Setelah itu terdengar bel istirahat, dan tepat saat itu juga Larasati pun pergi dari hadapan Larisa.
Dan Larasati kembali meninggalkan secarik kertas untuknya.
"Surat lagi," gumam Larisa.
Dari kejauhan sudah tampak Cindy dan Nathasya yang menyapa Larisa dengan senyuman ceria mereka.
"Hai! Larisa!" ucap serempak mereka.
"Hay, Cindy! hay Nathasya!"
"Wah, udah lama duduk di sini?" tanya Nathasya.
"Sekitar sepuluh menit yang lalu,"
"Waw, Larisa selalu the best!" Cindy mengacungkan jempolnya.
"Alex mana?" tanya Larisa.
"Biasa, pasti lagi ke toilet, soalnya tadi sempat papasan sih, ya enggak, Cin?"
Nathasya menyenggol bahu Cindy.
"Iya!" jawab Cindy, tidak fokus.
"By the way, itu surat apa?" Nathasya melirik penasaran.
"Ah, ini ...." Larisa langsung mengantonginya, "bukan surat apa-apa kok,"
Nathasya masih melihatnya dengan penuh penasaran.
"Ini, kertas rumus, Thasya! gak sengaja ke bawa," ucap Larisa beralibi.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com