"Lalu bagaimana dengan paman dan sepupu-sepupu Dante?", tanya Adrian satu-satunya pria yang ikut duduk mendengarkan gossip Luna dan kawan-kawan. Adrian yang dari tadi hanya diam mendengarkan cerita Luna, dibuat penasaran. Bukankah dari yang aku dengar sampai saat ini surat wasiat Widanta Jaya belum dibacakan ujar Adrian.
Tiara makan dalam diam tidak peduli dengan apa yang mereka bicarakan. Lagipula perutnya lebih penting daripada siapa yang mendapatkan semua kekayaan Widanta Jaya, dasar mereka ini apa pentingnya juga mereka membahas masalah harta milik orang lain bukankan seharusnya mereka sibuk mengurus pekerjaan mereka saja. Pembahasan tidak berguna batin Tiara yang tetap setia menyantap makan siangnya sambil menatap lurus kedapan.
"Itu benar Adrian, tapi beredar berita kedua putra Widanta tidak mendapatkan apa-apa dari semua kekayaan Widanta Jaya!".
"Itu tidak mungkin Luna!", kali ini Siska ikut bersuara.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com