"Tunggu sebentar." Adrian mengangkat tangannya menghentikan Dimas bertanya lebih lanjut. Dokter tersebut memijat pelipisnya yang berdenyut mengingat pertanyaan dari Dimas.
"Amnesia? Dari mana kau bisa menyimpulkan bahwa kau mengalami amnesia tanpa melakukan pemeriksaan?" Adrian tahu bahwa Dimas Jenius. Hanya saja, dia masih tak percaya jikalau Dimas menebak kondisinya sendiri dengan tepat.
Dimas meringis sambil menggaruk pipinya merasa serba salah. Bagaimana dia menjelaskan hal-hal tidak masuk akal yang dialaminya? Ingatan asing tiba-tiba masuk dan ada lubang hitam besar dalam ingatannya. Yang lebih tidak masuk akal lagi, kenapa Dimas menyadari keanehannya sendiri?
"Uhm... Akhir-akhir ini aku sering mengalami sakit kepala. Rasanya kepalaku seperti akan pecah. Lalu, baru-baru ini aku mendapatkan ingatan samar-samar tentang masa kecilku. Sejauh ini baru dua ingatan yang aku ingat walaupun ada beberapa kata dan wajah yang tidak jelas."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com