webnovel

Bagian 17. Jack Marshal 2

Pesta di klub sangat meriah, tanpa di sadari Jack minum alkohol sangat banyak sehingga dia pun mabuk berat. Dia tak ingat lagi sehingga ketika sadar sudah berada di penjara kepolisian. Kepalanya terasa berat, dan juga pusing.

"Mr Jack Marshal ?" tiba-tiba seorang polisi datang.

"Ya, ada apa ?" tanya Jack matanya berat terbuka ketika di bangunkan.

"Apa ada pengacara yang bisa dihubungi? atau ingin dari kami ?" tanyanya, Jack tertegun dan menatap si polisi yang terlihat masih muda itu.

"No, dari sini saja !" katanya pelan sambil mengusap mukanya yang kusut.

"Oke, besok anda akan menjalani sidang! dan kami akan memberikan pengacara untuk anda !" jawab petugas polisi dan setelah itu pergi.

"Oh my God! f**k !" makinya, dia merasa menyesal terlalu berlebihan berpesta. Ini pertama kalinya dia di penjara.

Dia tidak bisa menggunakan pengacaranya, dan itu cukup membutuhkan waktu dan menimbulkan kecurigaan. Untunglah kesalahannya hanya menyetir sambil mabuk tidak mengebut dan juga ini pertama dia melakukan ini. Dia selama bisa mengusai segalanya dengan baik.

Keesokan harinya tanpa di mandi hanya cuci muka dia bergegas ke pengadilan umum disini semua kejahatan ringan di adili secara bersama-sama, hukumannya tergantung pintarnya pengacara yang di tunjuk oleh pengadilan, cukup singkat tak lebih 15 menit kurang lebih satu kali persidangan. Jack menunggu di kursi dengan para 'pelaku kriminal' lainnya.

Tidak perduli miskin atau kaya semua harus tunduk, Jack beberapa kali melihat jam di dinding, semua benda miliknya di sita termasuk dompet dan juga handphonenya. Bila sudah ada keputusan maka akan di kembalikan kepada pemiliknya, menurut seorang lelaki tua yang duduk disampingnya hukuman paling membayar denda uang saja. Jack merasa dirinya berbeda, waktu lalu dia masih duduk berpakaian rapi di televisi di wawancarai karena masuk sebagai headline majalah sebagai pengusaha sukses dan menenpati 20 besar orang terkaya di dunia, kini dia berada di pengadilan hanya karena mabuk !

---------------------

"Hai, namaku Bastian !" sapa seseorang anak muda di hadapannya yang mengaku sebagai pengacara.

"Oh, my god! apa-apaan ini? masa gue harus memakai pengacara masih muda gini ?" umpatnya dalam hati sambil menatap tajam kepada pemuda di hadapannya.

"Kamu pengacara saya ?" tanyanya tidak yakin.

"Eh, iya! aku di minta petugas pengadilan! karena pengacara yang seharusnya pergi !" jawab pemuda tampan dan polos di hadapanya.

"Kamu, jurusan hukum ?" tanya lagi. Pemuda bertampang asia? Philipina, Cina ? itu menatap dirinya.

"Ya aku mahasiswa sedang magang di kantor pengacara !" katanya jujur.

"Oh gods !" ucap Jack sambil mengusap wajahnya.

"Jangan khawatir sir! aku akan berusaha melakukan yang terbaik !" ucap Pemuda itu dengan tersenyum.

"Oke, saya terima !" Jack menyerah, karena tidak ada lagi pengacara lainnya. Dan dia ingin cepat pergi dari sini.

Begitulah pada akhirnya pemuda itu berhasil melepaskan dirinya, hanya membayar denda sejumlah uang saja. Dia tertegun melihat penampilannya sebagai pengacara sangat meyakinkan.

"Terima kasih, ini kartu nama saya! kalau kamu mau datang saja bila sudah lulus nanti untuk menghubungi saya !" ucap Jack memberikan kartu nama dirinya, pemuda itu tahu siapa dirinya dan tentu tak akan menolak untuk bekerja padanya.

"Terima kasih sir !" jawabnya dengan peraaaan biasa. Jack berhasil menerima barang yang disitanya, kecuali mobil mewahnya yang harus mendekam beberapa hari di kepolisian.

Pengaca pribadinya mr Smith yang bertubuh gemuk tapi sangat handal dalam pekerjaannya terkejut dan datang menjemputnya, lelaki tua berusia 50 tahun itu membawa mobil pribadinya.

"Aku minta maaf sir! tidak tahu kalau anda di tangkap !" katanya dengan nada menyesal.

"Tidak apa-apa! aku sengaja tidak menghubungimu !" jawab Jack santai, dia tahu saat ini pengacaranya sedang melakukan tugas untuk mengambil alih salah satu hotel dan kasino di Las Vegas, dari pemilik lama ke yang baru yaitu dirinya.

Setelah sekian lama, dia akhirnya ikut terjun ke bisnis ini. Dan sudah mengantongi izin dari asosiasi perjudian. Dia tidak mau membuat bangunan baru, karena tanahnya sangat mahal di sini. Belum membangun dan lainnya harus mengajukan izin ke otoritas kota setempat. Membeli hotel lama dan merenovasi atau membangun ulang itu lebih murah.

"Oh !" hanya itu jawaban pengacara, dia pun memceritakan semua proses negosiasinya berjalan sangat lancar.

Waktu pun terus berlalu, Jack di sibukan dengan berbagai pekerjaan dan kegiatan sebagai seorang sosialita juga, bukan hanya perempuan, lelaki pun punya kelompok juga yang sama. Tapi kebanyakan semua temannya pria beristri. Kegiatannya untuk pribadi lebih ke olah raga, sedang pesta biasanya bersama para istri mereka. Kalau olah raga Jack biasa bermain golf atau tenis.

Jack sering di undang ke berbagai pesta exsklusif yang rata-rata kalangan atas, baik pengusaha, para selebrity dunia atau pejabat dari pemerintahan atau kerajaan dari negara lain. Ketika di London Inggris dia tawari untuk membeli sebuah klub sepak bola, dan ini bukan pertama kalinya. Ketika ke Spanyol, Italia pun sama, tapi di tolaknya dia tidak tertarik untuk itu.

----------------------

"Sir, ini calon pegawai di perusahaan kita! hasil seleksi yang di lakukan selama ini !" ucap Sekretarisnya yang berusia 35 tahun bukan wanita muda. Dan sudah bekerja dengan dirinya selama 8 tahun. Sambil menyerahkan sebuah file dan meletakannya di meja ruangan kerja miliknya di lantai 30 di kota Mahatthan New York. Dari kejauhan tampak patung Liberty berdiri kokoh terlihat dari kaca jendela kantornya.

"Hmmm ... " gumamnya sambil membuka file dan melihat profil para calon karyawan ada 30 lowongan masing-masing satu saja dan itu berarti 30 orang yang akan menduduki kursi bagian yang akan di tempati dari 10 ribu orang pelamar yang melamar posisi ditawarkan. Dan dia adalah pemegang kendali apa di terima atau tidak.

Matanya tertuju kepada sebuah foto, dia tersenyum. Ella sang sekretaris tertegun melihat ekpresi bosnya ketika memperhatikan sebuah file.

"Oke, aku terima! tapi khusus yang satu ini! suruh menghadap secara pribadi kepada saya !" jawabnya sambil menunjuk sebuah foto.

"Maksud anda sir ?" tanya sekretaris pribadinya.

"Aku menunjuk dia di bagia khusus, untuk yang ini cari yang lain terserah !" katanya, Ella menatapnya dan mengangguk dia tak pernah bertanya lebih jauh tentang hal itu.

Jack menatap sebuah foto yang di simpannya, foto lama tapi masih baik. Dia menghela nafas. Dan berdiri dari kursi kerjanya, kemudian menatap jendela kaca kantornya yang tetap tidak berubah dari dulu pemandangannya, mungkin hanya sedikit yaitu dia tak akan melihat lagi gedung kembar menara WTC yang runtuh tak jauh dari gedung kantornya beberapa tahun yang lalu.

Lelaki itu menghela nafas, dadanya berdebar keras. Ketika beberapa waktu lalu bertemu dengan pemuda di sebuah pesta gala gelaran Fashion week New York. Walau tidak menyapa, tapi dia melihat dari jauh saja. Ada rasa bersalah di dalam hatinya, mungkin akibat kejadian waktu lalu ... tangannya mengepal tanda marah, dan tak menduga akan terjadi peristiwa itu ...

Bersambung .....

ตอนถัดไป