Situasi sekarang mengingatkanku pada senja yang ditelan kegelapan, tapi entah kenapa setiap kali melihatnya dan makanan yang disajikannya, hatiku terasa ringan, Melianor mengungkap perasaannya kepada dirinya sendiri.
Theria menyambutnya dengan hangat. Senyum dan caranya mempersilahkan Melianor menikmati makanan benar-benar tak bisa disebut biasa saja.
Aku tahu dia selalu menikmati momen menyajikan makanan, Melianor diam-diam memuji platting yang dilakukan Theria. Kemampuannya meningkat dari waktu ke waktu. Kini, sesederhana apapun makanan yang dibuatnya, penyajiannya tak pernah luput dari nilai seni, dia luar biasa. Seandainya dia memilih hidup sebagai manusia normal di luar sana, dia pasti akan jadi seorang seniman dan terkenal, kata Melianor dalam hati sambil menikmati hidangan salad.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com