webnovel

Third

Selamat menikmati alur ceritanya ya.

Jangan lupa vote dan komen.

Lope you 😘

.

.

.

.

.

03 Maret 2017

Grup chat Mejikuhibiniu

Topan :

Ngumpul kuy, anjir kangen gue.

Lewis :

Gue masih doyan lubang cuk!

Topan :

Gilak! Hampir sebulan tak berjumpa.

Andrew :

Di mall aja.

Guntur :

Jam?

Milo :

Malam aja cuk, gue sibuk di bengkel.

Guntur :

Oke.

Topan :

Mana yang lain?

Milo :

Kerja dongo! Ini jam berapa.

Lewis :

Ajak queen biar isinya gak batang semua.

Milo :

Ntar gue yang telpon Satriyo.

Andrew :

Ratu bukan Satriyo.

Milo :

Elah, mereka sekantor.

Ratu membaca pesan mereka dengan menahan tawa. Dasar batang.

"Kenapa lo, Rat? Senyam-senyum." tanya Vega yang saat ini sedang menyeruput mie dari mangkok mie ayamnya.

Ratu hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum dan melanjutkan memakan bekal yang dibawanya.

Saat ini, Ia bersama Vega dan Lili di kantin kantor menikmati waktu istirahat. Berhubung hari Jum'at yang membuat mereka bisa bersantai di karenakan waktu istirahat yang cukup lama.

"Naik angkot lagi?" Ratu terjingkat kaget saat ada tangan besar memukul pundaknya. Vino.

"Gak Vin, gue di jemput," Ratu melipat kedua tangannya didepan dada, "tapi lama banget dari tadi katanya udah dekat."

"Mau gue anter?" Ratu menggelengkan kepalanya menanggapi ajakan dari Vino.

Dari kejauhan, Ratu melihat mobil mewah yang pasti Ratu tau itu milik siapa. Yang di tunggu-tunggu pun menghampiri Ratu yang setengah kesal, "Ayo, My Queen. Maafkan atas keterlambatan hamba."

"Ish," Ratu menepuk lengan berotot lelaki bermata zamrud itu, "Ayok buruan."

Ratu berjalan duluan masuk ke dalam mobil meninggalkan lelaki bermata Zamrud itu dengan tidak tahu diri.

"Terima kasih sudah menemani Ratu sampai saya datang." Ujarnya kepada Vino.

"Mau kemana dulu kita?" tanya lelaki itu saat mobil telah berjalan menembus kemacetan kota.

"Pulang lah, Ndrew." jawab Ratu.

"Gue belanjain, mao?"

Ratu menggeleng dan mengangguk sekilas membuat Andrew gemas. Duh! Ini tidak baik untuk kesehatan jantung Andrew.

"Beli makanan aja boleh gak?" Ratu tersenyum lebar saat melihat jejeran pedagang di pinggir kota.

"Pinggir jalan?," alis Andrew menyatu melihat Ratu menunjuk rumah makan yang bertuliskan Ayam geprek.

Andrew memberhentikan mobilnya dan langsung masuk ke dalam rumah makan itu. Andrew bukan prince charming yang akan membukakan Ratu pintu mobil.

"Lo mau apa?" tanya Ratu tanpa mengalihkan pandangannya dari buku menu. Kepala Andrew yang ikut nimbrung membuat jarak mereka lebih dekat, "Samakan aja lah." Ratu menoleh, membuat Andrew sedikit terkejut dengan kedekatan ini, "Yakin?" Andrew hanya bisa mengangguk menahan napasnya melihat bibir Ratu dari dekat."

"Ayam geprek tiga extra sambal, terus nasi 2 porsi, sama mie goreng seporsi. Minumnya teh hangat dua."

Ratu mengambil kerupuk udang yang berukuran besar; mempoteknya dan memakannya sambil melihat Andrew yang sibuk dengan ponselnya.

"Kerjaan?" tanya Ratu.

Amdrew menoleh dan tersenyum sekilas, "Gak, cuman buka sosmed aja"

Ratu mengangguk, tak lama makanan mereka pun datang. Andrew yang tak tahan pedas, terus saja mendesis kepedasan dan bercucuran keringat mengundang gelak tawa Ratu.

"Apa gue harus tersiksa supaya lo ketawa?" sinis Andrew.

"Hahahaaa, sorry Ndrew gue gak tau lo gak doyan pedes hahaaa muka lo merah banget. Kasian."

"Puas?! Puas kan lo?" Andrew berkata sambil menahan pedis. Bibirnya terasa menebal dan kebas.

Ratu hanya tertawa puas. Jahat sekali.

Dari ekor matanya, Ratu menangkap gerak-gerik mencurigakan dari beberapa orang. Ratu mencoba mengacuhkan, tetapi kegelisahannya kembali saat dia dan Andrew mulai di dalam mobil menembus macetnya kota Jakarta.

"Ndrew?"

Andrew melihat ke arah Ratu dan sekilas menatap mata Ratu yang juga menatapnya.

"Lo, ngerasa gak? Dari tadi kita di ikutin sama mobil hitam itu." Ratu menunjuk kaca spion yang menampilkan dua buah mobil hitam melaju tepat di belakang mobil Andrew.

"Lo gak nyaman?"

Pertanyaan Andrew di balas anggukan dengan Ratu. Wanita itu bukan tidak tau bahwa Andrew adalah CEO dari Star's group. Hanya saja, ia tidak tahu jika harus seperti ini.

"Sorry ya, mereka itu suruhan Bokap gue. Sorry ya kalo lo gak nyaman."

Ratu hanya mengangguk saja. Kemudian keadaan di mobil hening hingga Andrew memarkirkan mobilnya di halaman rumah Ratu.

Ratu dulu termasuk orang kaya, hanya saja ketika Ayahnya meninggal ternyata beliau meninggalkan seorang Istri selain Ibunya Ratu yang meminta harta gono gini. Jadilah, Ratu memberikan mansion yang didiaminya beserta keluarganya untuk Istri simpanan Ayah mereka.

Ratu menggunakan tabungannya untuk membeli rumah yang bisa dibilang tidak sederhana karena rumah ini juga lumayan luas. Rumah yang asri dengan banyak bunga-bunga dan apotek hidup di halaman belakang. Semua adalah tanaman Putra.

"Tunggu sebentar ya" Ratu mempersilahkan Andrew duduk. Dirinya berjalan ke arah dapur menyiapkan minuman dan cemilan untuk Andrew, "di nikmati dulu hidangannya ya, gue mau siap-siap dulu."

Ratu melangkah ke dalam kamarnya yang bersebelahan dengan kamar mandi. Wanita itu segera membersihkan diri dan bersiap-siap menuju tempat kumpul mereka.

"Ayok."

Andrew terkesiap, bukan karena kecantikan Ratu tetapi karena wanita itu cepat sekali berdandannya.

"Gue gak dandan Ndrew."

Ya benar Ratu tidak berdandan, dia hanya menggunakan cream malam dan lipgloss saja. Mengenakan sweater lengan panjang berwarna hitam, celana jeans sebetis dan sandal jepit berwarna cokelat.

~~~

Sementara di tempat lain, Satriyo terlihat menahan cemburu kala melihat mobil Andrew sampai di basement Mall tujuan mereka. Kalau saja Ratu mengabari, pasti Satriyo tidak akan cemburu. Hei! Mengabari? Memangnya lo siapanya Ratu.

Mereka ber-tiga belas memasuki Tra*smart yang membuat pengunjung menatap mereka tanpa berkedip. Para lelaki yang tampan dan seorang wanita di antara mereka.

"Ke mana dulu nih?" kepala Yudis bergerak ke samping menatap Arya yang sedang mengobrol dengan Embe.

"Belanja baju dulu." jawab Topan.

Semua terlihat menyetujui kemauan Topan. Ya, mereka semua berbelanja beberapa potong baju. Kecuali Ratu, karena dia merasa bajunya masih banyak di dalam lemari nya.

Mereka semua puas berkeliling, meninggalkan Ratu dan Satriyo yang masih di area supermarket. Berbelanja camilan untuk mereka berkumpul malam ini.

Satriyo menenteng dua kantong belanjaan di satu tangannya. Sementara tangan yang lain dia tautkan ke jemari Ratu.

Ratu dan Satriyo berjalan bagai sepasang kekasih, mata Ratu menjelajahi semua butik ternama hingga matanya menangkap sosok yang di kenalnya.

Ratu berhenti di tempat yang otomatis membuat Satriyo ikut berhenti saat di rasa genggaman tangannya menguat.

"Itu adek gue bukan?" gumam Ratu.

Satriyo mempertajam penglihatannya ke arah Ratu memandang, "Iya, itu Putri. Belanja dia?"

Ratu mengangguk kecil kemudian matanya menatap Satriyo, "Dia, dapat uang darimana ya Sat?"

Satriyo nampak berpikir sejenak, "Mungkin dia kerja sampingan kali beb."

Ratu kemudian menggenggam kembali jemari Satriyo dan mereka pun berlalu dari tempat itu menuju rumah Ratu yang akan mereka jadikan tempat berkumpul malam ini.

Teman-teman yang lain sudah tancap gas duluan menuju rumah Ratu. Ya, mereka bahkan sudah akrab dengan keluarga Ratu.

Ratu dan Satriyo mampir ke outlet pizza membeli 3 box pizza;  meat lovers, super supreme dan black pepper chicken.

Mereka berbelanja dengan kartu debit milik Eros.

"Assalamualaikum" teriak Ratu dari kejauhan.

Kedatangannya membuat para lelaki yang sedang duduk diruang tamu antusias.

"Mamah kok belum tidur?" tanya Ratu ketika melihat mamahnya duduk di samping Aris.

"Anak-anak mamah kan lagi berkunjung, masa' mamah tinggal tidur."

"Istirahat aja tante. Maaf loh kalo ganggu." itu suara Lewis.

Ya, Lewis lumayan dekat dengan keluarga Ratu, mengingat dia pernah mengajak Ratu untuk ke jenjang yang lebih serius walaupun Ratu menolak tetapi Lewis tetap kekeuh mendatangi orangtua Ratu yang kala itu masih lengkap. Namun, lagi-lagi perbedaan agama menjadi penghalang cinta Lewis untuk Ratu.

"Oke. Kalau sudah Lewis yang minta, tante bisa apa."

Lewis terkekeh. Mereka semua pun beranjak ke halaman belakang, menuju gazebo. Dan terlihat seorang lelaki muda sedang mendengarkan musik sambil membaca buku.

"Geser dek." suara Eros mengagetkan Putra yang tengah asyik menyendiri.

"Adek iparku tambah ganteng aja." itu Lewis.

"Astaga Kak! Kenapa kakak bawa suami-suami kakak ke sini?! Ribut banget sumpah." protes Putra.

Ratu hanya tertawa melihat Adiknya itu merasa kesal. Karena pasti teman-temannya ini semakin malam akan semakin menggila.

Satriyo mengambil gitar yang tergantung di tiang, memetiknya perlahan. Sementara yang lain, sibuk memakan makanan yang telah tersedia.

Tuhan .... ku lagi sendiri

Memikirkan dia

S'lalu tentang dirinya

Ratu menggoyangkan tubuhnya ke kanan dan ke kiri. Wanita itu duduk di berhadapan dengan Satriyo. Wajahnya tak luput dari senyuman. Suaranya berpadu dengan suara yang lain.

Tuhan ini jeritan jiwaku

Jeritan tentang hatiku

Semua keluh kesahku

Semua keluh kesahku

Mata Satriyo menatap mata Ratu lekat-lekat yang tersenyum manis ke arahnya menampilkan lesung pipinya.

Resah hati ini tanpanya

Memikirkan dia

S'lalu tentang dia yang memberikan

Indahnya cinta

Untuk kumiliki

Menggenggam indahnya dunia

Sampai waktu menghentikan semua

Tuhan setiap detik demi detik

Ku slalu merindukannya

S'lalu tentang dirinya

Semua tentangnya

Resah hati ini tanpanya

Memikirkan dia

S'lalu tentang dia yang memberikan

Indahnya cinta

Untuk kumiliki

Menggenggam indahnya dunia

Sampai waktu menghentikan semua

Dan malam itu pun berlalu seperti biasanya. Mereka bernyanyi, tertawa, sesekali meledek.

ตอนถัดไป