Caroline berlari, dia tidak bisa mempercayai akan apa yang baru saja dia dengar dari Jerome yang mendatangi dirinya. Maniknya terlihat begitu ketakutan, dia tidak bisa melihat hal yang sama lagi. Tapi Caroline harus menghadapinya, untuk kesekian kalinya.
Dia menatap ke arah Luis yang tersungkur dengan Alpha Berdine yang terus menghajarnya. Maniknya membulat, menunjukkan amarah. Dia tidak suka Luis di sakiti, siapapun itu mau ayahnya atau Alpha buruk itu.
Dia langsung berlari, memukul tepat wajah sang Alpha yang tersungkur jauh di hadapan semua orang yang menonton. Napasnya memburu menatap penuh amarah pada sang Alpha, dia tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dengan cepat dia mendekati Luis yang sudah babak belur.
Sepupunya ini kenapa dia tidak melawan, apa karena ada Sena di sana. Ternyata Luis memang tidak pernah berubah, dia tetaplah pria baik yang selalu menganggap orang yang berharga baginya lebih dari dirinya sendiri dan Caroline tidak bisa membiarkan Luis menanggung semuanya sendiri.
Jika pada akhirnya dia akan mati di tangan Alpha itu maka dia tidak apa, asalkan Luis tidak terluka. Semua orang terkejut menatap ke arah Caroline yang tengah membantu Luis, terlihat jelas bahwa mereka tidak bisa mempercayai akan apa yang di lakukan Caroline. Tapi Caroline tidak peduli dia langsung menatap tajam ke arah Sena sebelum menatap Luis lagi.
"Sekarang apa lagi? Kau ingin masuk rumah sakit lagi!!" Caroline berteriak dia menatap tajam ke arah Luis yang terkekeh menatapnya.
"Ternyata kau sudah gila!!"
Caroline langsung bangkit saat mendengar suara sang Alpha yang menggema di indra pendengarannya. Luis memegang kuat tangan Caroline "jangan!" ucap Luis berharap Caroline tidak bertindak lebih jauh lagi.
"Kau tau Luis, ini tidak seberapa dari yang pria tua bangka itu lakukan padamu"
Luis terkejut tapi dia tidak bisa membiarkan Caroline menghadapi Alpha Berdine. Dia juga tidak ingin Caroline terluka, dan ternyata Caroline menyadari bahwa mereka memang masih membutuhkan satu sama lain seperti dulu.
Caroline langsung menatap ke arah Jennifer yang mengangguk, sebenarnya Jennifer juga takut akan nasib Caroline tapi dia tidak bisa menolak keinginan Caroline sekarang. Dia langsung membawa Luis menyingkir, jelas Luis memberontak tapi Caroline tidak peduli dia langsung mendekati Alpha Berdine.
"Sekarang mari kita selesaikan!" ucap Caroline menatap remeh pada Alpha di hadapannya.
"Ternyata kau tidak punya takut!"
Caroline tertawa mengejek "takut! Itu tidak mungkin, kau tidak lebih buruk dari orang yang aku kenal dulu"
Mereka sama dan Caroline tidak akan mengulangi kesalahan yang sama dengan takut pada orang seperti mereka. Keduanya langsung bertarung, jelas Caroline tidak bisa menandingi kekuatan Alpha Berdine tapi Caroline masih bisa bertahan.
Luis terus memberontak, dia menunjukkan kekhawatiran yang sama. Ingatan masa lalu itu kembali hadir dan Luis tidak mau hal itu terjadi lagi sekarang "lepas!!" teriak Luis menyentak tangan Jennifer berulang kali.
"Tapi Luis...."
"Lalu kau membiarkan Caroline mati di tangan pria itu!!" Luis berteriak menatap Jennifer yang langsung melepaskan tangannya.
Luis berlari dia tidak peduli akan dirinya asalkan Caroline baik-baik saja dan Sena yang melihat itu semakin meremat kuat kedua tangannya. Ternyata Luis dan Caroline tidak bisa dia pisahkan, dan Sena menyerah untuk melakukan hal ini.
"Caroline..!" Luis memanggil nama Caroline membuat Caroline tidak fokus, Caroline langsung terjatuh setelah terkena pukulan yang cukup keras.
Semua orang langsung panik dengan Luna Berdine yang kembali menyuruh Alphanya berhenti. Tapi jelas semua itu sia-sia, dan Caroline juga tidak mau berhenti.
"Cukup Lin!!" ucap Luis menatap manik biru Caroline yang tersenyum lebar padanya.
Tidak ada sahutan dari Caroline, bahkan Caroline memilih bangkit mengabaikan semua ucapan Luis. Ingatan itu kembali hadir dan keduanya sama-sama terluka sekarang. Karena orang yang sama mereka terluka dan sekarang mereka kembali terluka karena orang yang sama, apakah ini takdir mereka?
Rasanya Caroline ingin tertawa dan dia langsung tertawa penuh akan syarat kebencian yang ada. Luis tahu itu dan dia langsung menarik Caroline dalam pelukannya. Jika membiarkan Caroline melakukan hal lebih gila lagi maka hal itu benar-benar akan terulang.
Luis tidak mau! Dia terus memaksa Caroline untuk berhenti tapi Caroline melakukan hal yang sebaliknya. Siapa yang sebenarnya terikat? Dia atau Caroline atau keduanya terikat satu sama lain.
Jawabannya mereka berdua, sekarang biarkan orang-orang itu tau bahwa bukan Caroline yang menjadi beban Luis. Tapi mereka berdua sama-sama membutuhkan sosok satu sama lain "cukup! Kali ini dengarkan aku Lin, aku tidak ingin kau terluka lagi! Aku mohon berhenti.."
Caroline mulai tenang tapi untuk berhenti dia jelas tidak bisa, Alpha Berdine sudah membuat sepupunya babar belur dan dia harus melakukan hal yang sama. Dan dia tidak akan berhenti sampai hal itu terjadi "kau lihat. Aku baik-baik saja, kali ini biarkan aku membalas akan hal yang dulu pernah kau lakukan untukku. Mungkin aku tidak sebaik dirimu tapi aku percaya, aku bisa melakukan sesuatu yang berguna!"
Caroline langsung melepaskan pelukannya pada Luis, dia kembali menatap ke arah Alpha Berdine yang di tahan oleh sang Luna. Apakah ini sudah selesai? Padahal dia masih berniat membuat wajah itu terluka parah.
"Luis, kau hanya perlu melihat saat ini! Aku tidak mau menjadi orang yang hanya diam melihat di belakang, biarkan kali ini aku yang maju membalas semua yang telah kau lakukan dulu sebagai tamengku"
Semua orang mendengarnya termasuk dengan Luis, semuanya diam menatap ke arah Caroline yang terlihat lebih tenang sekarang. Tidak ada raut wajah gila yang di tunjukkan Caroline tadi, yang ada adalah raut wajah tenang dan datar.
"Jadi kau masih mau di hajar!?" teriak sang Alpha mendorong tubuh sang Luna membuat Sena langsung berteriak terkejut.
Caroline jelas tidak salah jika menganggap pria ini sama seperti ayahnya, nyatanya dia berani mendorong Mate-nya di hadapan semua orang karena emosi. Mau apa pun alasannya jelas ini salah dan pria ini adalah sampah yang tidak pantas di sangjung oleh semua Werewofl yang ada di sini.
Dia jadi kasihan pada Werewofl di sini yang menjadi bawahan Alpha sampah sepertinya. Alpha yang hanya menganggap seorang Omega sebagai budak dan alat pembuat anak, tidak lebih dari itu!
Keduanya langsung berlari mendekat dan berniat bertarung lagi sebelum seorang pria dengan rambut perak menghentikan mereka. Semua yang ada di sana terkejut, menatap ke arah pria yang berada di tengah-tengah sang Alpha dan Caroline.
Keduanya langsung berhenti, terpaku menatap ke arah Alpha berambut perak itu "kalian berhenti!!"