•note: aku memang bodoh, mencari kamu disaat kamu tidak membutuhkan aku lalu mencari topik untuk bisa berbicara dengan kamu. Aku memang patut di sebut pengemis.
Seharian penuh Dinda dan Vian melakukan banyak kegiatan, lebih tepatnya sih Vian saja, kalau Dinda mah diam-diam aja di sofa sambil memperhatikan pacarnya yang sedang corat-coret di atas kertas putih dengan pensil warna yang dia pegang.
"Lama banget sih, sesusah itu muka aku?" tanya Dinda.
"Nanti dulu... Ini hidungnya pesek jadi aku hapus dan buat lagi biar mancung,"
Fa*k Vian memang bangsat, ingin sekali Dinda memukul kepala cowok itu atau lempar dia dengan gas LPG.
"Tega banget deh, masa gambar hidung aku bisa pesek gitu! Dasar nyebelin!" Dinda melemparnya dengan kulit kacang.
Vian tersenyum memandang karya tangannya yang begitu indah, lukisan wajah kekasihnya sangat mirip.
"Nih!" sodornya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com