"Gue bukannya iri. Tapi gue mau tanya, lo ada hubungan apa sama Pak Edward?"
Arinka langsung terdiam. Apa yang harus ia lakukan saat ini?
"Gue... gue sama Pak Edward nggak ada hubungan apa-apa" jawab Arinka secepat mungkin.
"Oh, ya? Terus kenapa, kemarin lo digendong sama Pak Edward?"
"Santi, mending lo pikir baik-baik, guru mana yang tega ngeliat muridnya pingsan? Apa dia bakal diem aja? Nggak, lah!"
Sandy mengangguk setuju. "Udah yuk, Rin! Nggak penting juga kita ngurusin orang kayak dia."
Arinka dan Sandy meninggalkan tempat Santi. Ia kini bisa bernapas lega bisa bernapas lega dari pertanyaan Santi.
"Si Santi aneh banget, ya. Masa gitu aja nggak ngerti. Pak Edward bawa lo ke uks, karena dia bertanggung jawab sebagai guru."
Arinka hanya tersenyum. Ia sendiri tidak tahu harus menjawab apa. Sepertinya gadis seperti Santi tidak akan bisa dihadapi dengan mudah.
Ia menghela napas berat, membuat Sandy menoleh sambil mengerutkan kening. "Lo kenapa? Banyak pikiran?"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com