Tim Dua pun juga sama, mereka menggunakan pesawat berbeda di terjunkan di pulau berbeda pula tapi dihari yang sama dan pada malam hari. Tim Dua yang terdiri dari Mei Ling, Maria, Jim, Juan dan Angela sudah sampai di pulau tidak berpenghuni karena mereka baru menyadari kini sedang berada di padang pasir yang sangat tandus dan luas,
Udara sangat dingin menusuk menerpa mereka, walau semua anggota tim sudah menggunakan seragam yang bisa menahan dingin dan panas, tetapi cuaca disini kadang beriubah ekstrem.
"Kita dimana ?" Maria memperhatikan kesekelilingnya yang ada hanya padang pasir. walau terlihat tapi tidak terang karena bulan di planet ini kecil.
"Seperti kalian lihat, ini padang pasir ! waspadalah ! kita tak bisa istrirahat disini ! pasti banyak bahayanya terutama cuaca yang eksterm seperti ini !" perintah Mei Ling yang sepertinya sudah di tunjuk sebagai ketua tim.
"Dimana yang lain ?" Kini Angela yang bertanya, sambil mereka berjalan berhati-hati.
"Mungkin di suatu tempat yang berbeda !" jawab Mei Ling.
"Dingin sekali disini !" ujar Juan sambil mendekap tubuhnya dengan tangan, yang selama ini tinggal di tempat tertutup tak pernah keluar dari pertambangan karena kondisi alam yang tidak menentu salah aatunya kabut beracun. Selama di tim ini dia sudah melihat berbagai tempat yang buatnya masih baru.
"Pakailah ini ! kalian juga !" Angela memberikan sebuah tas kecil yang bisa berubah besar ternyata disana ada jaket wol yang cukup panjang sampai mata kaki. "Aku berasal dari planet yang yang sebagian besar waktunya selalu dingin ! bagiku ini belumlah sedingin disana ! masih hangat ! mungkin di siang hari panas menyengat !" jelasnya. Tentu saja semua sangat senang, karena mempunyai kondisi alam yang berbeda-beda di planet masing-masing jadi saling membantu satu sama lainnya.
"Terima kasih Angela, sebagai anggota tim kita harus saling membantu dalam setiap berbagai kondisi !" ucap Mei Ling kepada Angela dan semua mengangguk.
"Wah, benat-benar hangat ! oke, ketua ! aku siap menggunakan antena ku untuk mencari jalan keluar dari sini !" ujar Juan. Semua pun melanjutkan perjalanan dengan Juan di depan sebagai petunjuk jalan, mereka berjejer berbaris ke belakang, Mei Ling di belakang Juan, kemudian Maria, Angela dan Jim yang paling bekalang dengan tubuh besarnya melindungi dari belakang bila ada musuh datang.
"Stop !" kata Juan dengan telepati kepada semua anggora di belakangnya.
"Ada apa Juan ?" tanya Mei Ling.
"Kalian lihat lubang kecil disana ?" tanyanya sambil menunjuk lubang kecil tapi sangat banyak, memang tak terlihat semuanya, para anggota mengangguk.
"Itu adalah perangkap dari mahluk besar di dalamnya !" jawab Juan, semua tertegun.
"Lalu bagaimana ?" tanya Maria. Juan terdiam.
"Baiklah, akan ku perkuat sensor di antenaku dengan jangkauan luas ! tunggu sebentar !" jawabnya Juan pun memejamkan matanya dan fokus dengan antene miliknya, setelah beberapa lama terdiam.
"Tidak jauh dari sini ada gua ! disni walau hanya pasir, tapi bahaya yang mengintai sangat banyak ! belum lagi sepertinya akan datang badai pasir yang akan menerjang ! kalau kita berjalan sekarang bisa cepat sampai ke gua !" jelas Juan, akhirnya mereka setuju dan berjalan sesuai petunjuknya.
-------------
Tak lama mereka sudah tiba di gua, tapi belum mendekati gua tiba-tiba sekelebat mahluk menyerang mereka, dengan sigap Jim melompat dan memukul mahluk itu, ternyata binatang ini berbulu besar dan bercakar panjang, gigi menyeringai tajam.
"Biar aku yang hadapi mahluk ini !" ujar Jim. "Kalian minggirlah !" dan terjadilah pertarungan, yang berat sebelah karena Jim sangat lincah walau bertubuh gempal dan besar. Tak lama mahluk itu pun kalah dan mati, Jim mendekati mahluk itu dan mengendusnya.
"Teman-teman kita beruntung mendapat makanan !" katanya sambil tersenyum. Semua hanya mengangguk. Mereka pun masuk ke gua yang ternyata tidak terlalu dalam tapi banyak tulang berserakan baik besar maupun kecil. Sepertinya memang tempat tinggal mahluk tadi yang mencari mangsa.
Jim dengan cekatan, akhirnya mendapat daging segar yang cukup banyak. Tak lama badai pasir pun melanda beruntung semuanya bisa berlindung di dalam gua, berkat Jim juga mereka bisa membuat api dan makan malam dengan daging panggang yang ternyata enak, dengan instingnya pula sebagai pemburu di planetnya dia bisa tahu mahluk mana yang bisa dimakan dan tidak.
Semua bisa beristirahat dengan tenang, tapi ternyata badai pasir makin lama makin menjadi sangat besar bahkan bisa masuk ke dalam gua. Angela pun menggunakan ilmunya mengeluarkan es dan menutup pintu gua. Semua menjadi aman. Mereka pun tertidur pulas tapi keesokan harinya mereka masih terjebak di gua karena badai pasir belum reda, menurut Juan dengan kekuatan antenenya masih dua hari lagi kita bisa keluar.
"Beruntunglah, dagingnya cukup banyak jadi bisa buat makan beberapa hari ! aku juga buat dendeng daging tadi malam ! ini aku buat untuk diperjalanan nanti ! kita tidak tahu ujung padang pasir ini, bisa luas atau tidak !" ujarnya.
"Betul Jim, kamu hebat !" puji Mei Ling.
"Bagus, bro !" Juan pun memuji, Jim merangkul Juan dan keduanya tertawa.
Dua hari kemudian badai pasir pun reda, mereka berjalan tidak siang hari tapi malam hari, toh bahayanya sama. Tapi mereka mengkhawatirkan Maria yang pasti kekurangan zat air di udara panas menyengat. Tak lama mereka tiba di tepi ujung padang pasir tapi kini kondisi alam berbeda, mereka semua menghadapi padang bebatuan yang tinggi atau besar. Tapi sebelumnya mereka bertemu sungai besar dan jernih, mereka beristirahat disana. Seperti sebuah oase, tentu saja maria sangat senang.
-----------------
Maria mengatakan ada mata air disana, yang berbeda. mereka pun menuju ke sana dan menemukan danau kecil. Menurut Maria ada dua danau yang satu beracun dan lainnya tidak. Salah satu yang tidak beracun adalah ini. Ada air terjun kecil disini, Maria pun melompat ke danau, menurutnya tidak ada bahaya disini sekarang, tapi sewaktu-waktu banyak mahluk datang kemari untuk melepas dahaga. Maria mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan menuju air terjun.
"Apa itu ?" tanya Mei Ling, ketika Maria memberikan mereka satu persatu botol.
"Air minum !" kita tidak pernah tahu bukan ! bisa saja kita tidak menemukan air ? aku tahu kalian mencemaskanku karena, aku manusia ikan ! tapi aku sudah bilang bisa beradaptasi dengan dua alam yang berbeda ! aku masih bisa bertahan walau cuaca sangat panas !" jelas Maria.
"Maaf Maria, oke kalau begitu ! ayo kita berangkat ! sepertinya perjalanan kita masih jauh dari peta yang kulihat baru sedikit perjalanan yang kita tempuh !" perintah Mei Ling dan mereka pun melanjutkan perjalanan.
Dan apa yang dikhawatirkan terjadi, mereka tidak menemukan setitik air disini bahkan binatang sekali pun. Mereka pun semakin waspada, karena tidak ada tempat berlindung seperti gua disini, hanya tebing tinggi dan besar bagai jarum. serta kondisi cuaca panas dan dingin pada malam hari.
Tapi bukan Mei Ling namanya bila tidak mempunyai persiapan yang cukup untuk misi ini dia selalu membawa barang yang bagi semua anggota selalu membuat mengejutkan. Seperti ketika mereka beristirahat, Jim menyarankan mencari celah dari dinding batu yang datar agar mereka aman dari mara bahaya dan mereka menemukan celah datar yang cukup tinggi sehingga harus mendaki sebentar. Dan ternyata benar, badai pun melanda kini hujan deras disertai guntur yang menggelar, tapi beruntung ada tenda yang sengaja Mei Ling bawa, dan dinding batu menahan angin yang kecang sehingga tidak menerbangkan tenda.
Tenda yang cukup untuk mereka beristirahat dan tentu saja nyaman serta hangat, rupanya Tim dua mendapat kejadian ini selain cuaca ekstem dan tantangannya dari mahluk berbahaya...
Bersambung ....