"Nggak usah men-maen, masa Cia punya adek udah setua ini? Apa kata dunia? Ntar kalau Cia punya anak, makin ribet. Yang satu panggil kakak yang satu panggil mama. Ngga mau." Bayanginnya aja dia geli banget.
"Mama juga nggak mau, papa kamu tu." Tunjuk Sarah pada suaminya.
"Papa hanya bercanda sayang, sumpah." Cia melotot pada papanya. Enak aja mau kasi adek nggak tanya-tanya dulu ke dia.
Bagas pusing, kenapa bahas bayi?
"Cia percaya sama papa, mama lebay." Sarah nggak terima. Putrinya ini emang kalau sama dia bawaannya suudzon aja. Jelas-jelas papanya yang mau nambah anak. Kok putrinya nggak percaya.
"Kamu itu kalau papa ngomong apa langsung percaya, tapi mama? Sampek ludah kering juga belum tentu percaya." Lebay Sarah.
"Kalau mau Cia percaya, pinjamin dulu tas baru mama. Baru Cia percaya kalau Cia kesayangan mama dan juga papa yang ngebet mau kasi Cia adek."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com