mengantar Gil dan Vin pulang dulu ke apartemen.

Gil dan Vin juga sempat bertemu dengan Tuan Zhang tadi, pagi-pagi sekali. Manager Huo memperkenalkan Gil dan Vin sebagai teman dekat dari Yushen. Jadi, Tuan Zhang juga ramah pada mereka berdua.

Saat ini, Gil dan Vin masih berada di danau. Jika kesehatan Vin sudah pulih, mereka akan pulang ke alam mereka. Mereka tidak ingin merepotkan para manusia itu.

"Kak Gil, selama ini aku hanya mempelajari kekuatan elemen air. Aku belum pernah mencoba kekuatan elemen api-air secara bersamaa  yang aku miliki." Ujar Vin sambil terus memainkan jari-jemarinya di udara. Bersamaan dengan itu air danau terangkat di udara, membentuk suatu pusaran ke udara. Semakin Vin menggunakan energinya, maka pusaran air di udara itu berputar semakin kencang

"Aku juga tidak bisa mengajarimu, Vin. Hanya ayahanda yang bisa mengajari kamu." Gil tersenyum tipis, merasa konyol dengan pertanyaan adiknya. Gil saja tidak tahu jenis kekuatan besar semacam apa yang dimiliki adiknya, mana mungkin dia bisa mengajari Vin?

"Apa kamu rasa, ayahanda mau mengajariku, Kak Gil?"

"Entahlah, Vin. Kenapa tidak kamu coba tanyakan kepada ayahanda langsung saja, huh?" ucap Gil sambil masih sibuk membuat patung bentuk singa dari pahatan batu kecil. Gil ingin memberi hadiah pada manusia yang selama ini menolong mereka, Zhang Yushen dan Zhang Sifeng.

Vin terdiam sejenak. Vin takut jika harus meminta sesuatu pada ayahandanya.

Tiba-tiba, ada kumpulan kabut berwarna ungu mengitari Vin.

To be continued ....

Next chapter