"Assalamualaikum, Eyang."
Salam itu muncul dari depan rumah, mengejutkan Eyang dan Tante Nurul. Mereka lihat di sana, seorang pria tampan yang selama ini sudah mencuri hati mereka berdiri dengan senyum khasnya.
"Waalaikumsalam. Alvan...!" seru Tante Nurul.
"Walaikumsalam, Alvan!" Eyang ikutan menyahut senang.
Eyang Uti dan Tante Nurul langsung menghambur keluar. Seperti yang sudah mereka lakukan sebelumnya, mereka menyambut Alvan dengan penuh hangat.
Di ruang tamu.
"Kata Megha kamu enggak bisa datang, Van. Ada urusan," ucap Tante Nurul dengan nada bertanya.
Alvan yang belum siap oleh ucapan Tante Nurul barusan buru-buru mengumpulkan idenya untuk menjawab dengan tepat. Ya, agar Tante Nurul tidak curiga mengapa penjelasannya dengan Megha berbeda.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com