webnovel

129.) Free Time

Jam 4 sore baru sampai sekolah.

Setibanya di sana kami di sambut siswa siswi yang rela mengorbankan waktunya demi kami.

"Hoho kita seperti artis njing" teriak Nishinoya

"Shuttt diam Nishinoya, ada kepala sekolah" balas Kiyoko pacarnya

"Heh mana mana"

"Yang baju putih itu"

Kepala sekolah menoleh ki Nishinoya.

"Yah musim panas memang bikin emosi naik dan tidak stabil" ucap Nishinoya seakan akan mengajak Tanaka berbicara

"Jangan ikutkan diriku" balas Nishinoya

.

"Itu yang pendek gondrong, yang kata katanya kasar, nanti sebelum pulang tolong dibikin botak" ucap kepala sekolah dengan mic

"Baik pak" balas Ukai dan Takeda sensei senang

"Tidak ini mimpi buruk, ini horor, creepy, thriller, sadis" kata Nishinoya sambil memeluk Tanaka, karena Kiyoko tidak mau di peluk di depan umum

"Sabar bro" doa kami untuk Nishinoya

.

Kepala Sekolah ~

Untuk kalian yang berhasil dalam turnamen musim panas, saya ucapkan selamat untuk kalian, serta saya ucapkan terima kasih karena sudah membanggakan sekolah.

Tidak berlama lama karena panas juga, saya ingin mengumumkan bagi mereka yang meraih juara 1 - 3 akan mendapatkan uang dari sekolah, urusan banyaknya nanti saja.

Selamat siang, selamat istirahat, yang rumahnya jauh saat pulang hati hati di jalan, jika terlalu lelah kalian boleh meminta para sensei untuk mengantar kalian, tanggung jawab sekolah untuk menjamin keselamatan kalian saat datang maupun setalah pulang.

Dan masih berlanjut...

.

Di luar Sekolah.

Jam 4.30

"Akhirnya selesai cok" ucap ku sambil membonceng Tanaka

"Kepala sekolahnya ngeri, katanya tidak berlama lama tapi 30 menit" ucap Tanaka

"Untung saja tadi di kode Takeda sensei" kata Daichi yang bersepeda juga karena searah rumahnya

Beberapa menit kemudian, saat melintasi area proyek pembangunan gedung perkantoran.

"Wow ini kenapa di pagar sampai sana?" tanya Tanaka

"Ini kan yang akan jadi gedung ku breh" balas ku

"Tapi kenapa banyak kendaraan berat?"

"Kan ini luas, sampai ke selatan rumah ku masih selatan lagi"

"Gile luasnya" ucap Tanaka

"Bukan satu gedung juga, nanti ada beberapa gedung kok dan ada kuilnya, kurasa pembangunan kuil sudah di mulai"

"Perusahaan seperti apa?" tanya Daichi karena yang ia tau bahwa Haruka akan membangun gedung perkantoran namun tidak tau basis kantornya apa

"Pertama adalah kantor IT, Fokus ke software komputer dan ponsel serta konsol game, selanjutnya adalah mm lupa aku, intinya tentang it dan manga" balas ku

.

Jam 4.40, aku tiba di depan rumah

Ku buka dengan ponsel lalu masuk ke dalam.

.

"Apa?" tanya ku saat di lirik Saki yang sudah di teras depan

"Kenapa tidak bilang jika sudah sampai, kan bisa ku jemput tadi"

"Ya katanya sedang mengurus Rin chan, jadi ya sudah pulang dengan Tanaka saja" balas ku

"Ish ish" ucap Saki lalu mendekat dan memeluk ku

"Sudah masuk dulu, aku mau istirahat sejenak" ucap ku pada Saki

"Huh baru juga 10 detik, tapi ya sudahlah segera ganti baju langsung tidur tidak masalah" balas Saki

"Ibu dan Rin chan dimana?" tanya ku

"Di ruang keluarga, kami membeli futon lipat kemarin"

"Oh oke oke"

.

Masuk ke dalam rumah, aku menyapa dulu ibu, lalu Rin chan yang masih dalam masa pemulihan sakit.

Selanjutnya adalah mandi di kamar mandi kamar ku, dengan air hangat.

.

"Ahhh, nikmat dunia" ucap ku saat berendam

Klek

Pintu terbuka, sesuai nyolong masuk saja.

"Woi woi" ucap ku karena kaget

"Woi way woi, aku istri mu lah"

"Ya namanya juga kaget, tiba tiba saja kamu begitu saja" balas ku masih dag dig dug

"Hmm, kaki mu sudah baikan sayang?" tanya Saki duduk lalu membasuh dirinya

"Sudah, namun jika ku buat lari masih agak nyeri" balas ku lalu kembali berendam

"Tolong sahamponya" ucap Saki

Kuberikan shampo padanya.

"Apa kamu ada oleh oleh?" tanya Saki sedang menggosok rambutnya

"Ada di koper, tapi bukan makanan melainkan barang"

.

Setelah membasuh tubuhnya Saki ikut ke kolam air hangat.

"Kamu tidak kesambet hantu atau sejenisnya youkai kan?" tanya ku

"Tidak, memangnya ada yang aneh dariku ya?" tanya Saki

"Ya bukan aneh sih, tapi kenapa aku mandi kamu ikut ikutan, apa memang ada kesengajaan"

"Tentu saja, saat di transit Sendai kan kamu bilang mau pulang perkiraan jam 4 jadi sekalian saja ku cegah mandiku agar bisa mandi bersama" ucap Saki lalu mencium pipiku

"Eh cium cium sembarangan"

"Daripada gigit gigit sembarang bwekk" Saki berucap dengan menjulurkan lidahnya

"Hmmm istriku yang sangat menggemaskan!!!" ku peluk Saki dengan lembut

.

"Hey Haruka kun, saat kita pergi Hachan apa boleh di bawa?" tanya Saki yang ku peluk dari belakang

"Tidak lah, kita titipkan di penitipan hewan" balas ku sambil main grepe grepe

"Hey hey tangan main kemana itu" Saki menegur ku

"Hanya di atas saja ini" balas ku sambil senyum senyum

"Itu yang ku maksud, ahh,..., sudah sudah jangan sekarang ini masih siang Haruka!"

"Baik baik ku sudah"

.

Selesai mandi.

"Mau istirahat atau ikut aku?" tanua Saki sebelum keluar kamar

"Kamu kemana?"

"Masak, bukankah dulu kita pernah masak bersama, jadi mari ulangi kenangan yang sama" tawar Saki

"Okey okey, tunggu sebentar aku masih pakai celana ini"

.

Di dapur, Saki menyiapkan bahan masakan, sementara aku membersihkan, memotong, dan melihat Saki memasak.

Saki menunjukkan menu yang ingin ia buat padaku.

"Oh sup miso aku bisa kalau ini" ucap ku padanya

"Yakin? Soal bumbunya juga bisa?"

"Ya maksudnya bisa menunggu sambil mengaduknya saja, hehe"

"Kamu goreng saja ayamnya, bumbunya sudah ku racik dan ku balur, tinggal diratakan sedikit lalu masukan ke minyak panas, ingat jangan terlalu coklat yang penting sudah matang"

"Siap nona manis"

.

Ibu masih stay menunggu Rin chan di ruang keluarga, sengaja Saki suruh ibu istirahat saja sebab ia kurang tidur saat Rin chan sakit.

.

Jam 6 kami makan bersama di ruang keluarga, ku bawakan meja pendek yang Saki kata juga ia beli kemarin, btw Hachan pun ikut makan di dekat kami, namun bukan di atas karpet.

"Meow!" (Berikan ayamnya tuan!)

Ku taruh tulang ayam yang kecil kecil.

"Meow meow!" (Kamu pelit, tapi ya sudahlah akan ku makan)

"Tidak mau? Ku ambil kembali nih?" tanya ku

"Kheeee" Hachan marah sepertinya

"Baik baik makan saja tidak jadi ku ambil"

.

"Kakak bisa bahasa kucing ya" ucap Rin chan

"Oh tentu saja bisa, kamupun bisa sebenarnya"

"Apa benar?" tanya Rin chan semangat

"Memangnya bisa beneran?" bisik Saki di telinga ku

"Entahlah, coba saja" balas ku

.

"Begini langkahnya perhatikan ya Rin chan (Rin mengangguk), Hachan mau lagi?" ucap ku

Hachan melihat daging yang ku pegang, bersiap melompat.

"Eits jangan lompat, duduk dulu" ucap ku

"Meow" Hachan tetap mendekati ku

Ku hentikan dengan tangan ku lalu mencoba lagi setelah ku taruh Hachan agak jauhan.

"Jika mau ini, duduk, duduk"

Hachan jadi duduk

Ku beri ia suwiran ayamku.

"Whoo bisa ya seperti itu" ucap ibu agak kaget juga, Saki yang sudah terbiasa tau ya biasa saja, yang paling tertarik adalah Rin chan

"Mau coba" katanya Rin chan

"Baik, tapi jangan di pegang ya Hachan nya" ucap ibu

"Oke bu"

"Hachan, jika mau sepotong paha ini coba berdiri" ucap Rin chan

Hachan langsung berdiri dengan kaki belakangnya.

"Wah hebat" ucap Rin chan

"Astaga kucing matre" pikir ku dan Saki

.

Jam 7 Malam.

Duduk bersama di futon menonton televisi, melihat film dari kaset yang ku beli ketika di Tokyo.

.

Jam 9 malam, karena Rin chan sudah tidur jadi acara menonton pun di sudahi, aku dan Saki pergi ke kamar meninggalkan ibu dan Rin chan di ruang keluarga.

"Haruka kun, besok ada rencana kah?" tanya Saki ketika di kamar

"Ada, besok rencananya aku mau seharian di rumah" balas ku

"Yeh itu sama saja waktu luang" balas Saki

"Ya kan itu kegiatan juga, memangnya mau ngajak keluar? Panas loh"

"Sepeda santai pagi jam 6" balas Saki

"Owh, boleh saja tapi kamu naik sepeda aku naik motor ngikut di belakang ya"

Saki menatap ku dengan pandangan tenang namun aku rasa malah jadi creepy.

Note : cari aja di yt tentang pisikopat, ia tenang dalam membunuh, yang artinya tenang itu belum tentu baik.

"Iya iya oke sepeda santai, tapi ada satu syaratnya" ucap ku padanya

"Apa syaratnya?"

"Pertama cium aku.."

Cuph

"Oke sudah" kata Saki

"Sebentar, siapa kata cium di pipi, cium di bibir dong"

"Aku curiga akhirnya nanti kamu nyuruh main" ucap Saki

"Tau saja kamu" balas ku lalu mencium Saki dan ku tindih dirinya

.

.

"Kamu tidak haid kan?"

"Masih tanggal 12 mungkin selesainya" balas Saki

"Huh kenapa tidak bilang dari tadi lah"

"Ya kamunya langsung gas gas cium cium, raba raba dan lainya saja"

"Bantu aku keluar kalau begitu" ucap ku

"Tidak pakai mulut loh ya"

"Terserah sih, yang penting bisa"

.

Jam 10 malam.

Saki sudah tertidur setelah tadi kusuruh, ku usap rambutnya perlahan, ku usap pipinya, bibirnya, telinganya.

Saki terbangun.

"Hentikan Haruka kun kamu terlihat seperti orang mesum sekarang dengan wajah mu seperti itu" ucap Saki saat menatap ku

"Saki chan kenapa kamu bisa membuat ku jatuh cinta pada mu?" tanya ku

"Karena aku baik, cantik, imut, bikin happy, pintar masak dan banyak lagi" balas Saki

"Kamu salah, aku ini tipe orang yang mudah menyukai tapi susah mencintai, yang kamu sebutkan itu hanya dari aspek suka bukan cinta" jelas ku padanya"

Saki memikirkannya.

1 menit.

3 menit.

5 menit.

"Aku menyerah, kamu orangnya unik" kata Saki

"Jawabannya adalah karena aku sudah terbiasa" balas ku

"Huh?" Saki bingung

"Karena terbiasa dengan yang di sukai kadang kebiasaan itu menjadi sebuah kecintaan" balas ku

Saki jadi panas.

Plak

"Aaa kamu bisa saja"

"Ya jangan main tampar tampar juga sayang" balas ku sambil memegang pipi kanan

"Tapi beda dengan ku ya jadinya"

"Beda bagaimana?" tanya ku

"Ya aku cinta kamu ya apa adanya dan ada apanya juga"

"Ada apanya?"

"Yes you alright, kamu bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani ku, terkadang ini hoki ku takdir ku atau hanya kebetulan semata"

"Itu kamu sengaja dul, kamu yang menjebak ku"

"Ah kamu bilang apa aku tidak dengar, ah lupa aku, jadi lupakan kata kata ku tadi" kata Saki pura pura agar tidak di salahkan

"Hmm"

.

"Eh benar juga hadiahnya lupa" ucap ku

"Besok saja" kata Saki

.

11 Agustus, pukul 5.30 pagi

"Sayang bangun, ayo ku ajak masak lagi" ucap Saki

Ku buka mata ku perlahan

"Cepetan di buka" ucap Saki lagi

"Iya iya ini sudah di buka noh, hoammmm, kamu masak sendiri sanalah, aku masih lelah ingin nyantai sejenak"

"Ya sudahlah, kamu segera mandi setelah sarapan langsung goes kita" suruh Saki sambil membenarkan selimut

"Oke oke"

Saki keluar kamar sementara diriku kembali tidur.

.

Jam 5.45 Saki kembali ke kamar

"Yehh nih suami masih tiduran saja, Haruka kun bangun atau ku siram air dingin dalam kulkas!" teriak Saki

Aku langsung bangun lagi.

"Kenapa sudah kembali, baru sebentar juga"

"Hanya masak sedikit, lagian kenapa kamu belum mandi"

"Iya iya ini mau mandi"

"Hmm sana, nanti gantian dengan ku"

"Kenapa tidak bersama?"

"Aku mau mencuci dulu pakaian kotor mu di mesin cuci"

"Oh"

.

Jam 6 pagi baru mulai sarapan.

.

Jam 6.30 baru mulai sepeda santai.

Hanya berdua sebab Rin chan dan Ibu tidak ikut.

.

Keluar gerbang rumah.

"Mau kemana?" tanya ku

"Ke barat, arah sekolah lalu muter lewat belakang sekolah"

"Oke"

.

Di perjalanan, sambil menikmati udara pagi yang segar dan tentunya menyapa mereka yang olahraga pagi juga.

"Pagi Nanao san" teriak Saki

"Pagi Saki" balas Nanao yang ternyata juga olahraga pagi tapi ia jalan kaki

.

"Saki"

"Apa?"

"Hewan yang jalannya mundur kan undur undur, kalo hewan yang jalannya mau apa?" tanya ku

"Aju aju?"

"Khehehehehe, salah"

"Apa dong"

"Semua hewan darat kecuali undur undur bisa jalan maju"

Saki merasa terbodohi.

1 - 0

.

"Haruka kun, tikus tikus apa yang kakinya dua" tanya Saki

"Tikus yang kaki depannya di amputasi?"

"Tet salah"

"Kedua kakinya di ampitasi?"

"Salah juga"

"Pass"

"Huu gitu saja gak bisa, jawabnya adalah Mickey mouse, yey 1 sama"

"Baiklah baik, kalau begitu bebek bebek apa yang kakinya dua"

"Donald duck" jawab Saki cepat

"Salah dul, semua bebek kakinya dua, 2 - 1"

"Eh iya ya" balas Saki

.

Sampai di depan sekolah karena gerbang sekolah terbuka kami mampir sejenak.

"Pak apa ada kegiatan di sekolah?" tanya ku pada satpam

"Eh dua pasang muda, di dalam ada kegiatan namun hanya polo air, pelatih mereka yang meminta adanya latihan di sekolah"

"Boleh masuk?" tanya ku

"Masuk saja, toh kalian murid di sini juga"

"Oke"

.

Kami parkirkan sepeda di tempatnya, lalu pergi ke kolam renang sekolah.

Sesampainya di sana ku lihat anggotanya sudah mulai bermain, namun anehnya kenapa laki laki dan perempuan di campur.

"Hey Saki chan" teriak Haymi teman sekelas kami (Hantsu x Trash, baca aja keren pokoknya yang suka mature joke rekomded!)

"Hey Hayami chan"

Ia menghampiri kami bertanya untuk apa kemari.

"Hanya melihat lihat, ini baru sepedaan" bala Saki

"Oh silahkan lihat saja, duduk saja di sana" tunjuk Hayami

"Oke oke"

.

Kami duduk melihat permainan amatur dari tim laki laki, sementara yang putri tidak terlalu ahli juga.

"Pset Hayami, siapa mereka?" tanya Cihisato secara bisik bisik

"Ia teman sekelas ku, jika senpai melihat daftar nilai kelas satu di pts mereka adalah nomor satu dan duanya"

"Mereka terkenal?" tanya Chisato

"Kamu beneran tidak tau senpai?" tanya ciwi lainnya

Chisato menggeleng.

"Yang laki laki namanya Haruka Shinomiya, yang perempuan Saki Shinomiya, sudah ada gambaran?" tanya Hayami

"Mereka bersaudara?"

Para ciwi menepuk jidat, entah senpainya yang kuper atau memang tidak mau tau.

"Mereka pasangan yang sudah menikah, Haruka punya banyak prestasi di bidang olahraga dan musik, sementara Saki di musik dan masakan" kata Hayami

"Ah aku baru ingat, Restoran Wagnaria itu kan milik Keluarga Shinomiya" ucap Chisato

"Nah itu"

.

.

"Apa pakaian laki lakinya memang harus sekecil itu Haruka kun?" tanya Saki

"Ya rata rata sih memang seperti itu, agar mempermudahkan pergerakan dan tidak mudah di tarik lawan" balas ku

"Menarik bukannya pelanggaran?"

"Tidak jika yang di tarik sedang memegang bola, asal bukan serangan fisik, tidak di sebut pelanggan"

"Jadi permainan ini bisa di sebut juga keras?"

"Tidak juga, asal tidak memegang bola terlalu lama, blok tidak akan berani menyerang"

"Oh paham paham"

.

2 menit ku lihat permainan mereka aku sudah bosan saja.

Namun bosan ku agak berkurang setelah Mano datang.

"Yo Haruka" ucap Mano

"Halo Mano senpai, kamu ikut polo air juga?" tanya ku

"Tidak, aku hanya bermain di sini aku kurang suka polo lebih suka renang"

.

Pemain polo yang melihat ku akrab dengan Mano terkaget kaget, karena sebelumnya sifat Mano yang sangat kasar dan kejam (bukan yang berdarah, maksudnya tega jika berucap) bisa akrab dengan yang lain.

"Olahraga apa yang ia tekuni" tanya Chisato

"Siapa?" taya balik Hayami

"Shinomiya"

"Yang laki atau perempuan"

"Yang laki laki"

"Oh, ada voli, lompat jauh, dan lari, di festival summer kemarin ia membawa 2 mendali emas untuk sekolah, sial kenapa juga aku gagal di penyisihan prefektur di lari 100 dan 200 huhu" balas Hayami sambil agak menangis di belakang

"Wow juara nasional sampai dua mendali?"

"Ya memang, katanya sih jika kakinya tidak terkilir ia mungkin bisa bawa 3 mendali emas"

"Wah lelaki kuat seperti idaman ku, tapi sayangnya sudah menikah" kata Amamiya (Pemilik oppai rocket)

"Bukan kamu saja senpai, mungkin idaman semua wanita juga" balas Hayami (Pemilik Oppai Bulet)

.

Di pihak laki laki

"Oi sepertinya pemuda itu menarik semua pergantian semua putri" ucap Shioda (Penggila oppai rocket)

"Wajar kan dia ganteng" balas Hamaji (Tokoh utama)

"Hey, gateng itu pilihan terkahir, yang pertama itu panjangnya dan besarnya" balas Nakajima (Pelopor aksi aksi mesum dan yang paling jelek)

Hamaji yang mendengarkan jadi bingung dengan pemikiran para senpainya yang omesh ini.

.

.

Mano masuk ke kolam bersama dengan para laki laki.

"Bukannya para laki laki bisa leluasa menyentuh wanita?" tanya Saki khawatir

"Ya memang, makanya dari tadi aku agak bingung, tapi jika di lihat dari anggotanya sih wajar saja jika latihan bersama, mungkin wanitanya sudah bisa menerima risikonya"

"Keenakan yang laki laki dong"

"Ya jika fokus bermain bukan fokus mesum harusnya sih tidak akan terjadi hal hal yang tidak di inginkan" balas ku perlahan kata perkata

"Laki laki itu serigala pastinya tidak mungkin bisa tahan, tidak melakukan hal mesum"

"Saki jangan nething, positif saja"

.

Beberapa menit kemudian.

"Kyaaa!"

Ciwi berteriak karena pakaian renangnya di tarik hingga buah dadanya hampir keluar

"Plak!"

Hamaji di tampar

"Aduh duh kenapa aku ikut ikut di siksa" tanya ku Saki

"Kamu melihatnya kan, kan, kan" ucap Saki tak senang

"Tidak terlalu banyak"

"Huh, mari pergi saja di sini terlalu terbuka"

"Oke oke" balas ku

Kami pamit lalu kembali melanjutkan perjalanan.

.

"Mau minum apa?" tanya ku

"Yang yogurt rasa strawberry saja"

"Oke"

Kami duduk sejenak ditanam, mengingat kembali masa masa saat sering jalan pagi bersama ketika tinggal di apartemen Tsukasa.

Yang ku suka dari taman ini sebenarnya tidak ada, namun karena hanya ada tempat hijaunya di sini ya sudah bermainnya ke sini.

Rata rata yang datang ke taman sudah pulang sih, sebab kami sampai sini jam 6.50, dimana orang mulai beraktifitas mulai berangkat kerja ataupun lainnya.

.

Jam 7.10 kami memutuskan pergi ke restoran, sebab aku perlu mengecek data penjualan yang di buat Kyouko san.

Di Restoran.

"Ardian selamat pagi" ucap ku dalam bahasa Indonesia pada Ardian ketika menyapu

"Eh Haruka san bisa bahasa indonesia?" balasnya agak kaget

"Sudah N5 bahasa Indonesia saya"

"Bahasa jawa juga bisa?" tanya Ardian

"Bisa juga, tapi tidak terlalu banyak dan hanya bahasa jawa yang halus"

"Wow saya saja hanya bisa ngoko daripada yang halus, keren"

.

Pegawai lain yang mendengar tidak paham apa yang di bicarakan karena tidak tau bahasanya.

"Ah aku ingin selamat pagi itu di anime Nichijou bukannya!" ucap Saiki

"Entahlah, lanjut saja bekerja ada pesanan banyak pagi ini" ucap Kyouko

"Baik bos"

.

Note : Gaji full untuk tiap pegawai serta bonus yang sama seperti bulan kemarin, antara 260 rb untuk part time, 330 rb untuk full time.

Total pendapatan bersih : 120 juta yen.

Sedang untuk toko pakaiannya, keuntungan bersih adalah 2,4 miliar yen.

.

Di ruang manager.

"Silahkan cek dan cocokan dengan di komputer, data halaman 2 tanggal 1 - 31 Juli" ucap Kyouko sambil menyerahkan aku buku rekap

"Oke, terima kasih talah bekerja dengan baik" balas ku

"Kyouko san, silahkan nanti kumpulkan ukuran baju tiap pegawai, nanti akan aku berikan kaos dari toko pakaian kami" ucap Saki

Aku tidak memperdulikannya, toh berbagi pada mereka yang baik dan rajin bekerja bukanlah suatu hal yang merugaikan.

"Oke nanti sore akan ku kirimkan padamu" balas Kyouko

"Sip"

.

Ku cek cek tiap data dengan teliti, bukannya takut kekeliruan karena uang yang tidak tepat, tapi melainkan inilah salah satu ilmu manajemen.

20 menit berlalu.

"Oke sudah cocok, nota nota pun sudah sesuai, kamu ambil uang 1 juta bagaikan pada 41 karyawan, lalu ambil lagi 35 rb untuk mu, 30 rb untuk Takanashi" ucap ku

Inilah yang di tunggu tunggu Kyouko, uang panas tanpa keringat bulan ini.

"Sip akan ku urus nanti" ucap Kyouko bahagia

.

Di ruangan istirahat.

Saat ini aku sedang menerima curhatan dari salah satu pegawai ku, walaupun aku tidak membuka acara ini, namun biarlah sebab pimpinan yang baik adalah mereka yang mau di pahami dan memahami.

"Jadi apa permasalahan mu Uzaki san?" tanya ku di hadapannya

"Ano bagaimana caranya membuat pasangan yang tidak peka paham akan perasaan kita?" tanyanya

"Mudah" balas ku

"Caranya!"

"Tembak duluan" balas ku

"Mana bisa wanita menyatakan duluan!! cara lain"

"Dengan sentuhan fisik?" tanya ku

"Aku bukan orang mesum!"

"Baiklah baik, nanti akan ku bilang pada Sakurai soal perasan mu, kamu tunggu saja di sini" aku pergi keluar ruangan

"Ehhhhhh!!" Uzaki berteriak

Berapa menit kemudian.

"Sana masuk calon pacar mu menunggu kamu" ucap ku mendorong masuk Sakurai

"Haruka san, anda mungkin salah paham"

"Tidak ada salah paham segera masuk, tapi jangan sampe berbuat hal mesum"

.

Di dalam mereka berdua diam saja karena malu untuk berkata kata, apalagi menatap muka masing masing.

.

"Hey kembali bekerja, ini sudah jam 8" ucap ku membuka pintu

"Baik Haruka san!" balas mereka bersama sama dengan cepat

.

"Haruka kun, ayo kembali ke rumah" ajak Saki

"Baik, mau mampir tidak saat pulang nanti?" tanya ku

"Tidak usah, belanja masih nanti sore juga"

"Oke ya sudah kalau begitu"

.

Di perjalanan pulang, ku lihat toko baru yang menjual sosis kentang.

"Nice ada Sosis kentang, ayo mampir Saki chan, aku yang bayar" ajak ku

"Oke, sekalian beli taiyaki yang di sampingnya ya"

"Siap" balas ku

.

"Pesan berapa?" tanya penjualnya

"2 Porsi besar, sosis Ayam" balas ku

"Aku porsi sedang saja" sela Saki

"Ibu dan Rin chan juga?" tanya ku

"Beli yang sedang saja juga"

"Oke, 1 besar dan 3 sedang" ulangi ku

"Oke, silahkan duduk dulu" kata penjualnya

.

Saki pergi ke toko sebelahnya untuk membeli sekantong taiyaki seharga 500 yen.

"Rasa apa ini?"

"Coklat dan Melon" balas Saki

Ku makan satu, rasanya enak, seperti taiyaki pada umumnya tidak ada yang spesial, tapi ya cukup enak.

Note : Taiyaki adalah kue berbentuk ikan, dengan isian di dalamnya.

Sosis kentang sudah di bungkus.

"1.120 yen tuan" kata penjual

"Kuberikan receh 500 yen tiga keping"

"Sosis mentahnya yang besar, satunya berapa?" tanya ku

"200 yen"

"Ya sudah berikan itu dua, akan ku berikan 20 yen" kata ku

"Baik"

.

Kembali pulang di lanjutkan.

"

Wussh!!

Sepeda balap melintas di samping kanan ku.

Ku lihat di belakang siapa tau ada kerumunan balapan, tapi ternyata hanya ada beberapa orang saja.

"Siapa mereka?" tanya Saki

"Klub sepeda balap Karasuno, mereka itu sampah sih menurut ku, selain hanya gaya gayaan aslinya mereka itu lemah, turnamen tahun ini saja tidak finish, tengah perjalanan sudah nyerah"

"Berapa jaraknya memangnya?"

"Total ada 120 km jika tidak salah, terbagi jadi 3 sesi"

"Ya jika jarak segitu tak heran jika tidak finish"

"Eh eh eh, itu jarak normal sepeda beregu, rata rata tiap sekolah bisa finish kok, malah ada yang beradu sprint mendekati finish" balas ku

"Wow hebat, tapi aku tidak peduli sih"

"Yeh" ucap ku

.

Di rumah

Saki memberikan oleh olehnya pada ibu dan Rin chan.

.

"Saki chan, ibu titip Rin chan ya, ibu mau kerja dulu"

"Oke bu"

.

Ibu pergi aku datang setelah dari kamar.

"Itu ibu tidak perlu di antar?" tanya ku

"Ibu sudah bisa menyetir, ia sudah dapat sim" balas Saki

"Oh seperti itu"

"Iya seperti itu"

.

Rin chan sekarang sudah pulih, ia sudah bisa riang kembali.

Next...

ตอนถัดไป