Dan tak lama muncullah Larisa dari dalam pasar dan membawa sebuah tentengan.
Ratih pun sampai kaget melihat Larisa membeli banyak sekali makanan.
"Larisa, kamu beli makanan sebanya ini buat apa?"
"Bu...at di makanlah, Bu."
"Memangnya bakalan habis?"
"Em... hehe," sambil menggaruk-garuk kepalanya.
Ratih sampai menggeleng-menggelengkan kepalanya, karna heran melihat kelakuan ajaib anaknya.
"Larisa, kamu kan sudah besar, terus kenapa kamu beli begituan?" Ratih melirik ke arah tangan kiri Larisa yang membawa sebuah sangkar kecil dan di dalamnya ada sebuah burung kecil jenis emprit yang sudah di cat warna merah muda.
Seketika Larisa langsung menyembunyikan sangkar burung itu di belakang tubuhnya, dengan sedikit cengiran yang tak berdosa.
"Larisa, Larisa, cek cek cek," Ratih menggelengkan kepalanya, "kamu ini ada-ada saja, sih,"
"Hehe, maaf, Bu, tapi Larisa gemas pas lihat tadi, Larisa jadi teringat masa kecil Larisa, jadi Larisa beli aja deh, hehe,"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com