"Hihihi... Anak muda ini sangat sopan sekali." Bang Seok melangkah menghampiri Chen. "Ye Shang. Ini bukan salahmu tapi ini atas perbuatan bodohnya Han Song. Ini bukan pertama kalinya dia membuat ulah di tempat ini. Bahkan di tempat lain pun pernah dilakukannya termasuk di Rumah Lelang. Lagi pula saya tidak keberatan karena 10% Uang yang berputar dalam taruhan masuk ke dalam akun ku. Begitulah perjanjian yang kami sepakati bersama tanpa hitam diatas putih."
Sebuah perjanjian secara harafiah tanpa surat tertulis. Pantas saja Bang Seok tidak keberatan tempatnya diperlakukan sebagai tempat judi.
Buat mereka semua ini bukan hal yang baru tapi tidak demikian bagi Chen. Meskipun dia hidup cukup lama nama tidak pernah dia melihat pertaruhan yang dilakukan secara spontanitas dengan jumlah yang besar.
Mereka semua yang ada disini bukan hanya saling kenal tapi memiliki hubungan persahabatan yang sangat baik. Seperti Bang Seok dengan Han Song yang saling menggoda, Ko The yang disindir tubuhnya yang kerdil, pertarungan Han Song dengan Bha Gong. Perselisihan antara Bang Seok dengan Youmei. Itu semua menjelaskan kalau mereka semua saling berhubungan baik. Hubungan baik yang terjadi diantara mereka semua berdasarkan sering terjadinya kerja sama.
Fang Jie Seorang pengusaha dan pemilik tambang, Bang Seok juga merupakan penjual, Bho Gong seorang pemburu yang sering memesan alat perangkap, Han Song seorang Pedagang selalu mencari peluang kesempatan dalam mengeruk keuntungan dan Rumah Pelelangan Hong. Mereka semua dikatakan sebagai golongan putih.
Setiap acara Pelelangan tahunan biasanya mereka semua berkumpul.
Yang tidak tergabung dengan mereka adalah Xing Yang. Untuk Pelelangan Tahun ini yang tidak diduga kedatangannya adalah Sing Poa, Tiga Harimau dan Malaikat Pembunuh.
Xing Yang yang berada di kota ini juga jarang bergaul bersama yang lainnya. Pengusaha obat ini selalu menjaga jarak. Saat ini dia masih dikatakan bagian dalam golongan putih karena belum ada yang tahu tentang dia yang sebenarnya yang merupakan bagian dalam pemberontak kerajaan. Dia juga tergabung dalam Kelompok Bambu Merah, salah satu organisasi bawah tanah yang bertujuan menggulingkan kaisar dari tahta nya.
Hubungan kerja sama dan persahabatan para golongan putih sangat baik. Baik dalam kerja sama usaha maupun dalam menggalang komunitas.
Yang sebelumnya Chen tidak berpihak dimanapun, agar dirinya bebas bergerak, tapi sekarang dia berpikir untuk tergabung dengan para golongan putih. Ada banyak keuntungan yang bisa diambil di masa depan. Dengan berkurangnya musuh maka dia dapat melakukan explorasi sumber daya alam untuk meningkatkan kekuatannya mencapai tingkat Immortal sesuai keinginan Dewa Ye Shang.
Sudah saatnya mengemban misi utama Ye Shang sebagai prioritas dan menomor dua kan segala urusan balas dendam.
"Saya juga menghaturkan terima kasih kepada semua sahabat yang telah terlibat dan berpartisipasi dalam pertaruhan spontanitas ini." Chen selanjutnya menggunakan kata 'sahabat' dalam ucapannya. "Sebagai rasa terima kasih saya, ijin kan kiranya saya yang masih muda ini mentraktir semua orang yang disini untuk minum arak di kedai terdekat."
Ucapannya kali ini mendapatkan sambutan hangat dari semua orang di tempat ini.
"Saudara Ye Shang, Saya Fang Jie menghormati anda meskipun terlihat muda namun memiliki wawasan dan pergaulan yang luas. Saya menerima undangan Saudara sekaligus menghaturkan permohonan maaf atas kesalahan yang di perbuat Puteri saya. Mohon di maklumkan karena Puteri saya ini sangat dimanja dan belum memiliki pengalaman seperi Saudara."
Fang Yun buang muka.
Fang Jie tahu kalau Chen yang masih muda ingin menjalin kerja sama dari berbagai pihak. Pria gagah inipun juga bukan hanya ahli bela diri tapi juga seorang pebisnis unggul. Jadi saling mengenal adalah langkah terbaik untuk dapat berhubungan untuk saling menguntungkan.
"Seperti pepatah mengatakan, jangan menilai dari kulit luarnya. Demikianlah kenyataannya saat ini. Generasi muda yang berbakat akan mulai menonjol saat ini. Masih muda, pandai, rendah hati dan sangat santun perilakunya." Ucap Ko The yang mengakui kalau dirinya masih kalah dalam hal penilaian. "Ijinkan saya bertanya sedikit jika berkenan saudara Ye Shang bisa menjawabnya."
"Silahkan, Jangan sungkan."
Ko The melempar pedang yang berada di tangannya kepada Chen. Ko The pun juga ingin melihat seberapa tingginya anak muda yang memiliki penglihatan bagus. Apakah layak disanjung sampai ke atas gunung atau hanya sebuah bukit tandus saja.
"Bagaimana Menurut Penilaian Saudara Ye Shang mengenai pedangku ini."
Chen menangkapnya lalu melepaskan dari sarungnya. Pedang yang sangat tajam, mengkilat dan berwarna agak kemerahan.
Dia juga sangat menyadari kalau dirinya sedang di uji oleh penempa pendek inj. Kali ini dia sudah tidak bisa bersembunyi lagi. Sudah saat nya membuat rantai ikatan yang baru dengan para golongan putih. Kalau tidak menonjolkan diri maka akan terhilang.
"Pedang baik. Golden Core peringkat Epik. Dibuat dari batu yang tertanam di gunung berapi Kaynoa sehingga memiliki aura api. Bahan ini disebut Besi Bara Kaynoa . Jika si pengguna memiliki atribut api maka pedang inipun akan mengeluarkan api yang besar."
Ko The menepuk tangan tanda kekaguman karena dapat mengenal pedangnya. Itu artinya Chen dianggap seorang penempa.
"Tapi maaf Tuan Ko The. Kalau boleh saya mengemukakan pendapat saya. Pedang ini bisa memiliki kekuatan yang lebih besar dua kali lipat lagi."
"Tolong Jelaskan." Ko The menarikkan alis matanya.
"Besi Bara Merah ini memang kuat dalam elemen api. Penyebab Gunung Kaynoa meletus dan membunuh banyak penduduk itu di sebabkan oleh adanya udara yang masuk kedalam kawah. Udara itu menjadi uap panas dan menghancurkan puncak gunung hingga terjadilah letusan itu. Sebelum mengeluarkan lava, yang keluar terlebih dahulu adalah udara panas yang berbentuk uap hitam. Jadi jika Besi Bara Kaynoa ini dicampur dengan besi yang mengandung elemen angin akan memiliki kekuatan dahsyat yang mengandung unsur dorongan yang kuat."
Ko The tertegun sejenak. Seorang ahli tempa jarang melakukan pencampuran. jika Mencampur dua jenis besi akan mengurangi kualitas suatu bahan. Hasilnya tidak murni dan kekuatannya akan merosot. Menurut Ko The, Ada dua kemungkinan kenapa pemuda ini mengatakan demikian. pemuda itu seorang yang biasa saja dan seenaknya sembarang bicara atau dia sedang mengerjai dirinya.
"Hahahah... Sepertinya Saudara Ye Shang suka bercanda."
"Saya tahu apa yang Tuan Ko The pikirkan." Chen mengembalikan pedang. "Sekarang coba ambil pedang yang ber elemen angin kemudian dempetkan keduanya. Lalu coba Tuan Ko The menyalurkan atribut api tersebut ke dalam kedua pedang tersebut."
Ko The menerima kembali pedangnya. Tapi hatinya masih gelisah. Jika dia melakukan apa yang di katakan Chen dan tidak terjadi apa apa maka orang akan menertawakannya karena di kerjai oleh anak muda. Setelah berdiam beberapa detik, Ko The memutuskan.
"Sudahlah tidak usah di teruskan. Aku ini bukan anak anak, jangan mempermalukan ku di depan orang." Wajah Kote mengkerut menandakan menahan emosi."
"Kalau Tuan Ko The tidak percaya, begini saja. Aku akan memberikan semua hasil kemenangan yang didapatkan oleh ...ehh... Kakak Youmei." Awalnya memang agak ragu untuk memanggil kakak di depan umum.
Youmei hanya tersenyum.
Kembali suasana tegang hadir ditengah para petaruh ini. Apakah itu benar atau tidak. Tapi berani mempertaruhkan harta, ini jelas bukan candaan.