Tiara mendengus tidak suka. Tiara keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi menutupi tubuhnya. Ayolah siapa yang percaya diri melengong dengan pakaian kurang bahan seperti itu dan Dante menginginkan Tiara mengenakan pakaian mengerikan itu setiap kali Dante menginginkan tubuhnya. Oh God apa masih tidak cukup hanya menjadi pelacur Dante dan sekarang aku harus menggunakan kain kurang bahan ini sebagai seragam.
Dante menaikkan satu alis melihat Tiara yang tampak canggung. Aku sudah mengatakan dengan jelas kalau aku ingin melihatmu mengenakan lingerie Tiara. Apa kau mencoba memancingku untuk bermain kasar Tiara!.
"Bukan begitu…". Cicit Tiara sangat pelan. Aku malu Dante, lingerie ini tidak menutupi bagian tubuhku sedikitpun. Itu terlihat sangat memalukan dan juga menjijikan.
Dante menahan kesal. Karena harus terus berdebat. Lalu apa masalahmu?
"Sudah aku katakan aku itu memalukan". Apa kau tuli Dante?. Tiara mulai kesal dengan sikap bossy Dante.
"Lepas jubah mandimu, Tiara!". Perintah Dante dengan suara tajam.
Tiara menutup mata saat jubah mandi yang tadi menutupi tubuhnya terjatuh di atas kedua kakinya.
"Buka matamu Tiara!".
"Wajah Tiara memerah menahan malu".
"Berputarlah aku ingin melihatmu!".
Tiara mengeleng.
"Aku ingin kau berputar Tiara?"
Tiara berputar perlahan-lahan.
"Cukup". Dante memeluk pingang Tiara. Aku sudah tidak sabar memasuki milikmu dengan keras Tiara, milikku sudah berdiri tegak melihat tubuh indahmu. Jangan ketakutan seperti itu sayang aku akan membuatmu berteriak nikmat lebih nikmat dari kemarin.
Dante mengecup bahu Tiara mengigitnya lembut. Aku suka melihatmu mengenakan lingerie Tiara. Suara Dante serak serat dengan gairah. Aku akan membelikanmu lebih banyak lagi lingerie. Aku cukup beruntung kemarin, bercinta dengan seorang perawan. Berapa usiamu Tiara?
"Dua puluh tujuh tahun". Tiara bergidik menerima setiap sentuhan Dante. Tubuh Tiara merespon dengan baik setiap sentuhan Dante
"Bagaimana bisa kau masih perawan diusia dua puluh tujuh tahun". Apa kau tidak memiliki seorang pacar?.
"Aku menjalin hubungan dengan beberapa pria", tapi bukan berarti aku harus tidur dengan mereka.
"Dante menjilat telinga bagian dalam Tiara. Menarik sekali, kenapa?"
"Aaah….Tiara mendesah. Karena aku ingin mempersembahkan milikku yang sangat berharga pada seseorang yang akan jadi suamiku.
Dante tersenyum. Keinginanmu terkabul karena kau memerikannya padaku suamimu.
"Apa anda lupa ingatan, sir". Aku tidak mempersembahkannya pada anda tuan Dante yang terhormat. Kau merampasnya dengan paksa.
Dante mengerakan tangannya meremas dua bukit kembar Tiara. Aku merasa tidak seperti itu, kemarin kau juga menikmati percintaan kita Tiara… Kau mendesah dan meneriakkan namaku berkali-kali sayang?
Tiara berdehem membersikan tengorokannya. Kau memaksaku Dante!.
"Sudahlah aku tidak ingin mendebatnya, sekarang kau isteriku, tugasmu adalah melayaniku memenuhi kebutuhan biologisku, karena kau pemula aku akan mengajarkanmu bagaimana caranya menyenangkanku". "Berlutut Tiara!".
"Apa?"
"Berlutut, sekarang sentuh milikku!". Tiara mengeleng. "Lakukan", bentak Dante. Tiara terkejut melihat ereksi Dante yang sudah tegak sempurna. Gunakan tanganmu untuk mengelusnya dengan gerakan maju mundur..
"Tapi….!!".
"Lakukan". Perintah Dante tidak ingin dibantah. Ya benar seperti itu. Lakukan dengan lebih kembut lagi Tiara. Ya begitu… sekarang aku ingin kau gunakan lidahmu.
Tiara mengeleng. Itu menjijikan. Aku tidak mau melakukannya.
"Jilat Tiara !". Tiara bergeming. "Tiara… !" geram Dante tidak sabar. Bayangkan kalau saat ini kau sedang mengulum permen lollipop kesukaanmu.
Tiara menjulurkan lidahnya ragu-ragu. Rasahnya terasa aneh dilidah Tiara.
"Umm…", Dante mendesah, merasakan hangatnya mulut Tiara membungkus miliknya. Ooauhhh ya sayang itu sangat nikmat... Umm….isap sayang". Tiara tersedak karena ukuran milik Dante yang besar memenuhi mulutnya.
"Huk…huk…",Tiara mengeleng. Merasa tidak sanggup lagi meneruskannya. Rasanya benar-benar aneh dan Tiara merasa jijik.
Dante tidak memperdulikan ketidaknyamanan Tiara. Dante tetap mendorong keluar masuk miliknya kedalam mulut Tiara sesekali bibir Dante mendesah nikmat.
"Ya sayang umm…ya hisap… Ouhhh…ini sangat nikmat Tiara ouhh kau sangat cepat belajar, ouhhh….ummm….cukup… Aku akan memberimu kenikmatan yang sama. Dante membaringkan Tiara dengan lembut. Mengecup lembut ujung bibir Tiara. Dante meremas bokong Tiara. Ini akan sangat menyenangkan Tiara. Dante menurunkan mulutnya yang panas melumat bibir Tiara. Memainkan lidahnya, mengecap seluruh bagian mulut Tiara dan tangannya bergerilya di payudara Tiara, memberi banyak ransangan di tiap titik ransang tubuh Tiara. Dante mempelajari setiap inci tubuh Tiara. Sebuah suara desahan lolos dari mulut Tiara.
Kali ini mulut Dante mengantikan tangannya. Menjilat-jilat puting Tiara, memainkan lidahnya menghisap rakus puting Tiara.
Lagi-lagi Tiara mendesah nikmat. Tiara tidak bisa memungkiri gairahnya. Apapun yang dilakukan Dante pada tubuhnya membuat Tiara terbakar.
Satu jari Dante memasuki kewanitaan Tiara. Bermain dengan klitoris Tiara sebelum keluar masuk kedalam lubang kenikmatan Tiara.
"Aarggg…emmmm". Tiara mendesah panjang, tangannya meremas seprei menahan gairah yang ditimbulkan sensasi lidah Dante. Gairah mengambil ahli tubuh Tiara. Saat ini Tiara mengerang keras tidak tahu malu akibat ransangan-ransangan yang dilakukan Dante pada tubuhnya.
Selesai dengan kedua puting Tiara, Dante menurunkan mulutnya ke kewanitaan Tiara, menjilat dan menghisap. "Aahhh…ohhh", Tiara berteriak saking terkejutnya dengan perbuatan mulut Dante
"Dante hentikan!". Tiara mencoba menjauhkan diri dari Dante. Tiara merasa apa yang dilakukan Dante sangat memalukan. Bagaimana bisa Dante menjilatinya dibagian itu.
Dante menahan kedua paha Tiara agar tetap membuka. Belum Tiara, aku akan membuatmu orgasme hanya dengan mulutku.
"Ouhh..ouh…ahhhhh..Dante". Tubuh Tiara semakin mengelinjang merasakan semua kemikmatan yang diberikan jari dan mulut Dante. Mulut Tiara tidak bisa berhenti berteriak dan mendesah.
"Ya Tiara lepaskan jangan ditahan sayang?". Dante meneruskan aksinya.
"Oouhh….ouhhh…Danteeeee…!,Tiara meneriakkan nama Dante dengan keras.
"Ya sayang sekarang giliran juniorku membuatmu berteriak nikmat". Dante mendorong ereksinya memenuhi kewanitaan Tiara yang sudah sangat siap menyambut miliknya. Dante terus bergerak di atas tubuh Tiara. Menghujamnya perlahan dengan ritme yang teratur. Saat orgasme Tiara mulai terbangun, Dante memompa lebih keras dan lebih keras lagi mengejar kenikmatan mereka bersama.
"Aaahhhh erang Tiara membuat Dante tersenyum". Mereka melakukannya sudah lebih dari satu jam. Tiara tidak tahu sudah berapa kali mengalami orgasme. Tubuh Tiara sangat lelah tulang-tulangnya terasa remuk. Dante masih terus bergerak memompa miliknya. Aaahhh...ohhh Danttee..!!". lagi-lagi Tiara berteriak saat mendapatkan kepuasannya.
Dante menghujam milik Tiara semakin keras dan cepat mengejar kenikmatannya sendiri sebelum akhirnya Dante mengeram dalam arghhhhhhh. Dante mencapai klimaksnya. Sial milikmu sangat nikmat Tiara. Napas Dante terengah-engah tubuhnya basah oleh keringat.
Setelah napasnya kembali teratur Dante mendorong tubuh Tiara menjauh. Kembali ke sofa bed. Aku tidak ingin kau tidur ditempat tidurku. Tiara merangkak ke sofa bed dan membaringkan tubuh lelahnya.
"Aku benar-benar seperti seorang pelacur". Setelah mengatakan itu Tiara jatuh dalam tidur nyenyaknya. Tiara benar-benar kelelahan melayani gairah Dante yang tampak tak berujung.
Tiara menguap panjang. Merasa tubuhnya benar-benar pegal dimana-mana. Tiara meringis kesakitan saat akan turun dari sofa bed.
Dante tertawa bangga melihat penderitaan Tiara. Tampaknya aku berhasil membuatmu kesulitan berjalan
Tiara mendengus tidak suka mendengar perkataan Dante, anda telihat sangat bangga akan hal itu sir, sindir Tiara. Tiara melihat Dante yang sudah rapih dengan stelan mahalnya, berbanding terbalik dengan Tiara yang masih telanjang dibalik selimut dan terlihat sangat kacau.
"Aku bukan pemalas sepertimu". Dante merapikan penampilannya. Mengabaikan pemandangan tidak enak dipandang mata dimana Tiara tampak berantakan dengan rambut kusut dan wajah kelelahan.