Piring yang dibawanya dia letakan diatas meja, pemuda itu masih menatap lekat pada kue tersebut.
"Ini persis kue yang sering dibuat Leyra," gumam Ne Zha dengan berat.
Memberanikan dirinya, dia mengambil satu kue tersebut dan menyicipinya.
Tubuhnya membeku, mulutnya berhenti mengunyah, tangannya masih menggantung pada kue di mulutnya, matanya kini kosong. Tidak ada tatapan apapun disana.
Setetes bulir air mata terjatuh dari mata pemuda tersebut.
"Rasa ini," batinnya menjerit saat merasakan kue tersebut.
Dengan cepat Ne Zha mengunyah kue tersebut, setelah habis dia mengambilnya lagi, lagi, lagi, lagi dan lagi. Dia tidak peduli mulutnya yang kini penuh dengan kue tersebut.
Mulutnya terus mengunyah dengan air matanya yang mengalir, sungguh ekspresi yang sangat menyedihkan jika dilihat.
Semua kue yang berada diatas piring itu sudah habis, Ren Yanyu membuat banyak kue tersebut tapi semuanya habis tak tersisa bahkan remahannya oleh Ne Zha.
"Aku percaya Reinkarnasi! Aku percaya Reinkarnasi! Aku percaya Reinkarnasi!" Ne Zha terus mengatakan hal tersebut dengan nada yang parau.
***
"Xing'Jiejie, apakah Senior Fu tidak akan kembali?"
"Dia pasti akan kembali, Senior Fu tidak mengetahui kalau kita sudah bertemu dengan Han Xiao," jawab Bing Xing.
Ren Yanyu mengangguk, gadis itu kini duduk bersila, lebih tepatnya dia memasuki posisi Kultivasi. Dia ingin menstabilkan Kultivasinya agar bisa melangkah ke tingkat berikutnya.
Bing Xing menghela napas ringan, gadis kecil itu sangat bekerja keras untuk menaikan Kultivasinya, dia mengagumi bakat Kultivasi Ren Yanyu yang tinggi.
Kultivator biasanya akan memulai dari sejak berumur enam tahun, karena ketika menginjak umur sepuluh tahun maka kesulitan untuk berkultivasi bertambah.
Ren Yanyu sendiri terlihat sangat mudah untuk berkultivasi di umurnya yang kini empat belas tahun, Bing Xing yakin jika keduanya memiliki umur yang sama dan berkultivasi bersamaan dia akan kalah oleh Ren Yanyu.
Bukanlah hal yang mudah untuk memulai kultivasi pada umur empat belas tahun, itu karena saat menginjak umur sepuluh tahun bakat dalam Kultivasi akan menurun dan beberapa Meridian juga akan tertutup. Maka dari itu banyak Sekte yang akan mengambil murid dari sejak dini.
"Potensi Tubuh Phoenix memang tidak terbatas." Bing Xing tersenyum kecil, dia juga pemilik salah satu tubuh unik, yaitu Tubuh Yin.
Tubuh Yin adalah tubuh yang condong pada unsur Yin dan itu sangat cocok untuk perempuan, pemilik tubuh Yin di Benua Angin Selatan hanya bisa dihitung oleh sebelah tangan.
Potensi pemilik Tubuh Yin sangat mengerikan, Bing Xing bisa mencapai Kultivasinya saat ini dengan cepat itu karena memiliki Tubuh Yin.
Tapi memiliki Tubuh Yin juga memiliki beberapa resiko, seperti jika dia bersetubuh maka kekuatannya akan tersedot dan memberikan kekuatan yang sangat kuat pada lawan mainnya.
Karena hal itulah Bing Xing sangat waspada terhadap lawan jenisnya, dia juga menjadi tertutup dan disembunyikan oleh Istana Falcon Utara karena hal tersebut.
Banyak Kultivator yang menginginkan tubuhnya demi kekuatan tersebut.
Tiba-tiba di pikirannya muncul sesosok pemuda berawajah riang.
"Sialan awas saja kau berani macam-macam padaku!" batin Bing Xing kesal, masih hangat di pikirannya tentang pemuda itu bercinta di siang bolong.
***
Bruk...
Han Xiao terjatuh dari posisi tidur duduknya, dia tiba-tiba merasakan hawa dingin yang menjulur pada tubuhnya.
"Kenapa kau?" suara malas terdengar di telinga pemuda tersebut.
"Aku terjatuh... Aku terjatuh bukankah sudah jelas?" dengus Han Xiao kesal pada Ne Zha.
"Hey kenapa marah padaku?" Ne Zha berkata dengan sedikit kesal.
"Entahlah," balas Han Xiao lalu mengalihkan pandangannya pada sebuah piring di meja.
Hidung Han Xiao bergerak seperti mengendus-endus, dia bergerak dan mencium piring tersebut.
"Argh sialan!!! Kenapa kau menghabiskan semuanya?!" Han Xiao berteriak kesal.
Ne Zha tersenyum canggung.
***
"Tuan Putri, kemana kita selanjutnya?"
Seorang gadis cantik yang memiliki pesona selembut air menatap ke sebuah arah sebelum mengalihkan pandangannya pada gadis di sampingnya.
"Sesuai arahan Ayahku, kita akan mendatangi setiap Desa untuk melindungi desa tersebut, lebih baik jika kita sampai di desa terdekat sebelum matahari tenggelam," ucap gadis itu tak lain adalah Yang Shui.
Semua yang mengikuti Yang Shui mengangguk, mereka berlari secepat mungkin untuk sampai di desa tersekat.
***
"Pangeran apakah kau yakin Siluman akan muncul di desa ini?"
"Kau meragukan arahan Ayahku?" timpal pemuda berjubah emas yang dipanggil Pangeran tersebut, dia adalah Yang Qianfan.
"Bu... bukan begitu," ucap pemuda tadi tergagap.
Mata Yang Qianfan menjadi dingin, jika saja orang itu bukanlah anggota timnya maka dia sudah membunuhnya saat pemuda itu mengakatan hal sebelumnya.
Tapi yang bisa dia lakukan saat ini adalah membiarkan pemuda tersebut, dia jelas ingin marah namun tidak bisa, seseorang yang menjaga keselamatan mereka masih memantai pergerakannya.
***
Arahan dari Kaisar Yang Qian pada para Jenius membuat para Jenius senang, hanya beberapa yang ragu.
Sebagian senang karena mereka tidak perlu mencari Siluman di tengah hutan, sangat sulit menemukan Siluman secara liar di hutan.
Jika Siluman dipastikan muncul di Desa oleh Kaisar Yang Qian, mereka hanya menunggu malam dan akan mulai mengumpulkan poin secepat mungkin.
Beberapa tim hanya bertemu dengan Siluman yang berjumlah sedikit di setiap desa, hal itu membuat mereka bisa bergerak secepat mungkin untuk ke desa selanjutnya.
Berburu Siluman ini memang terdengar mudah, tapi kini sudah mulai memakan korban, ada empat Jenius yang mati di pertarungan karena terlambatnya para pengawas mengambil tindakan.
Jendral Siluman dan Raja Siluman yang muncul juga membuat Kaisar Yang Qian resah.
"Mereka berniat serius?" pikir sang Kaisar.
Tapi dibalik itu semua Kekaisaran berhasil menangani salah satu masalah mereka.
"Tidak ada yang sempurna, korban akan selalu ada bahkan dalam pertempuran terkecil," gumam Kaisar Yang Qian.
Akhir-akhir ini suasana hatinya sangat baik, itu karena dia mendapatkan kabar bahwa Tim Yang Qianfan berhasil membunuh satu Raja Siluman dan berita mengejutkan yaitu tentang tim Han Xiao yang berhasil membunuh dua Raja Siluman, belum lagi puluhan Jendral Siluman yang dibunuh oleh tim Ham Xiao membuat Kaisar Yang Qian menjatuhkan rahangnya.
"Sangat mirip," kekeh Kaisar Yang Qian memandang pada suatu arah.
***
"Mereka semakin memanas," ucap seorang gadis kecil seraya memainkan bunga di tangannya.
"Biarkan saja, jika melebihi batas kau tahu apa yang harus dilakukan," balas sesosok bayangan hitam disebrang gadis kecil tersebut.
Gadis itu memajukan bibirnya, dia terlihat kesal saat sosok itu mengeluarkan kalimat tersebut.
"Kau selalu melemparkannya padaku! Bergeraklah sendiri! Ini adalah tempatmu," protes gadis tersebut.
Sosok bayangan hitam itu diam, tidak mengeluarkan suara sedikitpun.