Hiro menendang bola hitam putih dengan keras. Benda itu bergulir cepat menuju Makoto yang berdiri siaga di depan gawang. Ketika bola datang padanya, ia mulai berpura-pura jatuh dan tak bisa menangkapnya.
"Ah! Papa kalah lagi!" Makoto masih dengan kepura-puraannya, sebisa mungkin terlihat sangat kecewa.
"Hentikan itu papa. Aku tahu kau berbohong." Hiro mendekat, "Mama bilang berbohong itu tidak baik!"
"Oke baiklah baiklah penegak hukum." Makoto langsung mengakhiri dramanya.
"Kalian sudah puas main? makan dulu!" Akane berteriak dari sebuah gazebo di tepian lapangan.
"Ayo kita balapan. Siapa yang lebih cepat sampai ke mama dia akan menda-" belum sempat Makoto selesai bicara. Hiro sudah berlari sekuat mungkin ke arah ibunya.
"Dasar curang!" Makoto mengejarnya sambil tertawa.
.
.
.
"Anata, kau tahu?" Akane memulai pembicaraan di sela-sela acara makan di dalam piknik mereka.
"Tidak-" Makoto menjawab dengan wajah bodohnya.
"Aku belum selesai bicara!"
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com