Karim menegakkan kepala. Menggoyang-goyangkan kaki. Berharap yang berada dalam amplop tidak bergerak.
"Jadi sudah diberikan bonus?" tanya Pak De yang tak bisa menyabarkan mulutnya.
"Sudah."
Terdengar nafas Pak De lepas mulus.
Pak De memandangi Karim. Menunggu tangannya bergerak. Pak De melirik pangkal paha Karim. Dilihatnya ada yang menggembung di sana.
Perlahan tangan Karim bergerak. Dalam pandangan Pak De gerakan itu sangat lambat sekali. Seperti tayangan reply dalam pertandingan sepakbola. Namun ia menunggu.
"Ini dia Pak De," ujar Karim meletakkan amplop kertas batang padi atas meja. Anehnya amplop itu bergerak. Terbuka lipatannya. Seperti ada yang hidup di dalam.
"Itu yang diserahkan Pak Hanjo. Saya tidak tahu berapa isinya. Masih dilem."
Pak De mengangguk-angguk. Ia percaya dengan Karim.
"Silahkan Pak De buka. Hitung."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com