Suara kunci pintu yang terbuka terdengar menggema, bahkan kedua matanya tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain. Hanya pintu putih yang menjadi pembatas antara dirinya dan sang Mate.
Napasnya tercekat tepat saat pintu itu terbuka, perlahan namun penuh kewaspadaan membuatnya bangkit. Berusaha untuk bersikap biasa saja namun kedua bola matanya langsung membulat di saat dia melihat wujud sang Mate.
Surai hitam panjang dengan highlight di beberapa bagian terlihat melambai-lambai dengan cantiknya. Kedua matanya berkedip-kedip dengan bola mata emas yang menyala membuatnya tidak bisa mengatakan apa pun.
Cantik dan sempurna, itulah yang tengah dia pikirkan. Namun matanya kembali bisa melihat sebuah pola aneh di kening sang Mate yang tertutupi anak rambutnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com