webnovel

BAB 2 - Rencana Risa Dkk

"By the way, Serli ajak gue nginep di villa om sama tantenya bareng Risa dkk," beber Anna mulai bercerita pada El.

Mendengar hal itu, El meletakan sendok dan garpunya sembari menatap Anna tak suka, "Terus?"

"Jadi waktu gue lagi di kantin bareng Serli…

Flashback on

"Na, Villa om sama tante gue minggu depan kosong. Kebetulan minggu depan kita libur ya, kan? Gimana kalo kita kesana aja," ajak Serli pada Anna.

Anna tampak memikirkan sesuatu sembari sedikit mempertimbangkan ajakan yang Serli berikan. Ia pikir akan sangat menyenangkan menghabiskan waktu dengan seorang sahabat. Mengingat dirinya yang selalu bermain dengan Olivia membuatnya sedikit suntuk.

Risa, Rachel dan juga Feby yang kebetulan lewat di meja kantin yang tengah Serli dan Anna duduki menghentikan langkahnya karena tak sengaja mendengar apa yang Serli katakan, "Tunggu! Tunggu! Kalian mau liburan ke Villa yang ada dimana?"

"Emangnya kenapa?" tanya Serli tak suka. Karena Serli memang tak pernah menyukai mereka.

Risa memutar bola matanya malas, "Kalo orang nanya itu jawab!"

"Iya gak punya etika banget jadi orang," timpal Febby.

Anna hanya diam sembari menyeruput jus yang ada dihadapannya itu, terlalu lelah menanggapi Risa dan teman-temannya membuatnya lebih baik hanya berdiam diri saja.

"Villa yang ada di Bandung, emang kenapa si lo--

"Fiks kita ikut!" ucapnya dan pergi begitu saja.

Flashback off

"Gitu," tutur Anna mengakhiri ceritanya bersamaan dengan El yang sudah meletakan Piring dan sendok kosong. Anna meraih gelas yang ada dihadapannya itu dan meminumnya dengan perlahan.

"Gue gak izinin lo pergi."

"Uhuk! Uhuk--

"Magsud lo?" tanya Anna menatap El yang juga tengah menatap dirinya dengan tatapan yang begitu sulit diartikan.

"Ya gue gak izinin lo pergi sama mereka," jelas El pada Anna.

Anna benar-benar kesal pada El, "Lo tau kan, gue gak perlu dapet izin dari lo?"

"Yaudah kalo gitu gue ikut. Minggu depan kan? Oke, nanti gue juga ajak Reno sama Radit juga," cerocos El sembari bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan Anna.

"Heh! El! GAK USAH MACEM-MACEM LO YA!" teriak Anna yang tidak sama sekali El pedulikan. Anna mendengus kesal, mengapa El selalu bertingkah semaunya sendiri.

***

"Anna, kamu tidak bisa ikut bersama mereka Anna," ucap Olovia pada Anna.

Anna terkekeh geli, mereka tidur di atas tempat tidur yang sama, "Kenapa? Karena kamu gak bisa ikut?"

Olivia menggelengkan kepalanya, "Bagaimana jika mereka jahat padamu, Anna?"

"Mereka tidak akan jahat padaku, El ikut bersama ku, jadi El yang akan menjagaku," tutur Anna meyakinkan. Memang Anna seperti tak setuju jika El ikut pergi bersamanya, akan tetapi di balik itu semua Anna senang karena akan ada yang mau bersedia menjaga dirinya. Jangan lupakan El yang mampu meyakinkannya jika semua akan selalu baik-baik saja.

***

Satu minggu kemudian…

"Semuanya udah siap kan guys!?" tanya Serli cukup kencang agar mereka dapat mendengar apa yang Serli katakan.

"Anna mana Anna?!" tanya Serli saat dirinya tak dapat melihat kehadiran Anna sahabat yang seharusnya hanya dirinya dan Anna yang pergi.

"GUE DISINI SER!" teriaknya yang tengah berada di balik mobil bersama El, Reno dan juga Radit.

"Risa. Rachel, Feby, Radit, Reno, El, Anna sama gue. Semua udah lengkap ya delapan orang!" kata Serli mengabsen satu persatu nama mereka.

Semuanya menyetujui apa yang Serli katakan, El masih memperhatikan Anna yang sedari tadi hanya diam. Bukan apa, Serli hanya takut jika Olivia, hantu kecilnya tak dapat bermain sendiri, ia juga takut Olivia membuat onar. Walaupun sebelumnya Anna sudah mengatakan pada Olivia untuk tidak berbuat hal yang tidak Anna suka.

"Lo yakin mau ikut?" tanya El.

Anna mendongkan kepalanya, menatap El yang juga tengah menatapnya.

"Masih bisa lo batalin kok, kalo lo gak enak sama Serli, gue yang ngo--

"Lo kenapa si El? Gue yakin sama keputusan gue," tukas Anna sembari memutar bola matanya malas.

El terkekeh geli sembari menarik Anna kedalam pelukannya dan berbisik, "Gue cuman takut lo kenapa-napa."

Radit dan Reno yang melihat itu ikut terkekeh dan berjalan meninggalkan mereka.

"Mereka pacaran?" tanya Rachel. Feby dan juga Risa ikut menguping pembicaraan mereka.

"Apa? Kepo lo pada!" ketus Reno.

Reno memang terkesan pria yang blak-blakan dan tak peduli sekitar membuat mereka mengerti akan apa yang selalu terlontar dari apa yang Reno katakan. Berbeda dengan Radit. Pria itu justru memiliki titik ketenangan yang tinggi, terkesan dingin dan tak banyak bicara.

"Jadi gini guys! Reno, El sama Radit satu mobi--

"Anna sama gue berdua pake mobil gue, Reno sama Radit bawa mobil sendiri-sendiri, kalian bisa numpang sama mereka," tutur El yang dapat dianguki oleh Reno dan juga Radit.

"Gue pilih Risa aja yang cantik," kekeh Reno sembari mendekati Risa.

"Ih gakmau, gue maunya sama El!" kata Risa membuat El memutar bola matanya malas.

"Mending lo bawa aja si Anna tuh, biar gue sama El, iya kan El?" tanya Risa sembari berjalan mendekati El.

"Diem disitu lo! Gue alergi deket-deket sama lo!" tegas El sembari memasukan koper kedalam bagasi mobilnya.

"STOP! GUE YANG ATUR SEKARANG!" teriak Serli tak tahan dengan kericuhan yang terjadi.

"Oke, jadi El sama Anna satu mobil pa--

"Halah! Lo bilang gitu karena Anna sahabat lo ya kan?" tukas Risa membuat semuanya kesal.

Radit mendekat pada Risa dengan tatapan tajam dan ekspresi dinginnya, "Kalo lo mau ikut. Diem!"

Suasana begitu hening kala Radit sudah buka suara. Dengan begitu, Serli dapat melanjutkan kata-katanya.

"Oke seperti yang gue bilang kalo Anna satu mobil sama El pake mobil El. Risa sama Rachel bareng Radit pake mobil Radit dan gue sama Feby bareng Reno pake mobil Reno. GAK ADA BANTAHAN KALO ENGGAK KITA SEMUA GAK JADI PERGI!"

Mau tak mau semua mengikuti apa yang telah Serli atur, lagipula memang benar jika mereka terus menolak untuk tidak mematuhi apa yang telah menjadi pelaturannya, semua tak akan berjalan dengan lancar.

"Jadi mobil Reno yang mimpin di depan karena gue yang tau jalannya," sambung Serli.

Mereka semua masuk ke dalam mobil tanpa kata dan tanpa bicara. Berbeda dengan El yang terus berseri-seri karena dapat mendapatkan yang dia mau.

"Barang-barang sama perlengkapan lo udah kan El?" tanya Anna pada El. Ia hanya khawatir El melupakan sesuatu karena sedari dulu El tak pernah meninggalkan satu kebiasaannya itu.

El tersenyum penuh arti, "Udah, kan lo juga bantu gue siapin," kata El diikuti kekehannya.

Next chapter