webnovel

211.) You and Me

"Kak coba, yang tembak di sana" ucap seorang anak laki laki padaku

"Boleh saja, tapi aku sudah mau pulang ini, berikan saja uang mu padaku akan ku tembak hadiah yang kamu inginkan" balas ku

Ia meminta uang pada ibunya langsung.

"Maaf ya kerepotan" ucap ibunya

"Gak masalah nona" balas ku

.

Ku tanyai anaknya tadi, mengincar mainan yang mana, katanya ia mengincar sepeda.

"Berapa harganya?" tanya ku ke penjualnya

"3 buah tembakan, 500 yen" balasnya

"Baiklah, beli satu kesempatan" ucap ku

Ku bidik tepat sasaran.

Der!

Kena tapi tidak jatuh.

"Kenapa tidak jatuh!" tanya ku ke penjualnya

"Tiap orang punya triknya masih masing nak" balas penjualnya

Ku gunakan otak ku kali ini.

"Mundur dulu nak" ucap ku pada anak laki laki yang menyuruh ku tadi

Ku siap arahkan pistolnya ke atas seakan akan yang pistolnya akan ku lempar.

"Oi jangan di lempar juga pistolnya" ucap Penjualnya panik

Ku ayunkan ke depan lalu ku tembak.

Ku namakan ini percepatan buatan.

Der!!

Kena dan targetnya jatuh.

"Hore, jatuh pak, sepedanya bawa sini" ucap ku

"Lah bagaimana bisa" pikir penjualnya

Ku lakukan sekali lagi dan kena target yang hadiahnya adalah boneka teddy bear.

.

.

"Ini sepeda mu, plus boneka" ucap ku pada anak tadi

"Bonekanya ambil saja untuk pacar kakak, aku hanya ingin sepedanya saja" ucap anak tadi

"Eh beneran?" tanya ku

"Iya ambil saja bye" ucap anak tadi

"Terima kasih ya" ucap ibunya

"Sama sama nona"

.

Ku bawa boneka teddy besar dengan gendong belakang.

Jadi pusat perhatian gak masalah, lagian siapa juga yang mau menegur ku.

Pergi ke tempat kupon gosok, hadiahnya bukan uang melainkan mainan dan dorprizenya adalah emas batangan murni seberat 10 gram.

Mungkin harganya sih kira kira 80 - 100 rb yen.

Tapi tentunya jika mau dapat emas itu tingkatan gosoknya gak main main, yaitu 30 biji dengan 3 bom, tapi untungnya harga kuponnya termasuk murah yaitu 300 yen, entah itu yang 10/1 20/2 ataupun 30/3.

Ku lihat dulu emas batangan ada sekitar 10 biji, jadi ku beli kupon 30/3 nya sebanyak 30 biji.

9000 yen ku berikan pada penjualnya.

"Semoga beruntung nak" ucap penjualnya.

"Iya semoga semuanya dapat" balas ku

Ambil koin lalu ku gosok secara ngasal.

"Pak ini dapat, silahkan di cek" ucap ku menyerahkan kupon pertama

"Eh yang benar?" tanya penjualnya

"Cek saja" balas ku

Penjualnya mengecek sekalian ku gosok kupon kedua dan seterusnya hingga semuanya kuponnya ku gosok.

.

.

"Lumayan dapat 8 biji emas batangan" ucap ku

Selanjutnya pergi ke wahana bianglala.

Ringg!!

Ponsel ku berbunyi.

Ku angkat teleponnya.

"Kamu di mana, ayo segera pulang" ucap ibu

"Lah aku belum mencoba wahananya loh" balas ku

"Sukurin, pokoknya ayo kembali, sudah gelap ini, dan kaki ibu sudah pegal pegal" ucapnya

"Sebentar lagi lah, masa aku keluar uang 5000 tapi tidak naik apa apa"

"Besok saja ke sini lagi"

"Gak, pokoknya tunggu dulu aku mau naik bianglala sebentar"

"Hmmzzz, ya sudah naik saja dulu, ibu dan yang lain tunggu di mobil"

"Oke"

.

Di dalam.

Lihat lihat kondisi di bawahnya yang dimana lampu sudah mulai di nyalakan.

Ambil ponsel dan foto pemandangannya.

Cekrek.

Blur!

"Mungkin aku ganti ponsel dulu kali ya" pikir ku

.

Jam 7 baru turun dari bianglalanya.

Langsung pergi ke parkiran.

.

Buka pintu belakang mobil lalu masukan si teddy.

"Kamu dapat dari mana boneka besar ini?" Yumi bertanya

"Dari gacha, jika mau ambil saja, tapi bayar 10 rb yen" ucap ku

"Yehh namanya bukan ambil saja jika begitu" ucap Ibu

"Ya siapa tau mau di beli" ucap ku

.

"Akan ku bayar" ucap Oono

"Eh beneran mau?" tanya ku memastikan

Ia mengangguk.

"Ya sudah mana 10 rb yen" ucap ku

Ia beneran mengeluarkan uang 10 rb yen dari dompetnya dong.

"Kamu perhitungan sekali dengan adik mu Haruka" ucap ibu

"Mau ku sebutkan tagihan yang sudah ku bayarkan?" tanya ku pada ibu

"Ga usah, gak perlu itu, ayo buruan ke apartemen saja" ajak ibu untuk menghindari masalah

"Ndligik"

.

Skip 2 hari,

Jam 7 Malam, sekarang waktunya aku Oono dan Yumi balik ke Tokyo.

"Jangan lupa ya kirimkan barang barang ibu di rumah" ucapnya

"Y" balas ku karena kesal dengannya, bayangkan saja 4 hari ini aku habis sampai 1 juta yen sementara ibuku hanya keluar uang 1400 yen saja.

.

Di kereta menuju Sendai.

Kedua wanita yang ku bawa sekarang sedang tidur dan bersandar pada bahu ku.

"Wah nikmatnya di dempet dua wanita cantik dan montok" pikir orang yang melihat ku

"Apalu lihat lihat cuk, mau gua colok matalu" ucap ku garang

"Gak bang ampun" balasnya lalu pergi entah kemana

Jam 8.20 sampai di Sendai.

Ku bangunkan mereka berdua.

"Kita kembalinya naik kereta atau pesawat kak" Oono bertanya

"Naik pesawat agar lebih cepat sampai" balas ku

"Sudah pesan tiket?" Yumi bertanya

"Sudah, ayo buruan ke taksi untuk pergi ke bandara" ucap ku

"Umm"

.

Jam 9 malam pesawat take off.

Selama perjalanan kami bertiga hanya tidur saja, sebab lampu pesawat juga di matikan.

Jam 11 malam Sampai di bandara Tokyo.

Jam 12 naik kereta lagi menuju stasiun dekat rumah kami.

.

Jam 1 dini hari akhirnya sampai rumah juga.

"Selamat beristirahat" ucap ku pada Yumi

"Kamu dan Oono chan juga" balas Yumi

.

Di rumah.

"Kamu mau tidur sendiri atau bersama ku Oono chan?" tanya ku

"Tidur bersama mu?" tanyanya balik

"Maksudku jika tidur bersama, kita tidur di depan tv" balas ku

"Ohh, ya tidur bersama saja jika begitu" ucapnya

"Baiklah, ganti baju dulu, kita gelar futon bersama nanti"

"Baik"

.

Gelar futon dua, lalu rebahan bersama.

"Selamat tidur nii san" ucap Yumi

"Selamat tidur juga, semoga mimpi indah" balas ku

Kali ini karena aku sudah punya pacar ya sudah aku gak akan menggoda Oono lagi.

Tapi cium pipi boleh lah ya.

Cuph, ku kecup pipinya.

"Kakak jangan nakal, kakak sudah ada Yumi Senpai loh" ucap Oono sambil mengelap pipinya

"Gak gak, ini hanya ciuman selamat malam antara kakak dan adik gak lebih suer" ucap ku

"Jangan di biasakan, kita sudah dewasa, ciuman seperti tadi bukan tanda kasih sayang, melainkan tanda kemesuman kakak" ucap Oono

"Gak kok, suer beneran suer"

"Huhh, jika kakak melakukan lagi akan ku laporkan ibu"

"Kamu melapor ke dia, dia gak bakal peduli juga, ibu itu barbar"

"Hahaha benar juga ya, pokoknya kakak jangan berbuat mesum dengan ku, kita sodara gak di perbolehkan melakukannya"

"Iya, kan tadi cuma ciuman di pipi juga"

"Ciuman seorang laki laki itu menyebar, mungkin hari ini di pipi, besoknya di bibir, lalu ke bawah, dan bahwa lagi, jadi lebih baik hilangkan ciuman itu"

"Kamu tau dari mana?"

"Teman ku yang bilang, laki laki itu buaya lalu wanita itu seperti rasa candu, sekali terkena pasti akan keterusan, jadi lebih baik di cegah atau tidak coba coba"

"Baiklah jika begitu, maaf sudah mencium mu tadi" ucap ku lalu tidur membelakangi Oono karena jujur ucapannya sangat benar

Tapi di sini Oono malah merasa bersalah, ia merasa telah melukai hati kakaknya.

"Jangan bersedih" ucap Oono

"Gak sedih gak sedih kok, buruan tidur" ucap ku

Oono mendekat lalu memeluk ku dan ia tertidur.

Aku pun sama.

.

.

Sabtu 20 Februari, jam 6 pagi.

Oono sudah bangun duluan, kurasa ia sedang cari sarapan di luar, sebab jika mau memasak, kulkas sudah kosong juga.

.

"Aku pulang" ucap Oono

"Selamat datang, habis beli sarapan?" tanya ku

"Iya, ini ku bawakan dorayaki dan bento" ucap Oono

"Terima kasih, mari makan bersama"

"Umm"

.

Sembari makan kami rapat keluarga dulu, untuk berbagai tugas mengurus rumah.

Mencuci Pakaian

Oono ~ Senin Rabu Jumat Minggu

Haruka ~ Selasa Kamis Sabtu

Memasak plus beli bahan makanan.

Oono ~ Senin Rabu Jumat Minggu

Haruka ~ Selasa Kamis Sabtu

Bersih bersih rumah

Oono ~ Selasa Kamis Sabtu

Haruka ~ Senin Rabu Jumat Minggu

Urusan tagihan rumah, itu ibu, namun urusan makanan aku, termasuk uang sakunya Oono. (Seminggu ku kasih 10 rb yen biasanya)

.

"Ano Kak, maukah kamu menemani ku untuk beli laptop nanti?" Oono bertanya

"Untuk apa kamu beli laptop?" tanya ku dulu

"Untuk tugas sekolah, sekalian juga aku mau mencoba buat cerita novel ringan" balasnya

"Jika hanya itu ku berikan mac book ku saja mau?" tanya ku

"Lalu kakak pakai apa nanti kerjanya, lebih baik aku beli sendiri saja"

"Uang mu berapa memangnya?" tanya ku lagi

"60 rb yen" balasnya

"Ku berikan mac book ku saja, itu sudah bagus dan cukup jika untuk mengerjakan tugas dan jika mu nge game juga bisa, lebih baik gunakan uang mu untuk beli baju harian mu" suruh ku

"Lalu kakak kerjanya?"

"Ya aku beli yang baru, aku ada tambahan kerja di manga, aku mungkin akan menggantinya ke pc saja, jadi laptop ku itu kamu pakai saja" suruh ku

"Em jika begitu akan ku terima saja"

"Tapi ku berikan setelah pc ku jadi ya, soalnya file penting masih ada di laptopnya"

"Iya aku paham, lagian sekarang belum terlalu butuh juga, cuma jika ada pasti akan ku gunakan langsung"

"Iya iya, nanti ikut dengan ku, kita ke mall beli pc" ucap ku

"Baik"

.

Jam 9, naik mobil lalu pergi ke mall dengan Oono.

Pertama ganti ponsel dulu.

"Hphone 14 pro max yang 2 Tera ada?" tanya ku

"Ada tuan, pilih yang warna apa?" tanya penjualnya

"Yang hitam saja, kamu Oono pilih warna apa?" tanya ku menawarkan

"Eh, aku tidak usah ponsel ku masih bagus"

"Pilih saja, mumpung aku sedang baik hati ini"

"Beneran kak tidak usah" ucapnya

"Ya sudah, pilih hitam dan putih pak" ucap ku

"Kakak, aku tidak usah" ucap Oono

"Diam jangan hanyak bicara" suruh ku

.

Ku bayarkan, harganya yaitu 492 rb yen untuk dua hp itu.

Segel box di buka di tempat, penjualnya mensetting sebentar lalu ia memberikan ponselnya padaku.

"Ini yang putih untuk mu, di terima saja" ucap ku

"Sebenarnya aku tidak mau"

"Sudah, jangan malu begitu"

.

Selanjutnya pergi ke bagian pc.

Beli semua bagian komputer yang terbaru dan tergahar speknya.

Contohnya ram 32 * 4, vga Rtx 4500, intel icore 10, cooler liquid 4.0 dan lainnya.

1,5 juta yen habis untuk pc nya, jadi total belanjaan ku 2 juta yen kurang 8 rb, mumpung di mall juga, penuhi kulkas sekalian, 8 rb habis jadinya.

"Sisa saldo 9 juta yen"

"Sungguh ku merasa resah" ucap ku dalam hati

.

Jam 12 sampai rumah langsung ku rakit pcnya.

1 jam lamanya dan akhirnya selesai, bertepatan dengan masakan Oono telah matang.

Namun sebelum ku tinggal file yang ada di laptop ku pindahkan dulu ke hard disk.

.

"Maaf ya hari ini malah kamu yang memasak" ucap ku

"Tidak masalah, lagian kakak juga sibuk"

"Kamu masak apa ini?" tanya ku

"Ikan kuah kuning, sama seperti di Wagnaria kurasa, tapi rasanya kurang sih menurut ku, aku tidak tau kunci bumbunya soalnya" ucap Oono

"Boleh ku coba?" tanya ku

"Silahkan, ku harap rasanya enak"

.

Sruput

Rasakan kuahnya dulu.

"Ini sudah enak kok" ucap ku

"Senang jika kakak suka"

.

Skip 1 minggu.

Di sekolah.

Ku tunggu Oono untuk datang ke kantin namun ia belum datang juga.

Jadi ku hampiri ke kelasnya.

"Permisi, apa Oono sudah keluar kelas?" tanya ku pada salah satu temannya

"Sudah Senpai" balasnya

"Oh ya sudah jika begitu" ucap ku

Ku telepon ponselnya namun tidak ada jawaban, lalu ku lacak saja ponselnya.

Ku dapati letaknya, yaitu di kamar mandi tapi sayangnya aku tidak tau di kamar mandi mana sebab ada 4 lantai si sini, pelacakan hanya lokasi bukan menujukan letak lantainya.

Aku melogika dulu, lantai satu kamar mandi guru, lantai dua kamar mandi siswa kelas tiga, lantai tiga kamar mandi siswa kelas satu, lantai 4 tidak terpakai, artinya Oono ada di lantai 4.

Kenapa bisa begitu, karena ya insting seorang kakak itu kuat, (bercanda, sebab di lantai 3 ku cek tidak ada orang)

.

Naik ke lantai 4.

Ku coba buka pintu kamar mandinya.

"Terkunci?" pikir ku

Ku lihat bagian kunci.

"Sepertinya tidak" pikir ku

.

Ku panggil dulu.

"Oono chan kamu ada di dalam?" tanya ku

Ku tempelkan kuping ku di pintu.

Ku dengar suara erangan seperti orang di sekap.

Tooi Kimi ni, boku wa Todokanai eps 2 (jangan tonton)

Ku dobrak langsung pintunya hingga jebol engselnya.

Ku lihat 3 orang laki laki, dua wanita dimana satunya adalah Oono yang sedang di ikat dan pakaiannya sudah agar terbuka dan mulutnya tersumpal kain.

"Tutup mata mu Oono chan" suruh ku

.

Ku tarik siswa di dekat ku.

Pukul lehernya hingga patah lalu matanya dan terakhir tendang p nya.

Bugh bugh bugh (mungkin sudah sekarat)

"Gila inikah preman sekolah sesungguhnya, ia sungguh brutal" ucap si siswa rambut putih

"Kalian ini berani sekali bermain main dengan adiknya si preman sekolah, sudah sejago apa kalian dalam bertarung Huh" ucap ku

Mereka ketakutan.

Aku jalan ke arah mereka dan mereka malah mundur.

"Sini maju, kamu yang rambut putih sepertinya kamu preman kelas satu ya, sini maju kita duel, jangan hanya berani dengan wanita" ucap ku

Dia ragu ragu.

"Baiklah ku telepon polisi saja mungkin, kasus pencabulan dan kasus penyekapan, emm lihat penjara maksimal 18 tahun penjara, boleh juga nih" ucap ku membohongi mereka

"Ampun senpai, aku hanya di suruh, tolong biarkan aku pergi" ucap temannya si rambut putih

"Sini kamu" suruh ku

Ia mendekat.

Ku tendang p nya lalu ku patahkan tangannya.

"Maaf mu telat bung, selanjutnya kamu, mau maju sini atau ku laporkan polisi?" tawar ku

Ia langsung bersujud.

"Maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi!" teriaknya

"Huh" ucap ku lalu menghampirinya

Ku jambak rambutnya, lalu ku hentakan kepalanya ke lantai.

"Semoga mimpi indah" ucap ku

...

"Kamu sudah bisa membuka mata mu Oono chan" ucap ku

Ia membuka matanya ku ambil kain yang menyumpal mulutnya dan ternyata itu adalah cd.

"Milik siapa ini?" tanya ku

"Milik ku" balas Oono

"Benarkah?" tanya ku mencoba mengintip

"Jangan di lihat juga kak!!!" teriaknya

"Hehe, maaf maaf"

Ku lepaskan ikatannya.

Lalu ku bantu siswi satunya juga.

"Kamu bantu teman wanita mu ini rapikan bajunya, 3 orang ini biar ku urus" ucap ku pada Oono

"Baik, terima kasih telah datang" balas Oono lalu memeluk ku plus ia menangis

"Iya, laki laki itu apa teman mu?" tanya ku

"Mereka teman sekelas ku sebenarnya"

"Baiklah aku paham sekarang, pokoknya bawa teman mu wanita itu pergi dari sini dulu, biar ku urus 3 laki lakinya"

Oono pergi sambil membawa teman wanitanya yang sudah tak berdaya.

"Oi peri baik" ucap ku

Peri baik muncul.

"Hilangkan ingatan mereka tentang ku 30 menit terakhir" suruh ku

"Berani berapa ini" tanyanya

"Ayolah jangan perhitungan seperti itu"

"Hahaha bercanda bercanda, asal kamu berbuat baik aku akan membantu mu bung" ucapnya

.

Clap!

Ingatan mereka terhapuskan.

Segera ku telepon pak satapam untuk datang.

.

"Pak di sini ada bekas perkelahian, mohon datang di lantai 4 di kamar mandi pria" ucap ku

"Oke, aku akan segera kesana" balasnya

Satpam datang lalu mengurus mereka bertiga.

Aku memberikan kesaksian soal apa yang terjadi, tentunya ku sembunyikan kejadian tadi, tapi soal mereka membuli anak wanita ku jelaskan.

.

Jam 10 kembali ke perpustakaan.

Note : saat ini Haruka sedang belajar intensif untuk persiapan olimpiade matematika soalnya.

"Yo" ucap ku pada Yumi lalu duduk di sampingnya

"Istirahat tadi kamu kemana?" Yumi bertanya

"Ke pos satpam, ngobrol dengan pak satpam di sana" ucap ku

Yumi bingung dengan ku.

"Ya gabut saja, lalu ke sana" ucap ku

"Sebenarnya tadi aku mau berbagai makanan, tapi kamunya tidak ada ya ku bagikan dengan yang lain" kata Yumi

"Ehhh tidak ada sisa?" tanya ku

"Habis, aku hanya bawa sedikit"

"Yahh bagaimana sih, pacarnya tidak di sisakan"

"Ya besok akan ku buat lagi jika mau" ucapnya

"Besok sabtu, kita tidak sekolah" ucap ku

"Ya kamu mampir ke rumah ku atau aku mampir ke rumah mu kan bisa juga"

"Besok aku sibuk, manga buatan ku belum usai, sabtu dan minggu ingin ku lembur" ucap ku

"Aih, jadi kita tidak jalan sabtu minggu?" tanyanya

"Gak, prioritas ku lebih penting, aku menabung untuk masa depan kita juga dan aku memperjuangkannya lewat pekerjaan ini" balas ku

Muka Yumi jadi memerah jika aku mengatakan masa depan.

"Kamu tau, saat aku mengatakan aku berpacaran dengan mu pada kakakku apa reaksinya" ucap Yumi

"Apa ia marah?" tanya ku

"Marah sekali, ia bahkan berkata, jika kamu melanjutkan maka aku tidak akan punya masa depan dan hidup ku akan rusak, kurasa itu tidak sepenuhnya benar, ya mungkin 40% benar, tapi aku ingin mencoba terus bersama mu dan melihat endingnya" ucap Yumi mengkode ku

"Ending? Maksudnya sampai meninggal?" tanya ku

Ia menangagguk.

"Hahaha kan sudah ku bilang kamu akan jatuh cinta padaku, nanti selepas sma kamu akan ku lamar, lalu menikah dan selepas kuliah kita buat anak" ucap ku

"Sudah hentikan bayangan mu itu, lanjut belajar saja" Yumi menyuruh

"Ara ara, kamu malu ya" ucap ku

.

Jam 3 sore menuju ke ruang klub seni.

"Kenapa ramai begitu?" tanya ku ke Yatora

"Mori senpai, ia lolos seleksi universitas, kamu ucapkan selamat gih padanya"

"Seriusan?" tanya ku

"Iya serius"

Aku langsung menghampiri Mori Senpai.

"Selamat Senpai, ku doakan mimpi mu tercapai" ucap ku sambil menyalaminya

"Terima kasih Katakawa kun" balasnya

Aku kembali duduk di kursi ku.

Mori senpai mulai hari ini tidak ikut klub seni juga, ia akan mulai fokus persiapan ujian sekolah.

"Baiklah, bagi kalian yang kelas dua, jangan bersantai lagi, juni kalian akan sudah kelas 3, november ujian semester 1, lalu mulai Januari akhir kalian akan mencari universitas, pengumuman akhir februari, jika kalian lengah ku pastikan kalian akan gagal" ucap sensei

"Yabai, itu tinggal 1 tahun kurang" ucap Yuka

"Kamu tidak khawatir Haruka?" Yatora bertanya padaku

"Lumayan, aku jika tidak kuliah sudah punya planning soalnya, jadi aku tidak terlalu khawatir jika tidak di terima kuliah" balas ku

"Oh iya jalur masuk universitas Shinomiya apa saja?" Yatora bertanya

"Banyak, ada jalur undangan dengan mengumpulkan rapor dan prestasi jika punya, lalu jalur prestasi olahraga namun terbatas di prodi olahraga, jalur rekomendasi sekolah yang ini ujian namun nilai bisa bertambah, lalu ujian mandiri dari gel 1 - 3, ada juga rekomendasi dari universitas, mungkin ya seperti kamu menang lomba tingkat nasional lalu mereka mengundang mu" balas ku

"Jalur beasiswa ada dan kapan?" Yatora bertanya

"Jalur beasiswa bukanya Desember, ketika liburan musim dingin" balas ku

"Pendaftarannya kapan?" Yuka bertanya

"Emm sebentar"

Ku buka ponsel dan cek jadwalnya.

"Tanggal 10 November sampai 20 November pendaftarannya, tanggal 10 - 20 Desember tesnya, lalu tanggal 1 Januari pengumuman, untuk jalur undangan pendaftaran tanggal 1 Januari sampai 15 Januari.."

"Kirimkan saja ke grup seni Haruka kun, agar yang lain bisa tau" ucap sensei

"Baik sensei"

Ku kirimkan info jadwalnya ke grup seni.

"Kamu masuk jalur yang mana Haruka?" Yatora bertanya

"Jalur beasiswa dan jalur undangan" balas ku

"Maksud mu jika jalur beasiswa gagal kamu ikut di jalur undangan?" Yuka bertanya

"Iya"

.

Skip 15 Maret.

Hari ini adalah jadwalnya olimpiade sains tingkat kota.

Untuk matematika.

Ada kira kira 130 peserta, dimana 3 teratas akan lanjut ke Prefektur.

Kami selaku peserta berkumpul dulu untuk berdoa bersama.

"Semoga hasil belajar kalian membuahkan hasil yang memuaskan, untuk SMA!" teriak Kirin sensei

"Jaya jaya Jaya!" teriak ku

.

Jam 8 masuk ruangan komputer.

Pengawas menberikan arahan.

Ku lihat peserta lain sih dari tampangnya sepertinya mereka semua jenius.

Aturan : Waktu 1 jam, soal 50, plihan ganda semua.

Ku tarik napas.

Tet!!

Bel berbunyi

Lalu ku tekan tombol start.

Pertanyaan pertama muncul.

Pilih b!

Pilih C!

Dst.

Hingga 50 soal terjawab dan waktu sisa 10 menit, lalu ku cek ulang untuk pertanyaan yang tidak ku yakini.

"Gunakan cara panjang kali ya untuk pertanyaan ini" pikir ku

Ku gunakan cara panjang karena tidak yakin.

Waktu tinggal 5 menit!

Ketemu jawabannya dan hasilnya berbeda.

"Bodo amat plih yang cara pendek saja" ucap ku dalam hati

Next!!

Tapi karena cara panjang lebih akurat ku kembalikan halamannya dan ku pilih jawaban yang seusai dengan cara panjang.

.

.

Tet!!!

Waktu habis dan layar komputer langsung berubah.

Peserta di suruh menunggu selama 2 menit, lalu muncullah hasilnya.

Nama : Haruka Katakawa

SMA : Inako

Nilai : 100

Pringkat 1/130

"Mantap" teriak ku

Siswa di samping ku menengok layar ku.

"Gila 100" ucapnya dalam hati karena kaget.

Ia menengok kembali layar komputernya.

Nilai : 65

Peringkat : 4/130

.

"Bagi yang peringkat 1-3 tepat di dalam ruangan, sementara yang 4-130 silahkan keluar ruangan" ucap pengawasnya

.

Di luar ruangan.

Kirin sensei mencari diriku, ia berharap tidak menemukan ku.

3 kandidat dari SMA ku, 2 sudah berkumpul dengan Kirin sensei.

"Haruka tidak ada" ucap Kirin sensei

"Ia sepertinya lolos sensei, maafkan kami nilai ku belum maksimal" ucap salah seorang siswa yang gagal

.

.

Di dalam ruangan.

"Selamat bagi kalian yang peringkat 1 - 3, kalian lolos, sebelumnya akan ku bacakan nama nilai dan peringkat serta sekolahnya" ucap pengawasnya

Haruka Katakawa nilai 100 peringkat satu, dari SMA Inako

Yuzu Utahara nilai 86 peringkat dua, dari SMA Tokyo

Inuka Omoi nilai 78 peringkat tiga, dari SMA Tokyo

Ku ucapkan selamat lagi, kalian berhasil lolos dan akan masuk ke Prefektur pada tanggal 24 Maret, aku harap persiapkan diri kalian, soal tempat dan waktu akan kami infokan ke sekolah masing masing.

Aku di suruh maju duluan, untuk di berikan uang pengarahan dan piagam.

Berfoto lalu di suruh keluar ruangan.

"Lolos sensei" ucap ku sambil menujukan piagam ku

"Peringkat berapa?" Kirin sensei bertanya

"1 dengan nilai sempurna" balas ku

"Uwaaaa selamat!!" teriaknya sangat gembira karena sekolah sangat jarang bisa lolos

.

Kami pergi ke ruangan lain.

"Bagaimana kamu lolos tidak?" tanya ku ke Yumi

"Lolos, peringkat 2 dengan nilai 82" balasnya

"Selamat"

"Kamu lolos juga?"

"Satu dengan nilai 100" balas ku dengan sombong

"Eh beneran? Coba lihat piagammu" ucap Yumi

Ku berikan piagamnya.

"Gila, bagaimana bisa sempurna, contekan mu tembus ya" Yumi bertanya

"Enak saja contekan, ini murni pemikiran"

.

Next!!!

ตอนถัดไป