"Ada apa aniki?" Naoki kebingungan melihat Makoto berada di ambang pintu sambil menggaruk kepalanya.
"Itu tadi, Akane-san keluar dengan terburu-buru untuk membeli garam. Seingatku garam masih sangat banyak di dapur. Benarkan?"
"Benar.. Aku bisa menebak. Kau mengatakan hal aneh pada Akane ya?"
"Tidak! memang hal aneh apa yang kau maksud?!" Wajah Makoto memerah. Ia mengingat kalimat, 'kau bisa menjadi istri yang luar biasa.' dan merasa kalimat itulah yang Naoki Maksud.
"Benarkan?! Ada kan?!" Wajah Naoki terlihat menghakimi Makoto.
"Aku pikir apa yang aku ucapkan adalah kalimat biasa. Aku juga sering mengatakan hal itu pada Sagiri dulu." Makoto terlihat mengingat-ingat sesuatu.
"He?! memang apa yang katakan?" Naoki makin penasaran.
"kau akan menjadi istri yang luar biasa." jawabnya polos, Naoki langsung menepuk keningnya.
"Aniki apakah kau tidak tahu bahwa Akane menyukaimu?"
Makoto tahu, Akane pernah mengungkapkannya. Bahkan mencium bibirnya saat di mobil.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com