Pernahkah kalian merasa sepi sendiri? Walaupun dikeramaian sekalipun? Itulah yang Gina rasakan sekarang, gadis itu duduk sendiri disebuah kafe langganannya. Ia tidak bersama kedua sahabatnya maupun bersama Gerald, ia sendiri dan hanya sendiri.
Gadis itu menghela nafas, "udah hampir dua Minggu ayah nggak pulang, bahkan ngabarin aja enggak," celetuknya sedih.
"Nggak sepenting itu ya Gina yah? Sampe Gina telpon pun nggak diangkat," ujarnya lagi lalu menopang dagu melihat jalanan lewat kaca transparan di kafe itu.
Jalanan sangat padat oleh mobil dan motor, apalagi kafe ini, sangat-sangatlah ramai. Anak-anak remaja selalu menyerbu tempat yang kekinian contohnya kafe ini. Bahkan kadang malam Minggu disetiap kafe pasti ramai sampai-sampai tidak ada tempat duduk yang tersisa.
Alunan lagu yang dibawa penyanyi kafe itu sangat merdu ditelinga Gina, request-request lagu dari para pengunjung sangat pas untuk suasana malam Minggu kali ini.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com