webnovel

Bab 5

Malam mulai larut, rembulan terlihat jelas ditengah kepekatan gelapnya malam.

Suara jangkrik yang bersautan dengan kodok seoalah menjadi sebuah alunan khas di pedesaan bertanah lembab.

Uli yang tengah berbaring diatas kasur bersampingan dengan Arya pria kota yang menjadi suaminya.

Karena kemiripan wajah antara suami dan calon suami nampak sedang gelisah.

Berkali-kali wanita itu mencari posisi nyaman agar segera terbang ke alam mimpi.

Mengingat pernikahan meriah yang baru berlangsung kemarin.

Meskipun pernikahan itu terjadi karena kesalahpahaman antara dirinya dan Monang.

Namun, penduduk kampung sangat bergembira atas bersatunya sahabat sejak kecil itu.

Tak ada alasan pasti mengapa Monang pergi. Jika dipikir secara logika Monang melakukan itu karena mencintai Uli.

Mungkin pria itu tak ingin sahabatnya menikah dengan laki-laki lain.

Rencana Monang berjalan lancar bahkan sinamot juga sudah di kembalikan.

Bukannya bahagia malah kabur dari pernikahan ini.

Belum lagi kata-kata sang Ibu pagi tadi selalu terngiang-ngiang di telinganya.

Berputar-putra di otak yang hanya memikirkan kesejahteraan wisata Desa.

Wanita itu memikirkan kembali perkataan Ibunya untuk ikut ke kota bersama Arya suaminya.

"Bisa gak sih kamu itu tenang ... aku udah mau terbang ke alam mimpi tapi kami menghancurkannya," gerutu Arya.

Karena pergerakan yang dilakukan Uli. Arya yang tengah berada di alam mimpi jadi terganggu tidurnya.

Pria itu terpaksa bangun, duduk diatas tempat tidur menyandarkan punggungnya ke dinding.

"Aku gak bisa tidur, Bang." Uli bangun dan ikut duduk bersandar di samping Arya.

"Kalau gak bisa tidur keluar kek, apa kek, jangan uring-uringan di kasur. Aku jadi terganggu juga soalnya."

Arya meremas rambutnya kasar kantuk yang tak terobati membuat kepalanya pening.

"Ya maaf kalau begitu. Aku masih terbiasa sendiri jadi belum bisa menganggap pria di sampingku ini."

Uli berkata pelan, matanya fokus menatap kasur.

"Aku ini manusia, jadi seharusnya kamu bisa langsung beradaptasi," ucap Arya Kesal

"Kan aku gak ada bilang kalau Abang itu setan," balas Uli santai.

"Apa sih yang kamu pikirin sampai gak bisa tidur seperti ini?" tanya Arya mencoba mulai luluh.

Hampir dua hari bersama Uli ia bisa mengerti sifat wanita itu.

Jika kita baik Uli lebih baik tapi jika kita bar-bar Uli akan lebih dari itu.

"Bang, Mamak ku sudah tahu semuanya ..." lirih Uli matanya menerawang jauh.

"Tahu apa?" Arya bertanya dengan santainya.

"Tahu tentang siapa Abang yang sebenarnya," jawab Uli jujur.

"Apa!" kagetnya, "Lalu kalau sudah tahu siapa diriku yang sebenarnya mengapa Ibumu tak memberhentikan acara pernikahan itu."

"Mamak suka dengan Abang. Mamak berkata bahwa Abang adalah orang baik dan Mamak juga menyarankan agar Abang mau membawaku ke kota."

Uli mengeluarkan segala isi hatinya tentang perkataan sang Ibunda.

"Tidak! Ini pasti hanya akal-akalan mu saja, kan." Arya dengan teganya menuduh Uli.

"Sumpah demi nama Tuhan aku tidak ikut dalam konspirasi ini," ucap Uli jujur.

"Jangan bawa-bawa Tuhan!" bentak Arya.

"Maaf Bang ... aku hanya ingin Abang percaya bahwa aku tidak merencanakan sesuatu ..." kata Uli lirih.

Kasian melihat gadis kecil berkulit putih mata bulat itu di bentak Arya yang tinggi, tegap dan badannya berisi.

"Akan ku pikirkan lagi membawamu ke kota sekarang sebaiknya kamu tidur saja. Masalah Ibumu urusanmu, kalau pun seluruh penduduk kampung tahu aku tidak masalah."

Hanya Arya yang mengerti arti ucapannya sendiri.

"Apa maksud dari perkataan, Abang?" tanya Uli heran. Wanita itu langsung berbalik menghadap Arya.

"Tidurlah," ucap Arya cuek sembari merebahkan tubuhnya kembali diatas kasur.

"Bang, Uli tidak ingin menjadi janda ..." lirih Uli. Ada butiran air mata yang jatuh dari pipinya.

"Aku tidak berkata untuk menceraikan mu! Aku hanya berkata jika orang lain tahu maka aku siap," kata Arya jujur

"Ma–maksudnya Abang tidak akan menceraikan Uli begitu?" tanya Uli gugup sudah bisa dipastikan bahwa saat ini pikiran dan hatinya sedang bercabang dua.

"Tidurlah, bukannya besok pagi kamu mengajakku ke sungai air mata untuk memancing Ikan Mas yang katamu besar-besar itu."

Arya berkata dengan suara yang hampir melemah karena mengantuk.

Siang tadi saat pasangan suami istri itu sedang bersantai Arya melihat beberapa pria kampung pergi membawa pancingan.

Mereka akan memancing di kolam Kepala Desa. Saat Arya mengutarakan niat untuk ikut Uli menahannya.

Wanita itu mengatakan matahari sangat terik bisa merusak kulit Arya yang memang putih.

Uli menawarkan Arya untuk pergi ke sungai Air Mata yang berada di ujung desa besok pagi.

Yang berarti hanya tinggal hitungan beberapa jam lagi karena sekarang sudah pukul 2 pagi.

"Ma–makasih," ucap Uli terbata-bata.

"Untuk apa? Bahkan aku tak melakukan apapun," kata Arya acuh.

"Dasar pria kota egois!" teriak Uli.

"Tidurlah atau kau akan menjadi janda sungguhan," ucap Arya mengancam.

Pening di kepalanya mulai menjadi-jadi kala rasa kantuk yang cukup berat itu ditahan.

Dengkuran halus terdengar dari sisi kiri kasur, dimana Arya merebahkan tubuhnya.

Sementara disisi kanan Uli masih enggan untuk memejamkan mata.

Wanita dengan status istri Arya itu masih berfikir bagaimana caranya agar tidak menjadi janda.

Di Desa suka hati ini, selain perzinahan dan pencuri.

Warga kampung juga mengasingkan seseorang yang menjadi duda atau janda akibat sebuah perceraian hidup.

Ada dua jenis perceraian di desa ini. Pertama karena kematian. Kedua karena kesalahan masing-masing yang sulit dimaafkan.

Jika seseorang bercerai karena suatu alasan maka penduduk kampung akan menganggap mereka adalah manusia sial.

Jika diceraikan oleh kematian. Seseorang yang ditinggal mati oleh pasangannya berhak memilih menikah lagi atau menyendiri seumur hidup.

Pilihan itu akan ditanyakan oleh tetua kampung saat pasangannya yang meninggal telah dikebumikan.

Kalau seseorang itu memilih untuk menikah lagi. Maka, ia akan dianggap seperti manusia jomblo pada umumnya.

Namun, jika memilih sendiri seumur hidup maka tidak boleh ada ikatan lebih terhadap lawan jenis.

Jika melanggar aturan adat bersiaplah untuk diasingkan bersama orang yang bercerai karena suatu masalah.

Lalu bagaimana dengan wanita penggoda? Pertanyaan sering diucapkan wisatawan saat berkunjung ke Desa Suka Hati.

Penggoda akan diasingkan, diperkosa secara bergilir oleh preman kampung agar mendapat trauma mental.

Tak jarang setelah hukuman wanita penggoda menjadi gila.

Satu lagi! Poligami sangat diharamkan di Desa Suka Hati ini.

Maka seluruh penduduk kampung hanya akan memiliki satu pasangan seumur hidupnya. Kesetiaan sangat dijunjung tinggi di Desa ini.

Desa terpencil diatas pengunungan. Desa dengan pemandangan indah nan menakjubkan.

Para wisatawan selalu berlomba-lomba untuk melihat langsung keindahan Desa ini.

Terkenal akan keindahan wisata menakjubkan dan adat istiadat yang kental.

Banyak nama-nama tempat aneh yang akan pengunjung dapati jika berkunjung ke Desa halu buatan Author ini.

Next chapter