Abah Rene dengan derai air matanya masih mengiris bawang merah, sedangkan Jeng Oktaf mulai mencuci ikan asin dan hendak menggoreng terasi.
"Mi, Papi udahan nih iris bawangnya," ucap Rene.
"Oke, Pi. Kalau begitu, Papi. Bantuin Mami potong-potong sayuran ya, Pi. Kita mau bikin sayur asam juga,"
"Oke, Mi!" Abah Rene tampak bersemangat lagi, kalau timbang memotong-motong sayuran Abah Rene sudah sangat mahir dan tentu saja tidak perlu ada drama air mata mengiris bawang.
"Mi, menu makan siang kita hari ini apa ya, Mi?"
"Oh, rencana, Mami. Mau bikin sayur asem, sambel terasi, terus goreng tempe, ikan asin, sama dadar telor, Pi," ucap Jeng Oktaf.
"Alhamdulillah, berarti hari ini, Papi bakalan makan, dengan menu makanan yang lazim," ujar Abah Rene yang bahagia. Karna jarang sekali Jeng Oktaf memasak makanan yang umum di makan oleh manusia, karna Jeng Oktaf sering sekali memasak makanan yang kelewat unik dan tak lazim untuk manusia.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com