webnovel

Bab104. Perseteruan

Buk...

Fu Daiyu hanya menggerakan satu tangannya menekan kebawah tiba-tiba sebuah kelopak bunga menekan Tetua Gu kebawah hingga membuatnya tertunduk.

"Kau sungguh ingin melakukan kekerasan?" Fu Daiyu menggernyitkan dahinya, dia sebenarnya tidak ingin bergerak, namun melihat Tetua Gu mengeluarkan jarum perak yang mengandung racun dia segera menekan Tetua Gu.

"Tetua!" jerit pemuda dan perempuan di belakang Tetua Gu dengan khawatir.

Tetua Gu ingin mengangkat tangannya untuk memberi tanda agar mereka tidak khawatir, tapi sayang, dia bahkan tidak bisa membuka mulutnya dibawah tekanan yang dikeluarkan oleh kelopak bunga dari Fu Daiyu.

Tiba-tiba perempuan di belakang Tetua Gu terhenyak, dia teringat sesuatu yang mengganjal di kepalanya. Perempuan itu melihat kearah kelopak bunga lalu Fu Daiyu secara bergantian.

"Kelopak bunga dan gadis muda," pikir perempuan tersebut.

"Kau Bunga Kematian dari Sekte Musim Semi Kosong!" Perempuan itu menatap penuh ngeri pada Fu Daiyu.

"Eh?" Fu Daiyu menatap perempuan tersebut, dia sungguh tidak menyangka masih ada yang mengetahui julukan saat dia muda dulu.

Tetua Gu kini menyesali perseteruan yang telah dia lakukan setelah ikut tersadarkan oleh perempuan tersebut.

Bunga Kematian! Sebagai orang yang telah hidup lebih dari seratus tahun tentu dia mengetahui nama tersebut, namun saat dia mengetahui nama tersebut, Tetua Gu masihlah berada di Ekspansi Istana sangat jauh dibandingkan dengan Bunga Kematian yang memiliki Kultivasi Alam Roh Puncak saat itu.

"Ternyata dia Bunga Kematian," batin Ne Zha tercerahkan, selama ini dia dan Han Xiao masih saling lempar tanya tentang identitas Fu Daiyu.

Tentang kekuatan Fu Daiyu, baik Ne Zha atau Han Xiao mengetahui sejauh apa itu. Tetapi mereka tidak mengetahui identitas asli Fu Daiyu, mereka hanya samar-samar karena mengenali aura dari Fu Daiyu yang mirip dengan seseorang.

"Ma... maafkan Te... Tetua Gu... maafkan kami... ka... karena memiliki mata ta... tapi tidak melihat." Perempuan di belakang Tetua Gu segera bersujud dan berkata dengan sangat terbata-bata, keringat dingin mulai membasahi pelipis perempuan tersebut.

"Apa yang kau lakukan!" bentak pemuda disampingnya.

Raut wajah perempuan itu semakin memburuk, pemuda disampingnya ini bisa dibilang kurang pengetahuan. Jadi pemuda itu tidak merasakan ketakutan seperti yang dialaminya saat mengetahui identitas Fu Daiyu.

Buukk...

Tubuh pemuda itu tersungkur ke lantai membuatnya terbaring oleh tekanan yang dikeluarkan oleh Ne Zha.

"Kau bukan hanya bodoh, tapi juga lemah," desis Ne Zha masih dalam posisi seperti tadi.

"Sialan kau dasar bodoh! Apakah kau tidak melihat? Tetua Gu saja tertekan menyedihkan dibawah jentikan jari Bunga Kematian, dan kau justru bergoyang?" batin perempuan itu frustasi saat melihat pemuda itu tergeletak, kini banyak pertanyaan yang mengelilingi kepalanya.

Siapa pemuda itu? Tidak mungkin jika pemuda itu adalah murid dari Sekte Musim Semi Kosong, itu karena sekte tersebut hanya menerima murid perempuan.

Hancur sudah harapannya, perempuan itu berniat bernegosiasi namun karena tingkah bodoh dari pemuda disampingnya itu membuat Ne Zha tidak nyaman hingga bergerak sendiri. Memang bagian tubuh Ne Zha tidak bergerak, tetapi aura yang dikeluarkan Ne Zha sudah cukup menandakan pemuda itu tidak ingin berbicara lagi.

"Zha?" Fu Daiyu menatap kearah Ne Zha.

Ne Zha mengangkat tangannya, mengibaskan memberi tanda untuk Fu Daiyu.

"Lumpuhkan dia, aku bukan orang yang kejam sehingga dia harus mati. Tapi setidaknya dia harus mendapatkan pelajaran karena menyentuhkan tangannya padaku," tandas Ne Zha penuh nada dingin yang datar.

"Lumpuhkan?" Ruan Jian tercekat, dia sungguh ingin memukul Ne Zha.

Sebagai Kultivator sebuah kelumpuhan lebih buruk daripada kematian, butuh ratusan tahun untuk Tetua Gu sampai di Kultivasinya saat ini. Tapi pemuda dihadapannya ini bilang aku tidak kejam? Bahkan orang bisu akan berteriak marah padanya.

Fu Daiyu tersenyum kecil, dia mengetahui identitas lengkap Tetua Gu walaupun nama sekte Tetua Gu tidak terpasang di plakat saat lelang.

Tentu akan merepotkan jika harus berurusan dengan Sekte di belakang Tetua Gu yang merupakan salah satu sekte besar aliran hitam, namun menurutnya adalah hal yang baik untuk mendapatkan hubungan lebih dekat dengan Ne Zha. Selain Pil Esensi Bulan, masih banyak hal lain yang bagus pada Ne Zha. Potensi besar pemuda itu juga dirasakan olehnya.

Tangan Fu Daiyu yang memegang Sumpit segera bergerak melempar satu sumpit tersebut, dengan Qi yang dialirkan pada sumpit yang terbuat dari tulang tersebut melesat dengan cepat kearah perut Tetua Gu.

Lebih tepatnya sumpit itu mengarah pada Dantian Tetua Gu.

Jejak kepasrahan muncul di wajah Tetua Gu, kini dia dipenuhi rasa menyesal. Setidaknya jika dia tidak berkeras kepala dan menerima saran dari murid perempuannya tentang pulang ke Sekte dan tidak berurusan dengan Ne Zha.

Rasa penyesalan memenuhi dirinya, jika berujung dengan dirinya dilumpuhkan maka dia masih memilih hukuman dari sekte yang mungkin masih bisa dia tanggung karena gagal membawa Biji Pohon Neraka.

Sumpit itu dengan tajam menembus perut Tetua Gu dan segera merusak Dantian miliknya, jeritan bisa dia dengarkan dari kedua muridnya. Tetua Gu bahkan tidak bisa menjerit untuk melepaskan rasa sakitnya, dia sangat tertekan oleh aura yang dikeluarkan oleh kelopak bunga Fu Daiyu.

Keringat mengucur deras yang diiringi Qi yang merembes keluar dari tubuh Tetua Gu, dia menatap Ne Zha penuh dengan kebencian yang disertai ketakutan.

Pemuda di belakang Tetua Gu yang tergeletak lemah di tanah kini sungguh ketakutan, sejauh dirinya tahu hanya beberapa saja Tetua di sektenya yang bisa berhadapan dengan Tetua Gu, namun kini guru yang dia kagumi itu kalah telak oleh gadis yang terlihat lebih muda darinya.

"Namaku Ne Zha, jika kalian ingin membalas dendam. Aku tunggu hari itu," ucap Ne Zha seraya bangkit dari duduknya dan melangkah kedalam penginapan.

Saat sampai di depan tangga Ne Zha menghentikan langkahnya, di tangannya kini muncul sebuah botol pil.

Dengan lemparannya yang cepat botol itu melesat kearah perempuan di belakang Tetua Gu, secara reflek perempuan itu menangkap botol tersebut.

"Setidaknya kau sangat pintar, itu hadiah dariku," kata Ne Zha singkat lalu melangkahkan kakinya naik keatas tangga untuk kembali ke kamarnya.

Fu Daiyu tidak berbuat lebih dan segera melepaskan tekanannya pada Tetua Gu, tangan Fu Daiyu meraih Ruan Jian lalu pergi menuju tangga, mereka juga ingin kembali ke kamar mereka.

Perempuan di belakang Tetua Gu segera membantu Tetua Gu berdiri, setelah itu dia melihat apa isi dari botol yang diberikan Ne Zha.

Nafasnya tercekat saat mencium aroma obat yang sangat kuat, dia mengambil satu Pil tersebut dan meminumkannya pada Tetua Gu.

"I... ini Pil Esensi Bulan!" Tetua Gu terkejut dengan khasiat yang diberikan oleh pil tersebut.

Perempuan itu segera melihat kedalam botol, tersisa sembilan pil lagi, dia tidak menduga Ne Zha memberikannya Pil Esensi Bulan yang sangat langka, pada lelang itu laku dengan harga 20.000 Koin Emas, itu berarti pil yang diberikan Ne Zha padanya senilai 200.000 Koin Kristal, dan Ne Zha memberikannya secara percuma. Hadiah? Tiba-tiba dia berpikir bahwa pemilik Pil Esensi Bulan yang dilelang adalah Ne Zha.

"Dia adalah eksistensi yang tidak bisa kita singgung," ujar perempuan tersebut, Tetua Gu hanya bisa menghela napas panjang menanggapi.

ตอนถัดไป