"Darah ... tidak ada darah, Sayang!" tukas sang Ibu.
Dan setelah itu Nana pun mulai tersadar, penglihatanya kembali normal, surat berdarah yang tadi dia lemparkan sudah berubah menjadi kertas kosong biasa, bahkan di tangannya yang tadi juga berlumuran darah, kini tampak bersih tanpa kotoran sama sekali.
Saat itu Nana mulai merasa bingung, karna apa yang dia lihat baru saja itu seperti nyata. Tapi entah mengapa tiba-tiba surat itu berubah menjadi kertas kosong, dan tidak ada lagi tulisan ancaman.
"Nana, kamu itu sedang berhalusinasi, Sayang," kata sang Ibu.
"Tap-tapi, Ma ...."
"Sudah istirahat saja, mungkin kamu sedang kecapaean,"
"Iya tapi Nana, tidak mau sendiri. Nana ingin di temani, Ma," mohon Nana.
Dan dengan sabar ibunya pun mau menemanai Nana hingga Nana tertidur lelap.
Setelah kejadian itu, Nana langsung jatuh sakit, tubuhnya langsung demam tinggi dan dia sering berteriak-teriak berhalusinasi.
Hingga akhirnya sang Ibu memabwanya kerumah sakit.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com