Melina dan Lucya ke luar ruangan sambil ngomel berwajah kusut. Menunggu lama-lama dalam ruangan, eh meeting dihentikan pula. Tanpa alasan yang jelas.
"Katanya mau RUPS Luar Biasa. Datang selalu terlambat. Sekarang tidak pula dilaksanakan. CEO apaan itu? Tidak becus!" cerocos Melina.
Setali tali uang dengan Lucya, Melina tidak kalah gondoknya. Begitulah kalau kegiatan dipaksakan, cemoohnya. Ada saja yang tidak beres. Ada saja masalah yang terjadi.
"Sepertinya ada sesuatu yang terjadi. Tidak mungkin ia membatalkan bila tidak hal menghalangi," kata Lucya menyampaikan pikirannya.
"Mungkin saja. Itu yang belum kita tahu."
Tidak hanya mereka berdua yang jengkel. Lucya juga mendengar gerutuan sejumlah manajer dan staf perusahaan. Tentu hanya sekedar menggerutu. Tidak berani lebih dari itu.
"Ke mana nih?" tanya Melina pada kakaknya.
"Ke kamar dulu. Istirahat sambil cari ide mau ke mana."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com