webnovel

Rencana Arthur

"Jadi apa rencanamu?" tanya Salsa.

"Kita pura-pura pacaran," jawab Arthur.

"Hah?!"  Seketika kedua pupil mata Salsa melebar.

"Kamu sudah gila?" ucap Salsa.

"Aku hanya ingin kakakku itu menyadari perasaannya kepadamu. Kita hanya pura-pura pacaran agar dia cemburu saja," jelas Arthur.

 

Memang sedikit masuk akal, mungkin Salsa juga harus mencobanya.

Selama ini dia terus mengejar David, sedangkan David terus mengabaikannya.

Mungkin ada saatnya dia berhenti dan membuka hati untuk pria lain, dan hal ini bertujuan agar David cemburu kepadanya.

Ya walaupun Salsa tak begitu yakin jika cara ini berhasil, dan David akan benar-benar cemburu kepadanya.

 

"Baik kalau begitu, mulai sekarang kamu jadi pacarku ya?" ucap Arthur seraya tersenyum.

"Iya!" jawab  Salsa dengan tegas.

"Wah, kelihatannya kamu ini sangat bersemangat sekali ya?" Arthur memegang dagu Salsa. "Apa jangan-jangan kamu itu juga menyukaiku?" tanya Arthur seraya tersenyum meledek.

 

"Aih! Jangan berpikir macam-macam! Kita ini hanya berpura-pura! Aku sama sekali tidak menyukaimu, Arthur! Kamu itu masih SMP!" cerca Salsa.

"Loh, memangnya kenapa kalau aku masih SMP? Aku, kan sudah kelas 3, sebentar lagi aku ini anak SMA!" jawab Athur.

"Yah, tetap saja aku tidak mau berpacaran dengan pria yang usainya lebih muda dariku!" ujar Salsa.

"Haha! Salsa! Salsa! David saja jatuh cinta kepada gadis kelas satu SMP!" ledek Arthur.

"... tunggu! Apa maksudmu?" tanya Salsa penasaran. "Apa yang kamu maksud itu adalah, Mesya?"

"Haha! Siapa lagi?"

"Tapi dia itu, 'kan adik kandungnya!?"

"Haha! Siapa bilang?"

Salsa langsung terdiam. "Jadi ... dia itu bukan adik kandung kalian!" tebak Salsa.

"Iya!" jawab Arthur dengan tegas.

 

Entah apa yang direncanakan oleh Arthur, bisa-bisanya dia mengatakan semuanya kepada Salsa.

Jelas-jelas status Mesya yang hanya seorang adik angkat adalah rahasia keluarganya, tapi dia malah membongkarnya.

 

Sejak SD status Mesya yang hanya anak angkat adalah beban bagi gadis itu.

Dia memohon kepada Arumi dan Charles untuk merahasiakan ini semua, dia tidak ingin teman-teman di sekolah barunya akan tahu jika dia hanya seorang anak angkat.

Bukan karna Mesya takut akan dibully oleh teman-temannya. Tapi karna dia hanya takut jika akan ada banyak orang yang mendapat nasib buruk karna sudah menyakitinya.

 

Seluruh anggota keluarga Davies setuju untuk merahasiakan ini semua, begitu pula dengan Arthur.

Meski tak berhasil sepenuhnya, namun kebanyakan dari teman-teman Mesya dan Arthur tidak tahu kalau Mesya hanya seorang anak angkat.

Tapi ada juga sebagian orang yang mengetahui rahasia itu, termasuk mendiang Lula si kepala sekolah.

Dia mengetahui status Mesya, karna dia adalah kerabat dari Ana Amelia atau yang akrab disapa Bunda Lia, si pengurus Panti Asuhan.

 

 

"Terserah apa alasanmu menerima tawaranku menjadi pacarmu, tapi jujur aku hanya ingin membantumu, Salsa." Ucap Arthur

"Baik, Arthur. Terima kasih," jawab Salsa.

"Sekarang jam istirahat, aku yakin David sedang berada di kantin sekolah. Dan mulai saat ini, kamu jangan menghampirinya, kamu ikut duduk bersamaku," lirih Arthur.

"Baik, aku akan menuruti ucapanmu. Tapi meski aku sudah mempercayaimu, tapi tolong jangan berbuat macam-macam denganku, Arthur," bisik Salsa.

Arthur mengangguk sambil tersenyum. Dua sejoli itu berjalan bergandengan tangan mereka hendak pergi ke kantin sekolahan.

 

Sesampainya di tempat itu, memang benar seperti apa yang di katakan oleh Arthur jika David sedang duduk di sana.

Pria tampan dan berwajah dingin itu tampak sedang menyeruput jus jeruk pesanannya.

 

 

Salsa berjalan tepat di depan David seraya menggandeng tangan Arthur.

Dia duduk di bangku berhadap-hadapan dengan meja David.

"Kamu mau pesan apa? Biar aku yang mengambilkannya," ucap Arthur seraya melirik kearah David.

"Ah, apa saja, asal kamu suka aku pasti juga suka," jawab Salsa.

"Baik, tunggu di sini ya," ucap Arthur seraya berdiri, hendak mengambilkan makanan untuk Salsa.

Salsa masih duduk sendiri di bangku itu, sesaat gadis itu melirik kearah David.

David tak bergeming, bahkan pandangannya sama sekali tak berubah, masih tetap dingin menatap gelas di hadapannya.

 

Dalam hati Salsa mulai tak tenang, karna dia berpikir apa yang sedang ia lakukan saat ini sia-sia, karna tak ada respon sama sekali dari David.

"Salsa, lihat apa  ayo makan ini pesananmu," ucap Arthur.

Salsa melirik kearah satu mangkuk bakso yang di bawa oleh Arthur.

"Kenapa hanya satu mangkuk? Punyamu mana?" tanya Salsa

"Aku tidak lapar, lagi pula nanti kalau aku menginginkannya aku bisa makan bersamamu," jawab Arthur.

"Tapi ...." Salsa tampak keberatan. Dan Arthur segera menyela ucapan Salsa.

"Satu mangkuk di makan berdua, 'kan lebih romantis," ujar Arthur seraya melirik David.

 

David terdiam sesaat lalu dia melirik kearah Arthur dan juga Salsa.

Pandangan pria itu kini berubah, seperti ada sesuatu yang membuatnya merasa terganggu.

"Lihat, dia mulai cemburu," bisik Arthur di telinga Salsa.

Salsa pun tampak bahagia, karna dia pikir apa yang diucapkan oleh Arthur itu benar.

Salsa semakin bersemangat  untuk berpura-pura berpacaran dengan Arthur,

Gadis berwajah oriental itu langsung merangkul pundak Arthur.

"Aku senang sekali, bisa dekat denganmu. Karna meski kamu hanya anak SMP, tapi pikiranmu jauh lebih dewasa di banding anak SMA!" ucap Salsa dengan nada sedikit keras, dia sengaja berbicara begitu agar David mendengarnya.

 

Lalu tanpa berkata apa pun David segera menghabiskan minuman di gelas itu. Dan selanjutnya dia pergi meninggalkan kantin.

 

Salsa tersenyum bahagia, melihat David pergi membuatnya merasa yakin jika David benar-benar sedang cemburu kepadanya.

"Apa aku bilang, ideku berhasil, 'kan?" ucap Arthur bangga.

"Haha! Iya, Aku sangat berterima kasih kepadamu, Arthur!" ucap Salsa.

 

"Kalau begitu sebagai rasa terima kasihmu kepadaku, apa kamu mau pergi denganku sepulang sekolah nanti?" tanya Arthur.

"Rasa terima kasihku kepadamu?" tanya Salsa. Lalu Arthur mengangguk.

"Apa itu tidak berlebihan? Dan kenapa kamu seolah meminta imbalan dari ku? Apa kamu tidak tulus membantu ku?" tanya Salsa.

"Tulus, hanya saja aku ingin kita mengenal lebih akrab. Kamu suka dengan kakakku, 'kan?"

Salsa mengangguk, "Iya, benar!"

"Nah, oleh karna itu, aku akan menceritakan banyak hal tentang kakakku  kepadamu," pungkas Arthur.

Salsa menuruti ajakan Arthur.

Sepulang dari sekolah mereka pergi berdua saja.

Mereka bergandengan tangan agar terlihat mesra dan seperti orang yang sedang berpacaran sungguhan.

 

Mereka melewati gerbang sekolah sambil mengobrol tertawa-tawa, dan tak sadar jika ada seseorang yang memperhatikan mereka berdua.

 

Namanya Jerry, dia adalah teman sekelas Salsa.

Pemuda itu sangat menyukai Salsa, tapi Salsa mengabaikannya dan memilih David.

 

Jerry tampak terkejut karna Salsa tak lagi bersama David, dan tiba-tiba berjalan dengan pemuda lain  dan yang membuatnya sangat jengkel pemuda itu masih anak SMP. Tentu saja Jerry yang merasa sudah senior ketimbang Arthur, sama sekali tak rela jika dirinya dikalahkan oleh seorang anak SMP seperti Arthur.

Mungkin kalau David dia masih bisa terima, karna dia adalah teman sekelasnya.

Tapi kalau Arthur  dia benar-benar tidak akan memberinya ampun.

 

 

 

 

To be continued

Next chapter