webnovel

Kebebasan yang tidak adil.

Seorang pria yang membuat diriku tertegun melihatnya adalah wujud dari raut garis matanya. Kuharap orang itu adalah Jebran seorang, ternyata ia adalah rekanku sendiri—Feno.

"Emira, kau dari mana saja?"

Feno berdiri dengan santainya, pastinya dengan wajah ramah.

Aku berhenti menatap diriku dan seakan-akan menakutiku karena posisi aku masih menjadi orang asing di negeri ini.

"Aku kira kau siapa?" gerutuku.

"Ayo, kau tidak mau pulang, ya?" tanya Feno ragu-ragu.

"Ah, tidak!" kelitku.

Senja hari berganti dengan angin malam yang kian menusuk di sekitar ubun-ubun kepalaku. Berasa begitu sendu bahwa aku ternyata merindukan seseorang dari jauh sana. Tak pernah ia mengirim kabar untukku, apalagi untuk menanyakan kabar pun tak lagi.

Begitu pun sebaliknya, aku tidak akan mengharapkan dari kesibukannya yang mungkin sangat mengganggu baginya.

ตอนที่ถูกล็อกไว้

สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com

ตอนถัดไป