Dengan tekanan yang besar di sekitar, Apo bahkan tidak tertarik memerhatikan kamera backstage yang bergulir di tempat itu. Dia fokus seperti akan ujian, sampai pulpennya tergelincir ke lantai.
Prakh!
Dan letaknya di sebelah kaki Mile.
Bagus sekali. Daripada tegang, Mile pun memungut benda itu untuk bicara dengan Apo. Dia berharap bisa mencairkan suasana diantara mereka. Lalu mengulurkannya. "Ini, punyamu."
Apo pun refleks tersenyum tipis. "Terima kasih—huh? Phi?"
Oke, yang satu ini tidak Mile sangka. Apo mengenalinya? Mile pun refleks tersenyum juga.
"Ya, hai," kata Mile. "Sudah lama sekali rasanya. Bagaimana kabarmu?" tanyanya. Lelaki itu lega karena raut ceria Apo langsung keluar.
"Baik, baik," kata Apo. "Phi juga bagaimana? Maaf, aku tidak memperhatikan kau di sebelahku."
Ah, serius? Mile pun menahan dirinya untuk tidak bersikap berlebihan. "Aku baik," katanya. "Hm, tidak apa. Walau aku tadi juga penasaran kau masih ingat padaku atau tidak."
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com