webnovel

SSRoE 25 Mencari Mutiara Hitam lain 

SSRoE 25

-playlist chapter: Cincin Mutiara Hitam by Miranda Palupessy

...

Tidak ada yang berubah setelah pertemuan ketiga saudara tiri. Beberapa jam lalu ketiga anak Kaisar Paddu saling beradu tatap untuk alasan yang berbeda. Menghasilkan ketegangan yang sulit untuk dijelaskan.

Pangeran Ellder dengan keinginan untuk segera pergi meninggalkan Istana Utama. Pangeran Blaise yang tidak bisa bergerak ke mana pun karena terikat sumpah setia kepada Kaisar Paddu. Atau Pangeran Hector yang memilih meningkatkan kemampuan diri sebagai salah satu Jenderal Besar dari Pasukan Perang Kekaisaran Galaksi Solar.

"Pangeran Ellder, memanggil hamba?" tanya Pelayan Nine dengan sopan. Membungkukkan badan empat puluh lima derajat dan tangan diatas perut.

Setelah lima detik yang hikmat, Pelayan Nine kembali berdiri tegak. Memandang Pangeran Ellder dengan rasa hormat. Menunggu suara lembut Pangeran Ellder.

"Benar. Jadi, apa yang kamu temukan di Istana Permaisuri Lica?" bukan Pangeran Ellder jika tidak tahu apa-apa. Terutama dengan gerak-gerik Pelayan Nine yang secara diam-diam Pangeran Ellder amati.

Anehnya, tidak ada raut wajah terkejut yang bisa Pelayan Nine tunjukan. Hal tersebut hanya membuat keyakinan Pangeran Ellder menguat akan sesuatu hal yang selama ini Pangeran Ellder simpulkan di kepalanya.

"Hamba mencari pusaka keluarga yang direbut oleh Kekaisaran Galaksi Solar untuk tujuan yang tidak baik. Salah satunya adalah untuk membuat Pangeran Ellder lumpuh seperti pria tua renta selama beberapa tahun ke belakang." jawab Pelayan Nine tanpa basa basi.

Karena Pelayan Nine tahu. Atas bisikan yang Etter hembuskan bahwa selama ini Pangeran Ellder selalu mengikuti semua pergerakan Pelayan Nine. Sehingga tidak ada jalan lain bagi Pelayan Nine selain bekerja sama dengan Pangeran Ellder.

Sebagai contoh adalah menjawab semua pertanyaan yang Pangeran Ellder katakan tanpa cela. Pelayan Nine tidak bisa membuat Pangeran Ellder meragukan dirinya. Untuk alasan apa pun.

Kecuali misi utama yang tidak bisa Pelayan Nine katakan. Karena semua itu berkaitan dengan keberlangsungan kehidupan seluruh galaksi. Sedangkan Pelayan Nine tidak tahu apakah yang akan Pangeran Ellder lakukan.

Pelayan Nine atau Etter tidak bisa benar-benar menebak isi kepala dari Pangeran Ellder.

Benar-benar menentang semua kejahatan yang Kaisar Paddu lakukan. Atau berpura-pura bersikap baik dan pada akhirnya membentuk supremasi yang lebih kejam dari yang pernah ada di seluruh galaksi.

"Apakah sudah selesai?" tanya Pangeran Ellder.

"Belum. Hamba harus kembali mencari di dalam Istana Selir Weyya. Hamba tidak tahu pasti dimana tempatnya namun hamba akan tetap mencarinya." Kata Pelayan Nine mantap namun dengan suara pelan.

Masing-masing dari Pangeran Ellder atau Pelayan Nine mengerti. Jika tidak ada tempat bagi mereka berdua di dalam Istana yang benar-benar aman dari mata-mata Kaisar Paddu.

"Baiklah. Aku akan membantumu untuk akses ke dalam Istana Selir Weyya. Sebagai gantinya kamu harus ikut denganku pergi dari Planet Paddu. Tempat ini, terutama Istana Utama ini sudah sangat menyesakkan." Kata Pangeran Ellder berbisik, mengatakannya tepat di telinga Pelayan Nine.

"Hamba mengerti." Decit Pelayan Nine kaget.

Pelayan Nine tidak pernah menduga jika mereka akan sedekat ini. Meski apa yang Pangeran Ellder katakan lebih seperti sebuah perintah yang mengancam. Tetap saja, sebagai wanita, jantung Pelayan Nine berdetak terlalu kencang dari sebelumnya.

...

Istana Selir Weyya merupakan salah satu bangunan paling megah yang ada di kompleks Istana Utama. Bukan hanya pengaruh yang saat ini Selir Weyya kuasai. Atau kedekatan Selir Weyya yang lebih dekat dari pada Permaisuri Lica.

Seharusnya Istana Selir Weyya adalah tempat untuk Selir Isbella, ibunda dari Pangeran Ellder. Oleh karena itu, Pangeran Ellder sangat mengenal seluruh ruangan di Istana Selir Weyya.

"Dulu, Istana ini adalah Istana Selir Isbella. Tempat dimana aku sering berlarian dari satu lorong ke lorong yang lain." Kata Pangeran Ellder yang berada di depan Pelayan Nine.

Sebaliknya, Pelayan Nine hanya diam mendengarkan. Pelayan Nine tidak tahu harus berkata apa. Selain itu, tidak beretika jika menjawab ucapan Pangeran Ellder di depan banyak pengawal yang mengawasi.

"Selamat datang, anakku Pangeran Ellder." Sambut Selir Weyya dengan tersenyum lebar.

Selir Weyya bahkan merentangkan kedua tangannya lebar-lebar. Berharap Pangeran Ellder akan menyambut dengan sebuah pelukan.

"Bagaimana kabar Ibunda Weyya?" balas Pangeran Ellder, memeluk tubuh proporsional Selir Weyya dengan hati-hati.

Untuk alasan apa pun, Pangeran Ellder tidak menaruh dendam kepada Selir Weyya secara pribadi. Meski hanya dari bagian luar saja saat Selir Weyya menunjukkan rasa cinta kepada Pangeran Ellder.

Begitu juga dengan Selir Weyya yang tidak menganggap Pangeran Ellder adalah sebuah ancaman besar. Karena jika Selir Weyya mau, sudah sejak lama Pangeran Ellder hanya tinggal nama.

"Baik. Aku baik-baik saja. Maaf, Edler. Aku belum sempat datang menjengukmu. Kaisar Paddu butuh untuk ditenangkan. Kaisar Paddu selalu saja sakit kepala ketika pulang bekerja." Kata Selir Weyya, benar-benar hanya untuk berbasa-basi.

Mereka berdua sangat mengerti jika jam kerja Kaisar Paddu adalah dua puluh empat jam lebih sedikit. Lalu bagaimana tubuh seorang pria tua bisa bertahan cukup lama dari semua tekanan yang dihasilkan dari sebuah tanggung jawab sebagai Kaisar Galaksi?

Pangeran Ellder kemudian tertawa pelan. Menertawakan lelucon yang baru saja Selir Weyya ucapkan. Lalu Pangeran Ellder menuntun Selir Weyya ke salah satu tempat duduk terdekat. Seperti berkata kepada ibunya sendiri, Pangeran Ellder selalu memilih kata-kata yang tidak menimbulkan sakit hati orang yang mendengar.

"Ibunda Weyya, bolehkan aku datang ke kamar yang menjadi kamar Ibunda Isbella dulu? Tempat itu masih sama tidak tersentuh seperti terakhir kali aku datang, bukan begitu?" kata Pangeran Ellder lembut. Suaranya akan membuat siapa saja yang mendengar tersentuh.

Untuk beberapa detik, Selir Weyya cukup terkejut mendengar permintaan Pangeran Ellder. Namun, detik berikutnya Selir Weyya kembali tersenyum.

"Tentu saja, anakku. Kamar itu akan selalu menjadi kamar ibumu. Kamar itu akan tetap sebagai kamar yang abadi untuk mengenang ibumu. Kamu bisa datang kapan saja untuk kamar itu. Asalkan jangan meminta untuk memindahkan kamar itu ke dalam Istanamu sendiri." Kata Selir Weyya terkekeh pelan di akhir kalimat.

Pangeran Ellder pun ikut tertawa pelan.

"Mana mungkin aku berani meminta hal seperti itu, Ibunda Weyya." Balas Pangeran Ellder, tetap mempertahankan senyum menawannya.

...

-TBC-

cerita Solar System Rebirth of Etter versi lengkap hanya ada di Webnovel dengan link berikut ini: https://www.webnovel.com/book/solar-system-rebirth-of-etter_19437206406465505

Terima kasih telah membaca Solar System Rebirth of Etter

Bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini?

Ada beberapa cara untuk kamu mendukung cerita ini yaitu:

• Tambahkan cerita ini ke dalam daftar bacaanmu,

• Untuk semakin meriah kamu bisa menuliskan paragraf komen atau chapter komen sekali pun itu hanya tulisan NEXT,

• Berikan PS (Power Stone) sebanyak mungkin supaya aku tahu nama kamu telah mendukung cerita ini,

Semoga harimu menyenangkan.

ตอนถัดไป