"Maafkan saya … saya tidak bermaksud membentak Anda. Maaf, saya tidak pernah ingin membuat Anda terkejut seperti tadi. Saya hanya … saya tidak tahu juga, ada apa yang salah dengan diri saya." Kieran terlihat cukup frustasi dengan dirinya sendiri, ia bahkan menunduk dalam dan meletakan kepalanya di bahu sang nona. Dracella dibuat semakin membeku karena posisi mereka saat ini yang hampir tidak memiliki jarak, "Kieran …?"
"Apakah Anda benar-benar harus pergi kesana? Jangan pergi ke tempat duke," lirih Kieran. Dracella sama sekali tidak menyangka akan melihat sisi lain dari sang butler. Ia merasa iblis di hadapannya ini adalah sosok yang penuh dengan teka-teki. Apa yang terkadang diperlihatkannya terkadang hanya sebuah ilusi semata, termasuk emosi juga perasaan. Mungkin itulah yang menyebabkan Dracella merasa terkejut.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com