Jeng Oktaf masih terlihat begitu syok mendengar ucapan Marpuah.
Ketonggeng atau binatang sejenis kalajengking, yang terlihat sangat jelek dan menyeramkan itu bisa dihargai dengan sejumlah uang 100 juta. Tentu saja ini sangat tidak masuk akal.
Betapa mudah dan beruntungnya menjadi Marpuah.
Ternyata binatang peliharaan yang seharusnya di bunuh atau dibuang malah sekarang menjadi uang. Kalau benar Marpuah mendapatkannya, tentu saja Jeng Oktaf akan merasa sangat menyesal, karna selama ini sudah memarahi Marpuah yang hobi memelihara binatang-binatang yang tidak jelas itu.
Meski dia sempat pingsan karna mendengar pengakuan Marpuah tentang sejumlah uang yang ia dapatkan, tapi Jeng Oktaf belum melihatnya secara langsung.
"Puah, kamu itu lagi gak bohongin, Mami, 'kan?"
"Ya, enggak dong, Mami,"
"Terus mana buktinya?"
"Ya buktinya ada di ATM, Puah, dong, Mami,"
"Yaudah, jalannya cepetan, Puah! Mami udah gak sabar kepengen lihat ATM kamu," ujar Jeng Oktaf.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com