webnovel

Chapter 6 : Song Tianchen

Ger Tong dan suaminya tahu bagaimana menderitanya Yan Mao ketika suaminya berada dimedan perang. Terkadang disaat tersulit, Ger Tong akan membantu Yan Mao. Karena suaminya bekerja di sebuah restoran sebagai penjaga toko. Gajinya perbulan adalah 3 tael perak. Itu benar-benar bayaran yang sangat tinggi.

Ger Tong bisa menghemat banyak uang, dia juga punya putra yang berumur 6 tahun dan sekarang sedang bersekolah. Karena sekolahnya sangat jauh, dia akhirnya menyewa tempat tinggal di sekolahan dan membiarkan putranya belajar di sana.

Pria itu tersenyum. "Apakah Ger Mao ada di rumah kita?"

Ger Tong menganggukkan kepalanya. "Ya, aku mengatakan bahwa kamu akan memberi sesuatu pada Dabao dan Erbao. Jadi kedua anak itu menahan Daddy mereka."

Suaminya tersenyum. "Sebenarnya jika mereka tidak datang, aku akan memintamu dan A-Xie untuk memberikan hadiah ini."

Ger Tong tertawa kecil. "Kalau begitu cepat makan. Temui mereka."

Suami itu menganggukkan kepalanya. Dia menghabiskan nasinya. Malam ini, dengan pasta yang diberikan oleh Yan Mao. Makan malam terasa lebih enak. Ketika mereka selesai Ger Tong dan suaminya datang.

Ger Tong melihat bahwa 4 orang ini berbicara. Mereka segera tersenyum. "A-Mao, maaf membuatmu menunggu."

Yan Mao segera menggelengkan kepalanya. "Sama sekali tidak menunggu lama. Senang rasanya mengobrol dengan A-Xie."

Wajah Ger Xie sangat memerah. Dia terlihat lebih cantik ketika dia tersenyum dan memerah. Suami Ger Tong berbicara. "Ger Mao, aku mendengar bahwa kamu akan menjual makanan yang kamu buat sendiri. Apa itu?"

Yan Mao tersenyum. "Saudara Wu, itu adalah pasta paprika, bahan dasarnya adalah paprika."

Suami Ger Tong, Wu Nian adalah penjaga toko sebuah restoran kecil, meskipun kecil, dia memiliki banyak cabang. Bahkan cabangnya sampai ke ibu kota. Cabang di sini adalah yang terkecil.

Keuntungan memberikan pasta paprika ini adalah untuk melihat apakah Wu Nian tertarik dengan pasta paprika. Ketika Wu Nian mendengarnya, dia sedikit terkejut. Bahan dasarnya adalah paprika.

Namun dia tidak tertarik untuk bahannya, lalu dia berbicara. "Apakah kamu akan menjualnya besok? Kebetulan boss kami sedang berada di restoran. Kamu datang saja padaku besok aku akan membawamu ke boss."

Yan Mao segera senang. Dia menganggukkan kepalanya. "Aku sangat senang jika saudara Wu membantuku. Aku hanya perlu ke restoranmu."

Wu Nian tersenyum. "Aku yakin kamu akan mendapatkan harga yang memuaskan."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Baiklah. Terima kasih saudara Wu."

Wu Nian menunjukkan kepada istrinya, Ger Tong untuk membawakan beberapa permen untuk Dabao dan Erbao. Ger Tong membawa permen di tangannya. Dia menyerahkan itu pada Dabao dan Erbao.

Ketika kedua anak kecil itu medapatkan permen, dia segera menjadi senang. "Daddy, permen."

Yan Mao mengusap rambutnya, "Ayo katakan terima kasih pada Paman Wu."

Dabao dan Erbao langsung membungkukkan tubuhnya. "Paman Wu terima kasih untuk permennya. Semoga Paman Wu selalu bahagia selamanya."

Yan Mao tertawa lembut, "Bagaimana dengan Paman Ger Tong?"

"Paman Ger Tong, semoga Paman Ger selalu bahagia selamanya."

Ger Tong segera tertawa. "Ya, terima kasih atas berkah kalian."

Yan Mao tersenyum. "Saudara Wu, Tong Ge'Er terima kasih atas bantuannya malam ini, kami akan kembali."

Ger Tong melambaikan tangannya. "Apa yang harus di terima kasihkan. Makananmu sangat enak."

Yan Mao tersenyum. "Kalau begitu kami akan pergi."

Wu Nian dan Ger Tong melihat kearah sosok Yan Mao dan anak-anaknya menghilang. Yan Mao selalu tersenyum menghadapi putra-putranya, sedangkan keduanya jauh lebih ceria hari ini.

Wu Nian menatap kearah istrinya. "Istri, tidakkah kamu merasa bahwa hari ini Ger Mao banyak berubah."

Sebenarnya tidak hanya suaminya yang curiga bahkan Ger Tong yang melihat Yan Mao dan memiliki kontak dengannya. Dia juga tahu bahwa Yan Mao terlalu aneh hari ini. Namun ini membuatnya lebih ceria dari sebelumnya.

Meskipun dia sering tersenyum, namun matanya selalu sedih. Tidak mudah menjadi orang tua tunggal, Ger Tong secara pribadi mengagumi Yan Mao didalam hatinya. "Sudah tiga tahun, dia menghidupi putra-putranya. Jika itu adalah Ger lain, mungkin dia lebih suka meninggalkan putra-putranya dan mengambil Suami yang baru."

Ger Tong menghela napasnya dengan lembut. "A-Mao sangat hebat ah."

Ger Tong bersandar pada suaminya. Wu Nian dengan lembut membelai rambutnya dan mencium dahinya. "Ya, istriku juga hebat, dimataku istriku yang terhebat."

Ger Tong segera tertawa. "Kamu sangat pandai berbicara."

_____

Dabao dan Erbao berlari menuju rumah mereka. Keduanya sangat bersemangat bahwa mereka memiliki permen. Permen sangat mahal, bahkan lebih mahal dari daging babi. Keduanya mendapatkan masing-masing 3 permen yang dibungkus dengan kertas minyak.

Setelah membuka pagar, mereka bertiga masuk. Yan Mao menutup pagar dan masuk ke dalam. Dabao dan Erbao berkicau ketika mereka masuk ke dalam kamar. Mereka duduk di Kasur kayu.

"Daddy, apakah kami bisa memakannya?"

"Tentu. Jika kalian ingin, makanlah."

Dabao dan Erbao menjadi senang, dia membuka bungkus pertama dan memasukkannya ke dalam mulut mereka. Mereka menatap kearah Daddy mereka. Dabao memberikan permennya. "Daddy makan!"

Tidak hanya Dabao, bahkan Erbao juga memberikan permennya. Yan Mao menggelengkan kepalanya. "Simpan untuk kalian. Daddy tidak suka makan permen."

Ketika kedua anak itu mendengarnya. Mereka hanya mengerutkan alisnya dan kembali menikmati permen manis dan enak. Setelah makan satu permen, keduanya di perintah Yan Mao untuk pergi tidur.

Kedua anak ini sangat patuh. Setelah mendengarkan perintah Yan Mao. Mereka berbaring berdekatan. Dabao berada di dekat dinding, Erbao ditengah-tengah. Yan Mao berada di tepi tempat tidur. Untuk menjaga agar mereka tidak jatuh dalam tidur.

Yan Mao memikirkan apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Dia sebenarnya tertarik tentang investasi, sayang sekali pada saat ini tidak ada sistem seperti itu. Mungkin jika dia punya banyak uang, dia akan mencoba membuka sebuah usaha.

Dengan bantuan mata air ajaib, dia mungkin bisa membuka bisnis makanan dengan cepat. Memikirkan masa depan yang cerah, Yan Mao tertidur dengan bibir melengkung. Aku akan membuat diriku menjadi kaya juga di dunia ini.

______

Di tempat perperangan.

Seorang pria memegang sebuah ukiran kayu, dia mengusap ukiran kayu itu. Dia tersenyum. Sebentar lagi mereka akan berkumpul. Seseorang berjalan dan tersenyum. "Jendral Zhu Qiang (Terkuat), kamu tidak bisa tidur?"

Pria itu menatap kearahnya. "Ya, besok kita akan pergi. Aku tidak bisa tidur malam ini."

"Jendral Zhu Qiang, kukira kamu akan menerima lamaran dari Jendral Tua untuk menjadi menantu prianya?"

Pria yang di panggil Jendral Zhu Qiang itu mencibir. "Pria itu jelas tidak tahu malu. Dia ingin mengambilku dan membawa ke kelompoknya."

Pria lain yang bertanya itu tertawa. "Ya, setelah berada di sini, aku juga membaca beberapa kelicikan kerajaan. Benar-benar..." pria itu menggelengkan kepalanya.

Jendral Zhu Qiang tersenyum. "Sudah tiga tahun ya? Aku tidak tahu bagaimana Istri dan anak-anakku."

Pria itu dipanggil Zhang, dia adalah salah satu pemuda yang pergi bersama dengan Song Tianchen, sedangkan Jendral Zhu Qiang itu sendiri adalah Song Tianchen. Setelah berada di kemiliteran selama setahun, dia akhirnya diangkat menjadi Jendral.

Awalnya dia adalah Jendral kecil, namun selama peperangan, dia memiliki banyak kontribusi dan juga ide perangnya sangat membantu kerajaan. Dia akhirnya menjadi Jendral pangkat 3, Jendral ini cukup baik.

"Besok kita akan pergi. Aku akan membawa keluargaku kembali ke rumah untuk memperkenalkannya pada orang tuaku." Zhang Hao tersenyum. Dia juga memiliki putra berusia satu tahun.

Pada saat mereka menghilang, Zhang Hao ditemukan oleh seorang Ger yang miskin. Dia merawat Zhang Hao sampai pulih dan Zhang Hao memutuskan untuk menikah dengannya. Kebetulan keduanya memiliki perasaan yang sama.

Dan yang lainnya masih sendiri. Song Tianchen tersenyum. "Aku yakin keluargamu pasti akan senang melihat kamu kembali bersama dengan menantu mereka."

Zhang Hao tersenyum. "Aku tidak bisa membayangkan betapa besarnya Dabao dan Erbao sekarang."

Memikirkan mereka, Song Tianchen tersenyum. "Ketika aku meninggalkan mereka, mereka berdua baru saja belajar berjalan, dan berbicara. Aku tidak yakin bahwa mereka sekarang mengenalku."

Zhang Hao tertawa. "Jangan khawatir. Mereka pasti selalu mengenali Ayah mereka. Darah lebih kental dari air."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. Sebenarnya mereka sengaja bertahan selama 3 tahun di sini, karena mereka mendapatkan hadiah, mereka akan terbebas dari pajak negara setelah mereka berada di tentara selama 3 tahun.

Kebetulan Song Tianchen mendapatkan prestasi selama perperangan, tentu saja dia menjadi Jendral. Lalu keempat pria lainnya melambaikan tangannya. "Woah, Jendral Zhu Qiang ada disini."

Song Tianchen segera menggelengkan kepalanya. "Setelah ini aku bukan lagi Jendral, aku mengundurkan diri. Aku hanya petani biasa."

Pria yang lain tertawa. "Sayang sekali, Jendral tua itu mencoba menangkapmu dengan putranya yang cantik."

Song Tianchen tersenyum dingin. "Meskipun cantik, aku mendengar bahwa dia adalah pemilih dan juga manja. Siapa yang menikahinya pasti akan menyesali seumur hidupnya."

Yang lainnya tertawa. "Aku percaya itu. Baiklah, baiklah, jangan membahas itu. Yang terpenting, aku membeli beberapa anggur. Ayo rayakan kepulangan kita besok."

Next chapter