MALAM
hujan deras mengguyur kota malam itu,membuat jarak pandang sedikit terganggu namun bukan berarti aktivitas casino di hentikan,casino yang cukup ramai itu nampak masih menyala terang malam itu banyak orang bertaruh disana namun dari sebrang jalan dengan guyuran hujan seorang pria memakai jubah nampak berjalan membawa Katananya di punggungnya,disusul oleh satu orang yang membawa pistol dan seseorang yang membawa Naginata,
dari wajahnya terlihat amarahnya yang mengebu-ngebu,
"maaf kamiha-eugh..."omongan penjaga itu terpotong akibat si pria itu dengan cepat menusuknya dan membuatnya tersungkur ketanah dan membuat beberapa pelanggan diluar kabur ketakutan,mereka bertiga lalu masuk kedalam casino dan berjalan santai sampai salah satu dari mereka dengan santainya naik keatas salah satu meja casino dan menarik semua perhatian,
"BAGI SEMUANYA YANG MASIH INGIN HIDUP DISEGERAKAN PERGI DARI SINI"ucap Peter
"memangnya siapa kau"tanya salah seorang pria namun tanpa basa-basi Peter langsung menembaknya hingga tewas,
"kubilang ada yang masih ingin hidup? maka keluarlah sekarang!!!!!"teriak Peter
seluruh pelanggan yang mendengar hal itu langsung berlari berhamburan keluar menyisahkan para yakuza dan ayah Koji bersama Koji dilantai atas,ayahnya lalu keluar dari ruanganya dan berdiri di balkon,
"bagaimana berunding!"tanya nya
"sebaiknya kau kabur"ucap Peter ia lalu menembak salah satu anggota dan terjadilah pertempuaran didalam casino itu,Takano lalu dengan cepat membalikan salah satu meja poker untuk dijadikan sebagai tameng ratusan peluru lalu mengarah ke mereka namun dapat tertahan karena meja poker yang mereka pakai,
Takano lalu mengaktifkan sebuah bom ditanganya dan melempar nya kearah kerumunan hingga meledak dan menyebabkan seluruh orang hancur lebur menjadi gumpalan daging tak berbentuk,mereka bertiga lalu berjalan kearah tangga lantai atas,
"bos saat anda pergi disini tidak aman"
"siapkan mobil sekarang kita pergi"ucap ayahnya Koji yang lalu pergi kearah parkiran yang berada tak jauh dari gedung,
"Peter,Zhin kalian ambil bagian bawah"ucap Takano
mereka berdua yang mendengar hal itu langsung mengagguk dan berjalan kearah dapur yang tak jauh dari situ,Peter lalu melihat Takano memutar Katananya layaknya sebuah pensil,
"dia memutarnya"ucap Peter
"dia pasti sangat marah"ucap Zhin mereka lalu memasuki dapur yang didalamnya sudah bersiap segerombolan pria bersenjata pedang, Wakizashi dan lainya,mereka lalu menyerang mereka berdua secara bersamaaan,Zhin yang melihat hal itu langsung melompat keatas meja dapur dan berlari disusuls salah seorang pria naik dengan membawa kapak ditanganya mencoba menyerang Zhin namun Zhin yang ahli dalam bertarung dapat merobek perutnya dengan sangat mudah disusul oleh Peter yang sibuk menembaki pria yang menggunakan pistol sebagai senjatanya,
"awas Zhin!"teriak Peter memperingatinya
namun Zhin yang telat menanggapi Peter secara tiba-tiba sebuah panci besar menghantam kepalanya hingga membuatnya terjatuh dari atas meja
"wow apa itu"ucap Zhin ia lalu berdiri dan berlari kearah orang yang menghantamnya tadi dan menebas lehernya hingga ia tewas ia lalu berbalik dan menendang salah seorang pria dan dengan reflek menangkis salah satu pria yang mencoba menebasnya menggunakan katana miliknya,pertarungan itu terjadi cukup lama sampai menjadikan ruangan dapur yang tadinya putih bersih menjadi merah darah,
yang awalnya para yakuza itu merasa diatas sekarang keadaan berbalik diruangan itu hanya terdengar suara jeritan dari anggota yakuza yang berhasil dihabisi oleh Peter dan Zhin,tak berselang lama mereka keluar dengan Zhin yang nampak sedang mengelap darah diwajahnya,
"jadi kita tinggal menunggu Takano"ucap Peter
"ya kurasa begitu"ucap Zhin
"disana!!!"teriak anggota seorang pria yang berlari kearah mereka disusul oleh sekelompok pria lain yang berlari kearahnya,
"sekali lagi"ucap Zhin
"lets do it"jawab Peter
SEMENTARA ITU LORONG LANTAI ATAS
"bunuh dia ce egh!"omongan pria itu terputus ketika Takano berhasil menggorok lehernya,
"bos cepat kemari"teriak salah satu anggota yang membimbing Koji dan ayahnya untuk kabur
Takano yang mendengar hal itu langsung mempercepat gerakanya agar tidak tertinggal dari mereka,satu persatu anak buah mereka dihabisi mereka yang awalnya yakin akan menang sangat mudah malah dibuat kewalahan hanya dengan mereka bertiga,lorong yang tadinya rapih sekarang penuh dengan mayat,para anggota yang tersisa hanya bisa terus menyerang walaupun mereka tahu mereka akan mati,
Koji dan ayahnya lalu sampai di tangga darurat gedung mereka lalu menuruni tangga dengan didampingi oleh beberapa anggota ke lantai bawah,sesampainya dibawah Koji seketika didorong menjauh oleh ayahnya,
"ini ulahmu nak, kau harus membereskanya sendiri"ucap ayahnya Koji ia lalu memberikan Koji sebuah pistol,
"tapi ayah aku akan"
"itu resikomu,karena dirimu aku hancur dasar anak manja"ucap sang ayah"tenang saja 2 anak buahku akan menemanimu"ia lalu berjalan sendiri menjauh dari Koji,ia lalu berlari kecil dan mencari mobilnya ia lalu menemukanya namun saat dia masuk dia secara tiba-tiba melihat seorang duduk di sampingnya,
"mati kau"ucap Dinata
"aah!"naas sang bos itu hanya bisa berteriak namun tidak dapat didengar dari luar,
sementara itu di parkiran belakang gedung terlihat sang anak ketakutan ketika melihhat Takano melumpuhkan 2 orang pengawal ayahnya,ia lalu menodong Takano dengan pistol yang diberikan ayahnya,
"aku tidak bermaksud melakukan itu"ucap Koji"maafkan aku mungkin jika aku tidak menusuknya ini tidak akan terjadi"ucapnya memohon namun Takano tidak memperdulikanya ia terus berjalan sambil menyeret Katananya,
Koji yang sudah ketakutan lalu menekan pelatuk pistolnya namun secara tiba-tiba sebuah proyektil peluru menembus tanganya dan membuat tembakanya meleset,ia lalu melihat Peter yang masih menodongnya dengan Zhin dibelakangnya,
"tunggu kita bisa bernegosiasi kan?"tanya Koji sambil menahan sakit yang diakibatkan luka tembak di pergelangan tanganya"kumohon beri aku kesempatan"
Takano yang tidak memperdulikanya lagi dengan brutal mencabik-cabik kepala Koji secara terus menerus sampai terdengar erangan kesakitan Koji, Peter hanya bisa berbalik karena tidak kuat melihat kesadisan Takano sedang kan Zhin hanya memalingkan kepalanya sambil menutup matanya menggunakan tanganya
10 menit kemudian Takano yang sudah selesai menghabisi Koji berjalan menghampiri kawanya yang masih memalingkan wajah mereka,
"boleh aku minta tisu?"tanya Takano
Peter yang mendengar hal itu langsung memberikanya sebuah serbet yang ia bawa"pakai saja serbetnya lalu kau buang"mereka berdua lalu kembali memalingkan wajahnya ke arah Takano dan terkejut melihat mayat Koji dengan kepala yang sudah tidak berbentuk lagi,
"terima kasih"jawab Takano sambil mengelap tanganya yang penuh darah,
"dimana ayahnya?"
"maksudmu?"Peter lalu mengingat sesuatu"oh bos nya,yang kau maksud"
"ya dimana bos itu"
"dia ada di dalam mobilnya ku dengar dari sala satu anggota mereka dia ada di gedung parkiran sebrang,"Peter lalu menunjuk gedung sebrang
"mobil?"
"sedan putih mereka Toyoba"ucap Peter
Takano yang mendengar itu langsung berlari masuk kedalam gedung itu meninggalkan Zhin dan Peterberdua
"jadi apa yang akan kita lakukan dengan mayat ini?"tanya Zhin sambil memandangi mayat Koji yang mengerikan,
"kenapa tidak kau bakar saja"ucap Dinata dari atas tiang listrik sontak hal itu membuat mereka berdua terkaget dan terfokus kearahnya"lama tak bertemu Zhin"
"dasar! apa yang kau lakukan disini"
"aku? aku hanya mau menonton salah satu dari kalian meledak,"ucap Dinata ia lalu turun dari atas tiang dan mengeluarkan mandau miliknya"kudengar Yuka terluka jadi kubantu kalian melakukan balas dendam
"tunggu sebentar salah satu dari kita?"seketika Peter tersadar sesuatu"Zhin! Takano dalam bahaya"
"apa!"mereka berdua lalu berlari kearah pintu masuk parkiran namun dihadang oleh Dinata,
"sepertinya kita harus melakukan sedikit permainan disini"Dinata lalu menodongnkan mandaunya kearah mereka berdua"mari kita mulai!",
lantai 3 parkiran
"dimana dia"ucap Takano sambil membanting salah satu pintu mobil sedan berwarna putih,ia lalu berlari kembali sampai ia berhenti di salah satu barisan parkiran yang hanya memilik 1 mobil sedan berwarna putih,ia lalu menghampiri mobil itu dan memecahkan kacanya,
"euuueueuueueu..."terdengar suara seorang pria yang sedang berteriak namun nampaknya mulutnya tersumpal sesuatu,
"jangan-jangan"Takano lalu menurunkan kepalanya dan betapa kagetnya dia ketika melihat sang bos yang tanganya sudah terpaku di setiran dengan 1 bom tersumpal dimulut dan dua lagi terpaku di betisnya,
beep-beep-beep!
"suara apa itu"batin Takano ia lalu melihat radio mobil yang nampak sedang menghitung mundur sebuah angka dan disitulah dia tersadar bahwa ini adalah jebakan,
"uooolong hkuuuuu"ucap bos itu yang mulutnya tersumpal oleh bom
namun Takano tidak memperdulikanya ia lalu berlari menjauhi mobil itu dan tak tak berselang lama meledaklah mobil itu disusul oleh beberapa mobil disebelahnya,
membuat Takano terpental hingga jatuh kelantai bawah,ia lalu berusaha berdiri dengan dibantu katananya,
"sial! ini pasti ulahnya"ucap Takano ia lalu tersungkur kembali karena kakinya yang sakit akibat terjatuh dari lantai atas,ia lalu berjalan dengan tiarap sambil menyeret kakinya yang terluka,
beep-beep-beep
ia lalu mendengar suara beep itu lagi"oh shit"Takano lalu mengawasi sekitar dan melihat banyak bom terikat di dinding gedung
,ia lalu mencoba berdiri dan memaksakan kakinya yang sakit untuk berjalan ia lalu berjalan pincang kearah luar parkiran dan memanjat salah satu tembok tinggi dan keluar melalui celah yang berada diatasnya,sesampainya di luar dia kembali berjalan dengan picang menjauhi gedung,
dan secara bersamaan sebuah ledakan terjadi malam itu,malam yang sunyi menjadi ribut hanya karena sebuah ledakan besar,sebuah asap terlihat dari jauh para pemadam kebakaran sudah bersiap pergi sementara didekat ledakan itu terlihat Takano yang pingsan karena ikut terpental karena ledakan itu,
"syukurlah kau masih hidup"ucap Zhin yang menemukan Takano tergeletak tak sadarkan diri"oey Peter kau sebaiknya membantuku"
Peter lalu menghampiri Zhin dan membantunya menggotong Takano,dan membawanya pergi menjauh dari tkp namun sebelum itu Peter terlebih dahulu menekan sebuah tombol yang mengakibatkan casino milik ayahnya Koji meledak sekaligus menghapus jejak mereka,
"Zhin apa kau punya perban?"tanya Peter
"tidak tapi aku punya serbet"jawab Zhin sambil memberikanya serbet itu
Peter lalu menerimanya dan mengikat pergelangan tanganya yang terluka akibat tebasan dari Dinata,mereka lalu berjalan menyusuri kota sementara itu dibalik bayang-bayang kota,disebuah atap geudng Dinata nampak memandangi para pemadam kebakaran yang sedang memadamkan api,
"mungkin lain kali"ucap Dinata ia lalu beranjak dari tempatnya dan mengelap darah di mandaunya"tak kusangka mereka masih sama seperti dulu"ia lalu tersenyum dan berjalan santai ke arah belakang gedung.