"Sudah dua kali ini, Mama, berbicara tentang Eliza, yang hendak membalas dendamnya kepada, Mama. Apa jangan-jangan Mama, itu ada hubungannya dengan kematian, Eliza?" tanya Surya.
"Eh, loh, kok, Papa, jadi nuduh Mama sih?" tanya Nindi dengan wajah sok sedihnya.
"Ya habisanya sikap, Mama, akhir-akhir ini tu kelihatan aneh tau, Ma!"
'Gawat nih, Mas Surya, mulai mencurigai gelagatku,' batin Nindi.
"Mas, kenapa, Mas Surya, jadi berpikiran begitu? Aku itu bukan orang sejahat itu! Mana mungkin aku akan membunuh seorang gadis yang sudah ku anggap sebagai putri kandungku, yah walaupun dia tidak pernah menghargaiku, tapi sejujurnya aku sangat menyayangi Eliza, seperti aku yang menyayangi Nina, putri kandung ku!" pungkas Nindi dengan berlinang air mata.
Akhirnya Surya pun merasa bersalah karna dudah menuduh Nindi yang bukan-bukan, bahkan sampai membuatnya menangis.
"Iya, Ma. Maaf kan Papa, karna sudah menuduh, Mama, yang tidak-tidak," pungkas Surya yang mencoba menenangkan istrinya.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com