webnovel

HARI PERNIKAHAN AILEEN

Giana memicingkan matanya ketika mendengar kata- kata terakhir Aileen. Walaupun Hailee dan Aileen sangatlah jauh berbeda, tapi mereka tampaknya sangat senang melontarkan komentar sinis sambil tersenyum manis.

Salah satu cirri khas dari mereka berdua.

"Tentu saja aku setuju," Giana berkata pelan, balas tersenyum untuk mengimbangi permainan yang dilakukan Aileen. "Aku hanya penasaran kenapa kau tidak melakukan metode ini terhadap Aidan. Dia akan memberikanmu apa yang kau inginkan." Ini adalah satu dari beberapa hal yang mengganggu Giana.

Kalau saja Aileen mengancam Aidan dengan informasi yang dia miliki sekarang, Giana yakin pria itu tidak akan diam saja, lagipula Aidan selalu melindungi pelacur kecilnya tersebut dengan baik.

"Tentu saja aku sudah mencobanya," Aileen menjawab dengan tenang. "Tapi, Mr. Smith tampaknya sedang sangat sibuk saat ini sehingga dia tidak bisa mengabulkan keinginanku dengan cepat."

Aileen membutuhkan support yang benar- benar bisa dia andalkan, bukan seperti Aidan yang selalu mengulur waktu dan membuat Aileen harus mengikuti langkahnya yang sangat lambat itu.

Tidak. Ini adalah permainan Aileen, maka dari itu, dialah yang akan membuat peraturannya, bukan sebaliknya.

"Kau membuatnya sangat sibuk," Aileen menambahkan. "Masalah pernikahan kalian tampaknya menguras waktunya."

Giana tertawa sinis ketika mendengar itu. "Ya, tampaknya demikian. Dia terlalu sibuk untuk menjatuhkan keluargaku."

Aileen kemudian berdiri dan berjalan dengan perlahan menuju ke arah pintu, mengindikasikan kalau waktu mereka berdua untuk saling berbincang seperti ini sudah hampiri habis.

"Jadi, berapa lama waktu yang kau butuhkan untuk mendapatkan perusahaan tersebut? Aku tidak peduli dengan yang lainnya, tapi aku ingin menjadi pemilik saham terbanyak di perusahaan tersebut." Karena dengan begitu, walaupun Ramon ikut campur tangan dalam masalah perusahaan, posisi Aileen akan tetap kuat.

"Beri aku waktu dua bulan dan perusahaan itu akan berada di bawah kendalimu," Giana berkata dengan pasti, setiap gerakan tubuhnya menunjukkan kepercayaan dirinya untuk dapat berhasil mendapatkan apa yang dia inginkan.

"Dua bulan," Aileen menyentuh dagunya, berpikir sejenak. Dua bulan bukanlah waktu yang sebentar, tapi itu adalah tempo yang cukup singkat mengingat apa yang Giana akan lakukan. "Baiklah."

Mendengar persetujuan tersebut, Giana ikut berdiri dan berjalan mendekat ke arah Aileen yang kini telah berdiri di belakang pintu, dengan handle di tangan kirinya, siap untuk mempersilahkan Giana keluar dari sana.

"Lalu bagaimana dengan informasi yang kau janjikan?" Giana bertanya, dia melipat tangannya ketika dia telah berdiri berhadap- hadapan dengan Aileen. Dia juga tidak memiliki banyak waktu dan ada beberapa hal yang harus dia lakukan.

"Aku akan mengirimimu semua bukti- bukti secara bertahap, selama kau menginformasikanku bagaimana perkembangan pengambilalihan perusahaan Tatum Jewelery," Aileen menjawab dengan tenang. Dia tentu saja tidak akan membiarkan Giana mendapatkan seluruh informasi yang dia miliki sebelum dirinya mendapatkan apa yang dia inginkan.

Yang mana itu berarti, semakin cepat Aileen mengamankan posisinya dalam perusahaan maka semakin cepat pula Giana mendapatkan sesuatu untuknya melawan Aidan dan masalah yang dia hadapi kini akan pria itu rasakan nantinya.

Pembalasan dendam memang selalu menyenangkan…

"Setidaknya beritahu aku siapa wanita yang selama ini merusak rumah tanggaku dan Aidan," Giana bertanya, mungkin kata 'merusak rumah tangga' bukanlah kata yang tepat, tapi dengan mengatakannya seperti itu, setidaknya Giana dapat menyelamatkan sedikit harga diri yang tersisa dalam dirinya.

Aileen tidak perlu tahu seberapa berantakannya kehidupan rumah tangganya dengan Aidan sejak di hari pertama.

"Aku bisa mempertemukan kalian berdua kalau kau mau," ucap Aileen, dia menelengkan kepalanya sambil menatap Giana dengan tertarik, membayangkan bagaimana reaksi Giana ketika dia bertemu dengan wanita yang telah menjadi simpanan suaminya tersebut, terlebih lagi, Aileen ingin melihat bagaiman reaksi Zia melihat Giana berada di sini.

"Tunjukkan padaku," Giana berkata dengan suara yang rendah, berusaha untuk menyembunyikan emosinya, tapi sebenarnya dia pun tidak begitu memahami apa yang sebenarnya dia rasakan kini karena di satu sisi tidak ada yang perlu dirinya khawatirkan mengenai Zia.

Tapi, mungkin dengan melihat wanita itu, Giana bisa sedikit mendapat gambaran, seperti apa wanita yang selama ini mengisi hati suaminya.

"Tetaplah di sini selama acara berlangsung, kau akan bertemu dengannya," Aileen berkata sambil mengerlingkan matanya.

==============

Hailee memang tidak harus datang ke acara pernikahan Theodore dan Aileen, tapi Diego memintanya untuk hadir, karena biar bagaimanapun juga Aileen adalah kakak angkatnya dan ini adalah momen sacral dan penting baginya.

Lagipula, Aileen pun datang saat pernikahan dirinya dan Ramon, jadi setidaknya Hailee bisa berpikir ini sebagai balasan dan juga sebagai salah satu cara menghormati almarhum kedua orang tuanya yang telah membesarkan Aileen.

Maka dari itu, di sinilah Hailee, bersama dengan Ramon di sampingnya, tampak luar biasa seperti biasanya dan protektif terhadap istrinya yang tengah hamil.

Mereka berdua memang sengaja merahasiakan kehamilan ini karena tidak ingin menarik terlalu banyak perhatian yang tidak perlu terhadap Hailee, jadi memang hanya beberapa orang saja yang mengetahuinya.

Dengan hati- hati, Ramon membimbing Hailee keluar dari mobil mereka, dimana Zia sudah menunggu Hailee dan memeluknya dengan hati- hati sebelum Ramon bisa mencegahnya melakukan itu.

"Ayah sudah menunggu di dalam, ayo kita masuk," Zia mengajak Hailee dengan diikuti oleh Ramon dibelakang mereka.

Acara pernikahan ini sangatlah jauh dari bayangan mereka, apalagi kalau mengingat bagaimana Aileen begitu bangga menggandeng Theodore sebagai suaminya, ataupun bagaimana keluarga Gevano mengadakan pesta pernikahan untuk anak semata wayang mereka.

Pesta pernikahan ini sangatlah sederhana dan jauh dari ekspektasi siapapun yang hadir, atau bisa dibilang diundang oleh keluarga tersebut.

Tamu undangan pun hanyalah kerabat dekat dan beberapa sahabat, tidak ada kolega bisnis ataupun orang- orang penting lainnya dalam dunia bisnis mereka.

Bahkan bisa dibilang pernikahan ini seperti dirahasiakan.

Maka dari itu, ketika Hailee tiba di sana, dia cukup terkejut karena Aileen bersedia untuk menikah dalam suasana seperti itu, apalagi ketika dia bertemu dengan kedua orang tua Theodore.

Mr dan Mrs. Gevano tampaknya tidak menikmati pesta tersebut, yang mana diadakan di rumah mereka sendiri.

"Kau terlihat sangat cantik Hailee," Mrs. Gevano berkata sambil menggenggam tangan Hailee dan menatapnya dengan dalam. "Aku berharap kalau hari ini adalah pesta pernikahanmu dan Theodore."

Next chapter