"Minta tolong apa, Pi?" tanya Marpuah.
"Papi, mau minta tolong dibikinin kopi sama, Puah," jawab Abah Rene.
"Wah, tumben, Papi, nyuruh, Puah? Biasanya, 'kan, Mami?" tanya Marpuah.
"Iya, Puah, Mami kamu lagi urut makanya, Papi, minta tolong sama kamu," ujar Abah Rene
"Oh, jadi begitu ya!" Marpuah manggut-manggut mengerti. "Yaudah deh Papi, tunggu di dini ya," ujar Marpuah.
Dia langsung bergegas ke dapur sambil berjalan zig-zag dan bersenandung ria.
Marpuah tampak bersemangat membuat kopi untuk sang ayah.
Sedangkan Abah Rene, kembali mememgangi kakinya sambil mengelus-elusnya.
"Aduh, nyeri banget, kayaknya bakalan bengkak nih," gumam Abah Rene.
Dia tidak bisa membayangkan kalau kakinya sampai patah, hanya gara-gara sebuah toilet. Masih untung ini hanya keseleo saja.
Dan tak berselang lama Marpuah, kembali ke ruang tamu sambil membawa kan satu cangkir kopi untuk Abah Rene.
"Ini, Kopinya, Pi!" ujar Marpuah seraya menaruh kopi itu di atas nampan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com