Pak De merasakan badannya seperti patung. Tidak bisa bergerak. Kedua kakinya yang terjulur hingga kaki Elena kaku dan mengeras. Ia mau bersuara.
"Betul mau dipijat?" tanya Elena.
Pa De ingin segera menjawab mengatakan ya. Tapi mulutnya seperti tidak mau terbuka. Rahangnya susah digerakkan. Pa De mengusap mulutnya. Heran apa yang terjadi dengan dirinya. Ia coba menggerakkan kepala dengan anggukkan. Ternyata kepalanya bisa bergerak. Pak De pun mengangguk.
Elana tertawa melihat polah kebingunan pria berbadan besar itu. "Bagusnya kemeja dibuka," ujarnya lagi.
Pak De memandang Elana seakan tidak percaya. Membuka baju. Aduh. Matanya kemudian beralih memandangi pakaian yang dikenakan. Baju batik longgar dengan dua saku di bawah yang jarang dipakai. Biasanya bila ke kota saja atau pergi pesta kawin dipakai.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com