Mikha masih memeluk ranselnya, menatap kosong langit biru di atas sana lewat jendela mobil. Ia baru saja mengalami hal buruk, temannya terluka karenanya. Sebuah luka di hidung dan cakaran yang dalam di area pipi.
Sedangkan Mikha sendiri hanya lecet sedikit dan memar di kaki. Ia berkelahi dengan temannya. Teman barunya.
Ayahnya masih mencoba menahan diri untuk bertanya lebih lanjut, setelah Omelan guru di sekolah, Mikha tak mau menjawab apa pun dan masih terdiam hingga kini.
Biasanya Mikha memang akan menceritakannya sendiri walau tanpa di tanya. Tapi saat ini, entah apa yang terjadi.
"Ayah tak bertanya?" tiba-tiba suara Mikha membuat ayahnya menoleh terkejut. Tidak fokus dengan jalanan di depannya. Akhirnya ia menepi dan keluar, mengajak Mikha duduk di salah satu kafe pinggir jalan dekat situ.
"Silahkan, ini buku menunya. Nikmati waktu anda, jika sudah ingin memesan panggil saya." seorang pelayan datang menyodorkan buku menu sambil membungkuk cepat.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com