webnovel

Orang yang Lebih Menawan Daripada Bunga

Editor: Wave Literature

Li Yuan memeluk Shen Xi sambil berkata, "Maaf, aku terlambat."

Li Yuan memandang keluarga Su seolah-olah ia sedang melihat sekelompok semut mol, "Kalian jangan khawatir, aku akan menggunakan seluruh keluarga Su untuk penguburannya!"

Dua hari kemudian, keluarga Su meninggal, menggila.

Pada saat itu, Shen Xi langsung membuat keputusan.

Jika ada kehidupan setelah kematian, Shen Xi pasti akan melakukan semua yang ia bisa untuk membalas kebaikan Li Yuan.

Shen Xi sedang berpikir, kemudian tatapan dingin tiba-tiba menyapu yang membuat tubuhnya gemetar. Ia pun mendongak, tatapannya bersentuhan dengan mata pria yang dalam dan dingin itu.

Mata pria itu panjang dan tipis, ekor mata di wajah tampannya terangkat dan membuatnya terlihat begitu menawan.

Tapi tatapan pria itu sangat dingin dan menusuk. Jauh di dalam matanya, ada kesunyian dan kesepian yang tak ada habisnya, sedalam genangan air mati yang tak pernah membuahkan riak setitik pun.

Tatapan itu membuat Shen Xi merasa seolah tubuhnya sedang terjatuh kedalam lubang es, sekujur tubuhnya seakan kaku kedinginan.

Terlihat sebuah keletihan yang kuat di sana, seperti di ambang hidup dan mati, serta ketidakpedulian terhadap kehidupan membuat Shen Xi merasa lebih tertekan daripada terkejut.

Seolah-olah tidak ada di dunia ini yang sepadan dengan kasih sayang dan perasaan yang ditinggalkan Li Yuan.

Li Yuan hidup, namun sudah seperti orang mati.

Li Yuan menatap gadis kecil di dinding itu. Gadis itu seperti ketakutan karena tatapannya, setengah kepalanya menyusup ke belakang dinding.

Setelah pertemuan yang baik, Li Yuan mendengar suara di seberang dinding.

"Kakak, hari ini kamu baru saja pindah ke tempat ini, aku adalah tetanggamu," ucap Shen Xi yang tiba-tiba berdiri. Ia bersuara dengan jernih dan ceria seperti burung kenari berwarna kuning.

Waktu itu, jika saja Shen Xi tidak kembali ke rumah keluarga Su, atau bahkan jika ia kembali sekali saja, mungkin ia tidak akan bertemu dengan Li Yuan sampai ia sekarat dan meninggal.

Li Yuan tidak berbicara, matanya hanya melirik Shen Xi dengan acuh tak acuh.

Sinar matahari senja memancarkan warna jingga yang hangat menyinari gadis kecil itu. Shen Xi yang berpakaian merah dengan setia memegang pot bunga merah di tangannya.

Bunga yang indah dengan gadis kecil yang lebih lembut daripada bunga yang ia pegang.

Pada momen ini, Li Yuan merasakan sebuah ketukan pada hatinya yang telah lama terdiam.

"Aku ingin memberikanmu hadiah sebagai penanda rumah barumu!" kata Shen Xi sambil memegang bunga itu dengan senyuman bahagia dan manis di wajahnya. "Kakak, semoga bahagia dengan rumah barumu!"

Bagian bawah mata Li Yuan tampak tidak berubah, seperti es yang membeku selama ribuan tahun, dan tidak dapat menimbulkan riak sedikit pun.

"Kakak, aku akan memberikan ini dengan tali, kamu terima, ya!" Tanpa ada jawaban apapun, Shen Xi merasa itu berarti tidak masalah. Ia menurunkan pot bunga dengan benar dan meletakkannya dengan hati-hati dengan tali.

Li Yuan memperhatikan gadis kecil yang sudah membuat keputusannya sendiri itu ketika meletakkan bunga, ia pun mendorong kursi rodanya ke depan untuk menangkap pot bunga itu.

Bunga-bunga kecil yang terangkai menjadi gugusan kompleks berwarna merah, seperti bintang di langit yang sangat indah.

Di tengah musim dingin, bunga-bunga indah seperti ini bisa dirawat dan ditumbuhkan dengan baik. Dapat terlihat bahwa orang yang merawat bunga seperti ini adalah orang yang sangat menyukai bunga.

"Kakak, namaku Shen Xi. Siapa namamu?" Shen Xi menarik tali itu dan menggantungkannya langsung di lehernya.

Li Yuan tidak menjawab, ia hanya melihat bunga di tangannya.

Mungkin karena sudah lama tidak berbicara dengan orang luar.

Mungkin Shen Xi terlihat mirip dengan anak gadis kecilnya, jadinya ia tidak menunjukkan sifatnya yang mudah marah.

Next chapter