Bola mata merah Mile pun menegang sesaat. Ya, awalnya memang begitu, batinnya. Tapi jika mengingat pengalaman berhubungan selama ini, baru Apo yang membuatnya naik turun seperti rollercoaster tanpa ujung. "Sekarang tidak," katanya.
"Hm?" bingung Apo. Rautnya menggemaskan sekali kalau sudah begitu.
"Sekarang kau lebih dari mereka, paham? Dan kau adalah ratuku," kata Mile. Dia paham Apo seperti mengharapkan kalimat yang lain, tapi Mile tidak mengatakannya.
"Oh ... bagus," cengir Apo. Dia pun memeluk lengan-lengan Mile agar makin erat ke perutnya. "Pokoknya selama aku nomor satu, itu sudah sangat melegakan," katanya. "Ya, walaupun itu artinya ada yang nomor dua, tiga, dan lain-lain ...."
Entah kenapa, Mile sendiri kurang suka jika Apo langsung menerima. Kenapa tidak protes padanya? Mile pun ingin mendengar Omega-nya marah sesekali.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com