Setelah semua orang berpamitan dengan kenalan mereka, Zed mendampingi kedelapan Moster Shrek menuju Pulau Dewa Laut.
Setelah sebulan Di perjalanan mereka istirahat di padang rumput dan mendirikan tenda.
"Apa ini benar-benar arah yang benar menuju pulau Dewa Laut..?? Sepertinya kita hanya berjalan tanpa tujuan." Hong Jun mulai mengeluh
"Kita sudah sebulan berada di sini, tapi yang kita lakukan hanyalah menyusuri jalan.."
"Ini jadi sangat membosankan..
Siapapun jawab aku dengan jujur. sejauh perjalanan kita, apa ini benar-benar akan mempertajam latihan kita..??" Mubai
"Zed, Xiao San aku tau kalian mendengarkan. Kalian harus menjelaskan.."
"Kurasa juga begitu. Zed, Tang San. Apa ada jalan lain menuju pulau Dewa Laut tanpa perlu menyebrangi lautan..??" Zhuqing
"apa memang perlu pergi ke Pulau Dewa Laut itu untuk berlatih..?? Kita bisa berlatih di mana pun, tak perlu pergi ke sana untuk berlatih."
"Jika keadaan saat ini tak seperti sekarang, kurasa kata-kata kalian benar." Zed
"Namun.. Saat ini keadaan seluruh benua sedang kacau, perang terjadi di mana-mana. Kalian harus bisa menjadi kuat sesegera mungkin, dan Hanya di Pulau Dewa laut lah kalian bisa menaikan Level kalian secepatnya."
"Jika secara normal, kalian mungkin akan membutuhkan Lima sampai sepuluh tahun untuk mencapai Gelar Doulou dengan bakat kalian, atau bahkan lebih..."
"Tapi.. Apa Aula Roh akan membiarkan kalian berlatih dengan tenang dan menunggu kalian sampai level itu..??"
Saat Zed mengatakan hal itu, tak ada yang bisa menjawabnya.
Karena mereka tau itu tak mungkin.
"Dan jika kalian bisa sampai di Pulau Dewa Laut, paling lama kalian hanya akan membutuhkan Waktu Lima tahun atau bahkan lebih cepat." Zed melanjutkan perkataannya untuk meyakinkan semua orang.
"dan jika kalian ingin sampai di sana tanpa melewati Laut, kalian bisa menyuruh Hong Jun dan Chen Xiang untuk membawa kalian terbang sampai Sana. Itu juga kalo mereka kuat.."
Mendengar kata-kata terakhir itu menbuat Hong Jun dan Chen Xiang merinding..
"Tak mungkinnn....!!" keduanya langsung menjawab
"Apa kau ingin kami mati..!? Setelah Sebulan perjalanan saja kita masih belum melihat Lautan, dan kau meminta kami membawa semuanya terbang..?? Itu mustahill, walau aku bodoh tapi aku tau pasti jaraknya masih sangat Jauh.." Hong jun
"Bisa-bisa aku kurus sebelum sampai sana kalo melakukannya."
"Yaa.. Untuk Kali ini aku setuju dengan si gendut ini.." Bai Chen Xiang untuk kali ini sependapat dengan Hong Jun.
"Hahhaaahaa.. Kalo begitu berarti kita memang harus menyebrangi lautan.." Zed
Lalu tak lama makanan siap dan Hong Jun meminta Bai Chen Xiang untuk mengambil Kecap, namun saat dia kembali Chen Xiang menceritakan bahwa di sana dia melihat desa yang kosong dan mendengar banyak suara monster.
" Xiao San, Gendut dan Mubai kalian periksa Desa itu. Aku akan di sini menjaga yang lain.." Zed.
Setelah itu ketiganya pergi dari sana.
Dan Zed duduk di samping Bai Chen Xiang yang masih ketakutan.
"Chen Xiang, kau tak usah khawatir.. Itu bukan kota hantu. Dan hanya kota yang di serang sekelompok binatang roh saja.."
"Apa. Bukannya Gendut dalam bahaya..?? Kenapa kau mengirim mereka ke sana, dan bukannya pergi sendiri..? Kau kan yang terkuat di sini..?" Chen Xiang
"Untuk menjadi Spirit Master yang kuat, latihan dan pengetahuan saja tak cukup. Terkadang kita juga harus mengalami yang namanya pertempuran nyata." Zed mulai menjelaskan
"Saat kita dalam pertempuran hidup dan mati. Kita akan bisa menjadi lebih kuat.. Dan,..." Zed berhenti bicara dan melihat ke arah Chen Xiang
"Kenapa kau hanya mengkhawatirkan Gendut..??"
"Iiitu tidak benar, aku juga mengkhawatirkan yang lainnya.." Chen Xiang menjawab Zed dengan memalingkan mukannya yang memerah..
"Chen Xiang, terkadang dala hidup kita ini.. Apa yang kita lihat tak selalu sama dengan kenyataan yang ada..
Percayalah.. Apa yang kau lihat tak sama dengan apa yang terjadi. Kau harus jujur dengan dirimu sendiri.." Zed.
"Apa yang kau lakukan saat ini dengan membohongi Hatimu sendiri justru menutup potensimu sendiri.. Itu menyebabkan iblis Hatimu mempengaruhi kultivasi mu.." Zed.
"Itu.." Bai Chen Xiang merenungkan kata-kata Zed barusan
*Apa mungkin yang di katakan Zed benar..?? Apa waktu itu dia tak seperti yang aku pikirkan..? *
"percayalah pada kata hatimu sendiri.. Aku tau dia juga memiliki perasaan yang sama denganmu.. Jadi aku harap kau akan mempertimbangkan kata-kata ku.."
Zed melihat Chen Xiang menunduk terdiam, dia tak melanjutkan perkataannya.
"Baiklah aku akan menyusul mereka. Kalian tetap di sini.." Zed langsung melesat ke arah desa atau kota yang sebelumnya di tuju Tang San dan lainnya.
Saat Zed sampai sana, dia melihat si gendut sudah pingsan, dan Tang San serta Dai Mubai sedang dibkepung oleh Manusia Serigala Angin topan.
" Sepertinya si Gendut sudah di takdirkan untuk memakan kotoran itu.."
"Apa kalian butuh bantuan.." Zed mendarat di belakang Tang San dan lainnya.
"Zed.."
"Sepertinya Gendut memakan sesuatu yang aneh.. Kaian bawa dia kembali, biar ku urus sisannya di sini.." Zed
"Biar aku bantu.." Tang San
"Tak perlu, kau dan Mubai bawa saja si gendut untuk di obati. Itu lebih penting, lagian kentang goreng kecil seperti ini gampang untuk ku.." Zed
"Baiklah.. Kau hati-hati Zed, kami akan membawa gendut kembali dulu.." Mubai
Selanjutnya Tang San membawa gendut dan Mubai membukajalan untuk mereka..
Setelah melihat ketiganya pergi, Zed tersenyum seram menghadap ke arah segrombolan monster serigala itu..
Lalu Simbol dewa kegelapan di punggung Zed mulai bersinar dan bayangan Tengkorak dengan Dua belas sayap Naga di punggung nya, serta duduk di Atas lotus hitam mulai muncul di belakang Zed.
" Sekarang waktunya pertunjukan..
Aku perintahkan Bangkitlah wahai Prajurit ku...!! " Zed
Selanjutnya Kabut hitam mulai keluar dari bawah kaki Zed, dan dari sana muncul sosok-sosok Hitam legam. King, Queen , Jack, Kaido dan BigMom muncul dengan perlahan.
" Hancurkan semua musuh di depan kalian..!! " Zed.
*Gggrrrroooooowwlll...
Mereka mulai meraung dan berubah ke wujud lain mereka. Yaitu wujud setengah binatang, Kaido dengan Ular delapan kepala, King Dengan Pterodactyl , Jack dengan Mammoth, Queen brontosaurus dan BigMom yang sudah di beri buah iblis lain menjadi bentuk Majungasaurus. Namun mereka semua berwarna Hitam legam yang membuatnya sangat menakutkan.
Zed sempat memberikan BigMom beberapa buah iblis lain namun akhirnya dia memutuskan memberikan bentuk Majungasaurus yang mirip dengan Tiranosaurus Rex, namun lebih ganas dari itu.
Dan alasan mereka tak berubah menjadi wujud binatang utuh karena Zed tak ingin mereka sampai terlihat di kejauhan oleh orang lain..
Walau hanya lima pasukan, itu lebih dari cukup memusnahkan mereka semua dengan mudah.
Melihat hal itu Zed cukup senang, karena sekarang dia tau level mereka di sini hampir setara dengan level Doulou bergelar normal.
Setelah semuanya selesai, Zed membangkitkan para manusia Serigala Angin itu untuk menjadi prajurit nya juga.
Dan tak lupa Zed mengambil Tulang Roh berusia Tiga puluh ribu tahun dari pemimpin manusia serigala itu.
Setelah itu Zed kembali ke rekan-rekan yang lainnya.
.
.
.
. . ________=Skip=_______
Di tenda tempat lainnya berkumpul beberapa saat yang lalu.
Tang San dan Mubai sampai bersama Gendut yang pingsan.
Melihat kondisi Hong Jun yang Pingsan semuanya yang di sana khawatir, lalu Mubai menceritakan Alasan kenapa gendut pingsan adalah karena dia berusaha mengambil tas Bai Chen Xiang dari tangan Manusia Serigala Angin yang sebelumnya.
Dan kemudian mereka bersiap mengobati Hong Jun dengan menjahit lukanya, namun tak ada satupun yang bisa menjahit luka.
Pada akhirnya Bai Chen Xiang mengajukan diri untuk melakukannya, namun saat hendak maju tiba-tiba dia berfikir.
*Kenapa aku harus menolongnya.? Apa karena dia sudah menolongku..?? *
*tapi dia sudah mencuri perhiasanku, dan sengaja menyulitkan ku sebelumnya, dan tak tahu malu membongkar Tas ku. *
*Juga sering kali menindasku.. Tapi.. Kenapa dia mempertaruhkan Hidupnya untuk menolongku..?? *
*Apa karena dia suka menindasku dan ingin menindasku kembali, atau dia terkena racun karena salahnya sendiri.. *
*Atau.. Apa yang Zed katakan sebelumnya benar jika dia juga... ... *
"Aku butuh beberapa orang untuk memeganginya..!!"Chen Xiang akhirnya membuat keputusan dan mulai menjahit luka gendut.
Lalu Bai Chen Xiang mulai menjahit luka di tangan Hong Jun di bantu oleh yang lainnya, walau awalnya sangat susah karena Kekuatan Hong Jun yang keluar kendali. Namun akhirnya berhasil juga..
Setelah itu Bai Chen Xiang meninggalkan meraka dan duduk sendirian dengan alasan ingin memulihkan tenagannya..
"Apa kau sudah melihatnya.."???
"Zed kau sudah kembali..??"Chen Xiang
" Ya semuanya sudah beres, jadi apa kau sudah paham sekarang dengan isi hatimu sendiri..?? " Zed
" Ya.. Tapi.. Tapi kenapa dia terus menerus menggangguku..?? "Chen Xiang
" Itu karena dia belum sadar kalu kau adalah manusia burung yang di temui sebelumnya.. " Zed
" Siapa yang manusia burung..!!! " Chen Xiang
" Hahaahaaa.. Ok ok.. Apa kau mau tau apa yang sebenarnya terjadi sebelumnya di sana..?? " Zed
" Memangnya ada apa..?? Sudah jelas dia tak mau menemui ku bukan.. Tak perlu di jelaskan lagi.. " Chen Xiang
"Sebenarnya si Gendut tak menerima semua surat - suratmu sebelumnya.." Zed
"Semua surat yang kau kirimkan dibtahan oleh Dekan Flender, dia berfikir surat-surat itu hanya akan membuatnya takan bisa fokus di pertandingan."
"Karena itu dia menahan semuanya dan memberikan semua Surat itu setelah selesai pertandingan.. Dan karena itu dia terlambat datang kesana.."
"Apa.. Dia dia terlambat.. Artinya dia.. " Bai Chen Xiang kaget mendengar kenyataan itu
"Ya.. Dia datang ke tempat yang kalian sepakati, namun saat di sana. kau sudah pergi dan dia terus mencarimu di sana cukup lama. Sampai dia sadar kalo dia sudah terlambat." Zed
"Dan alasan dia menjahilimu adalah karena dia merasa kau mirip dengan Manusia burung yang dia temui, namun dia merasa kau bukan dia dan dia masih menyimpan perasaanya untuk manusia burung yang di temui sebelumnya.."
"Siaapa yang manusia burung... Aku bukan manusia burung..." Bai Chen Xiang
"Kauu.. Kauu... Kau Yu Feng..??" Hong Jun tiba-tiba muncul di belakang mereka..
"Hong Jun..??" Bai Chen Xiang
"Baiklah.. Aku akan meninggalkan kalian.." Zed berdiri dan mulai berjalan pergi
saat dia di samping Gendut, Zed membisikan kata-kata terakhir kepada nya.
"Hong jun.. Lebih baik kau juga jujur dengan perasaan mu.. Dan soal benda di dalam buah yang kau sembunyikan itu, lebih baik kau tanyakan juga kepda Chen Xiang.. Semoga berhasil.." Zed
"Kau tau isi surat itu...??" Hong Jun kaget dengan kata-kata Zed.
"Ya apa perlu aku memberitahukan kepada Chen Xiang..??" Zed.
"Jjaangannn..." Hong Jun.
"Lalu katakan sendiri kepada nya, atau aku akan memberitahukannya.." Zed meninggalkan mereka dan membiarkan hati mereka saling terbuka.
"Chen Xiang.. Aku tak tau kalo kau itu... Maafkan aku waktu itu.. .." Hong Jun ingin menjelaskan namun di potong oleh Chen Xiang
"Tak perlu.. Zed sudah menjelaskannya.. Kau tak perlu minta maaf.." Chen Xiang
"Dann.. Sebenarnya.." Hong Jun mengeluarkan sebuah surat yang masih tertutup dan memberikannya kepada Chen Xiang.
Chen Xiang mulai membaca surat itu, yang ternyata isinya adalah tentang pertunangan dia Dan Hong Jun.
"Kakekmu membeikan ini padaku.. Jika kau tak mau.. Kau bisa melupakannya.." Hong Jun
"kau bodohh.. Gendut bodoh.. Bodohh mesum kurang ajar.. Takang melanggar Janji... " Chen Xiang mulai memukuli dada Hong Jun namun tak menggunakan kekuatan, dan semakin lama dia semakin pelan dan mulai menangis di dada si gendut.
"Akuu selalu menunggumu di sana.. Tapi. Tapi.. Kau tak pernah dang aku kira.. Aku kira kau tak...." Chen Xiang mulai menangis.
Hong Jun mulai memeluk Chen Xiang,
"Maafkan aku.. Aku terlambat datang.. Aku sangat merindukan mu.. Aku terus berharap bisa menjadi kuat bersama mu.." Hong Jun
"apa kau mau berjuang bersamaku mulai sekarang..??"
"Yaa.. Aku selalu menantikannya.. Aku selalu menantikannya..." Chen Xiang menjawabnya sambil terus menangis
Sementara itu Zed yang masih berdiri tak jauh di sana mendengarkan percakapan mereka hanya tersenyum..
"Sekarang satu tugasku telas selesai.." Zed.
"Sekarang tinggal membuat mereka menjadi kuat dan juga mengurus Qian Daoliu, Qian Ren Xue dan Bibi Dong dari Aula roh itu saja.."
.
.
. BERSAMBUNG.