(Arabella POV)
aku terbangun dengan keringat dingin yang sudah membanjiri pelipis, aku menekan dadaku kuat-kuat. mulai berpikir beberapa hal, apakah aku dan Steve di masa lalu saling mencintai? mengingat mimpi yang terasa nyata itu, membuatku sadar bahwa mungkin saja aku dan Steve Benar-benar punya hubungan dulu kala.
Tapi kenapa? kenapa aku malah memilih Muticus? kenapa aku mau? jika memang aku tidak mencintai Muticus seperti apa yang aku katakan dalam mimpi barusan. Lalu? kenapa aku mati di saat suamiku mati? kenapa aku memilih mati bersama Muticus?
Astaga.. semakin hari mimpi-mimpi tersebut membuatku semakin kehilangan akal sehat. aku bergerak untuk mengambil minuman di meja, lalu mulai meminumnya dengan sangat cepat. Rasanya aku baru saja selesai lomba lari dan membuat rasa jantungku berdetak tidak karuan.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com