Dua hari kemudian kondisi Elise jauh lebih baik. Gadis itu sudah kembali seperti biasa aktif dan selalu menampilkan wajah datarnya. Wahyu tertawa tanpa suara. Elise memang berbeda. Lihat sekarang dia duduk bersandar di bangku ruang tamu rumah buk joko sambil memeluk gitar. Di sampingnya ada Alan yang menguap lebar tanpa henti tanda tidurnya tidak nyenyak. Elise melihat kedatangan Wahyu laki-laki itu berdiri di ambang pintu menatap mereka terkejut.
"Kalian.. apa yang kalian lakukan!"
"Duduk!" kata Alan dan Elise serentak.
Sudut mata Wahyu berkedut sekali "Kau sudah minum obatmu?" tanyanya ke Elise.
"Sudah!" kembali dua suara terdengar.
Kali ini bukan hanya matanya yang berkedut tapi keningnya juga berkerut Wahyu pun melotot pada Alan tidak menunjukkan sikap ramah lagi "Aku tidak bertanya padamu!"
"Aku tahu!"
"Kenapa kau yang menjawab!" dengus Wahyu.
"Aku ingin menjawab, kenapa kau marah!" Alan terusenjawab dengan nada datar dan wajah yang terlihat ingin di tonjok.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com