webnovel

Vol I 1 『Pemanggilan yang Sangat Lama』

... Pagi-pagi hari sudah keluar rumah, rasanya sangat tidak seperti diriku sekali.

Apalagi, ini adalah hari libur.

Kenapa seorang pengurung diri sepertiku sampai mau melakukan ini...?

Cahaya matahari yang tidak sengaja kulihat barusan terasa seperti sedang membakar kedua mataku.

Aku berjalan dengan pelan seperti orang yang kelelahan.

Untuk pergi ke sekolah. Sepertinya para guru memanggilku karena jumlah absen alpa-ku yang sudah menumpuk.

Bikin malas saja.

Aku bisa saja mengabaikannya, meskipun aku sudah berpikir untuk melakukan itu ... Tetapi ... setelah mendengar ocehan mereka, aku akan langsung pulang dengan cepat.

Aku akhirnya sampai ke sekolah.

"Sampai juga."

Sudah lama sekali sejak aku ke sini. Tempat ini kelihatannya tidak terlalu banyak berubah.

"Sepi sekali."

Dikarenakan ini adalah hari libur, tentu saja tidak akan ada siswa yang datang ke sekolah.

Aku berjalan di koridor dan pergi berjalan menuju ke ruangan dimana para guru berada, yaitu ruangan kerja guru.

Letaknya ada di lantai dua.

Saat aku sedang berjalan, aku melihat dua orang gadis sedang berjalan dan berbincang satu sama lain.

Saat aku berpapasan dengan mereka, mereka melirik diriku dengan tatapan yang membuatku terganggu.

Tampaknya mereka sedang membicarakanku.

Itu wajar saja.

.....

Aku berjalan menaiki anak tangga untuk menuju ruangan kerja para guru.

Ini adalah hari libur, kurasa hanya akan ada sedikit orang di sini.

"Permisi."

Saat aku membuka pintunya, mata orang-orang yang ada di ruangan ini lalu tertuju padaku.

Cukup ramai.

Aku lalu bertemu dengan guru yang menyuruhku untuk datang.

Sampai menyuruhku untuk datang pada hari libur seperti ini...

Aku duduk berhadapan dengannya secara langsung, dan mulai mendengarkan ocehan guru yang menceramahiku.

Apa sudah selesai?

Beberapa saat akhirnya berlalu.

Setelah mendengar ocehan para guru untuk waktu yang lama, aku akhirnya dibenarkan untuk pulang ke rumah.

Pada awalnya kukira aku hanya akan diceramahi oleh satu guru saja, tetapi pada akhirnya yang lain malah ikut-ikutan.

Ini masih pagi, kurasa aku akan bermain video games sampai malam hari ini...

Saat aku memikirkannya sembari menuruni anak tangga.

Tiba-tiba saja pijakan anak tangga yang seharusnya ada di depanku tidak berada di tempatnya, dan membentuk semacam kotak hitam.

Aku yang tidak menyadarinya hanya berjalan dengan santai dan melangkahkan kakiku pada kotak hitam itu.

Aku tidak bisa merasakan sensasi kakiku menyentuh anak tangga seperti yang baru saja kurasakan sebelumnya.

Dan aku pun terjatuh...

Saat aku menyadarinya itu sudah terlambat.

Aku terjatuh dalam kecepatan yang tinggi.

Aku berteriak karena kaget dan ketakutan. Tetapi sepertinya itu tidak terlalu membantu situasi.

Aku lalu menutup kedua mataku sambil berteriak dengan keras

Kemanapun aku melihat, hanya ada ruangan berwarna hitam dengan asap putih dan bintang dimama-mana.

***

1 menit kemudian.

Keseimbangan tubuhku tidak beraturan.

Aku masih berteriak karena ketakutan.

Tetapi rasa takut itu perlahan mulai menghilang tanpa kusadari.

***

5 menit kemudian.

Aku mulai memahami apa yang sedang terjadi.

Ruangan, bukan, tempatku berada saat ini adalah tempat yang penuh dengan warna hitam.

Seperti kekosongan dengan diriku yang mengisi kekosongan tersebut.

Aku memikirkannya sembari duduk dengan menyilangkan kedua tanganku di dada.

***

10 menit kemudian.

Rasanya seperti duduk di sofa.

"Invisible Futon."

Aku berbaring menghadap ke samping sembari menaruh telapak tanganku di pipi.

Sensasi jatuhnya masih terasa, tetapi setelah terbiasa dengannya kau tidak akan merasa takut lagi.

Aku jadi bingung kenapa aku dulu bisa takut dengan ketinggian.

Aku berselancar seperti di pantai, perbedaannya hanyalah aku tidak berselancar di apapun.

Aku mencoba berbagai hal yang bisa di coba, seperti:

Sensasi saat sedang jatuh memakai parasut.

Membuka mulut lebar-lebar.

Melakukan senam lantai di langit.

Dan ... lain-lain.

***

5 jam telah berlalu sejak aku berada di tempat kosong ini.

Aku sudah merasa sangat bosan.

Aku tidak membawa ponsel, jadi aku tidak bisa menelpon seseorang dan meminta pertolongannya.

Aku sudah tidak tahu mau melakukan apa lagi.

Aku mulai berspekulasi jika diriku sudah meninggal dunia.

Jika dilihat dari situasi dan lingkungannya, itu bisa saja terjadi. Ruangan gelap yang penuh dengan warna hitam dengan asap putih dan bintang dimana-mana, dan diriku yang tidak terlalu merasakan perasaan apapun kurasa sudah cukup sebagai buktinya. Yang kurang hanyalah ... mungkin malaikat kematian. Bisa saja dia sedang sangat sibuk dan menaruhku di antrian paling belakang.

Saat aku memikirkannya, tiba-tiba saja sesuatu yang berbentuk seperti api muncul di bawah dan membuat sebuah lingkaran.

Itu terlihat seperti sebuah portal (pintu?) atau benda semacamnya.

"Hah...?"

Saat aku sadar jika akan terjatuh ke benda itu, dengan cepat aku langsung berteriak dengan keras.

Posisi tubuhku menjadi tidak teratur karena terkejut.

Aku akhirnya masuk ke lingkaran itu dan terjatuh membentur lantai yang harganya sepertinya sangat mahal.

Wajahku terbentur dengan keras dan membuatku menjadi berkeringat dengan seketika.

Aku terlalu meremehkannya.

Merasa kesal karena sakitnya rasa jatuh tersebut, aku lalu melampiaskan amarahku dengan berbicara sendiri.

"Aku telah terjatuh ... selama 5 jam...!"

Tetapi, rasa sakitnya tidaklah sesakit yang kukira.

Aku lalu mencoba untuk berdiri dengan bantuan kedua tanganku dan membersihkan pakaianku yang terkena debu saat terjatuh ke lantai.

"Apa-apaan sebenarnya ... yang barusan itu----."

Saat aku melihat ke depan, aku melihat seorang gadis kecil dengan dua pasang tanduk di kepalanya sedang tersenyum lembut padaku.

***

Gadis itu memiliki senyuman yang lembut dengan kesan licik. Seperti iblis.

"Kau mungkin kebingungan dan bertanya-tanya mengapa kau bisa sampai ke tempat ini."

Gadis itu berjalan mendekat padaku karena melihat wajahku yang kebingungan, dia lalu mengatakan sesuatu:

"Tenang saja, aku bukanlah orang yang jahat."

Meskipun wajar saja kau berpikir begitu karena pemanggilan itu memakan waktu yang cukup lama."

Namaku Rord, salam kenal ya!"

.....

Setelah itu...

Aku bertanya pada gadis cantik bertubuh ramping yang memiliki senyuman lembut ini.

"... Apa boleh aku bertanya suatu hal?"

Rord lalu mengangguk dan merespon pertanyaanku dengan wajah bangga.

"Silahkan, kau boleh bertanya apapun!"

"Apa yang kau maksud dengan pemanggilan?"

Aku memikirkan banyak sekali pertanyaan di kepalaku, tetapi saat hendak bertanya, itu semua hilang seketika.

"Hah. Apa kau tidak tahu?"

"... Tidak."

Ini pertama kalinya aku mengalami kejadian seperti ini seumur hidupku, ini membuatku gugup dan tidak dapat berpikir secara normal.

"Kita harus mulai dari situ ya..."

Apa itu adalah masalah?

"Untuk sekarang, kamu duduklah di kursi yang ada di sampingmu."

Aku menuruti ucapannya dan duduk di kursi tersebut.

Menghadap gadis cantik itu secara langsung dan bertatapan mata dengannya membuatku gugup.

Dia memiliki tubuh ramping seperti model. Juga, paha putih yang tersembunyi di dalam stocking hitamnya itu membuatku terpesona seketika.

"Soal pertanyaanmu yang tadi ... pemanggilan bukan?"

"Ah. Iya benar."

Di ruangan ini terdapat papan tulis, dan peralatan lengkap lainnya seperti spidol yang diletakkan pada suatu meja.

Ia lalu berjalan mendekati papan tulis itu dan mengambil spidol yang ada di meja.

"Kamu. Apa kamu tahu apa itu dunia lain?"

"... Aku tahu. Semacam dunia fantasi yang biasanya ada di novel-novel kan?"

"Tepat sekali. Dan kau telah dipanggil ke dunia tersebut."

Hah?

Telah dipanggil ke dunia lain?

Apa maksudnya?

Lagian, apa hal semacam itu benar-benar mungkin?

Tetapi, jika kulihat dari pakaian dan aksesoris ataupun tanduk yang ada pada gadis ini, sepertinya ia benar-benar tidak berbohong.

Sebentar, sejak kapan ia memakai kacamata?

"Apa kamu sudah paham?"

Aku menggelengkan kepalaku sebagai tanda tidak.

"... Dengar ya. Dunia lain yang dimaksud di sini bukanlah dunia yang penuh dengan unsur gaib, melainkan dunia fantasi yang berbanding jauh dengan dunia yang kita tempati saat ini. Maksudnya adalah duniamu. Biasanya orang tersebut akan: dipindahkan, dilahirkan kembali (Reinkarnasi), atau secara tidak sengaja terjebak di dalam dunia paralel lalu orang tersebut akan memiliki kekuatan yang luar biasa. Yah, seperti video game."

Di--dia menjelaskannya seperti seorang guru yang sedang menjelaskan pelajaran pada murid-muridnya.

Sejak kapan ini menjadi sesi belajar?

"Untuk kasusmu, kamu telah dipanggil lewat 'Pemanggilan'."

Kacamata itu ... terlihat sangat cocok dengannya...!

"Hei. Apa kamu mendengarkan?"

"Ah. Baik, aku sudah paham."

"Bukan itu yang kutanyakan tahu."

.....

"Apa ada sesuatu lagi yang ingin kamu tanyakan?"

Mari kulihat. Sejauh ini aku sudah lumayan paham dengan situasinya. Aku masih belum mati, aku hanya dipanggil lewat "Pemanggilan" yang ia sebutkan itu.

Daripada itu, untuk apa kamu memegang spidol itu jika kau hanya memutar-mutarnya saja dan tidak memakainya neng.

Aku tidak tahu kondisi macam apa yang sedang terjadi pada dunia ini, mungkin itu pertanyaan yang bagus.

"... Anu, Nona Rord kan? Dunia yang kau sebutkan ini, maksudku dunia tempat kita berada sekarang ini itu ... seperti apa?"

Lebih tepatnya, kondisinya.

Setelah mendengar pertanyaanku itu, Rord terlihat percaya diri dan memasang wajah bangga.

"Di dunia ini. Ada raja iblis!"

Raja iblis?!

Plot yang klasik.

Tetapi, pengalaman akan mengalaminya secara langsung tetap membuatku terkejut dan bersemangat.

"Dunia ini sedang diserang oleh pasukan raja iblis, dan situasinya sedang sangat krisis sekarang."

Kamu tahu soal sihir dan monster bukan?"

"Iya, aku tahu."

"Pada dunia ini terdapat sesuatu seperti itu. Singkatnya, seperti Excel!"

Excel?

Dia kelihatan sangat tertarik dan senang saat menjelaskan suatu hal. Apalagi, dia cantik, lelaki mana coba yang tidak akan jatuh hati dengannya.

Itu terdengar sangat meyakinkan dan sejujurnya ini membuatku sangat tertarik.

Aku memang suka bermain video game, tapi aku tidak pernah membayangkan jika aku akan dipanggil ke dunia fantasi seperti game itu.

Ini berita yang sangat bagus!

Aku akan berpetualang seperti di dalam video game dengan memakai sihir untuk melawan monster!

Ah benar.

"Nona Rord. Aku ini dipanggil lewat pemanggilan bukan?"

"Iya, benar."

"Kalau begitu, siapa yang memanggilku ke dunia ini? Aku rasa itu bukan dirimu."

"Ah. Itu ya. Kalau begitu kemari, ayo ikut aku."

Rord menarik tangan kiriku dengan tangan kanannya, dan kami pun pergi berjalan menuju pintu keluar ruangan ini.

Ada yang nanya, "Romaji nama Rord tuh gimana?"

Rord = Rorudo

Lort = Loruto

Napidcreators' thoughts
Next chapter