Ika mendesah. Ternyata semudah itu jatuh cinta pada Marshal. Tentu saja. Ia yakin bahwa ciuman mereka itu telah membangkitkan perasaan cinta di dalam dada Ika.
Ingatan saat mereka dulu pernah berciuman, membuat Ika bergidik. Ia teringat bahwa Marshal pernah menyentuh tubuhnya dalam keadaan telanjang. Apa jangan-jangan mereka pernah tidur bersama? Untuk hal itu Ika tidak mengingatnya.
Namun, dilihat dari sikap Marshal yang sabar, sepertinya … semoga saja, mereka memang belum pernah sampai melakukan hubungan intim.
Kalaupun sudah, Ika tidak dapat mencegah hal itu.
Sore itu Marshal mengantarkannya pulang ke rumah. Ika masih tidak rela jika harus berpisah dengan Marshal. Namun, Marshal terburu-buru pulang untuk segera bertemu dengan orang tuanya. Marshal akan meminta izin pada ayahnya untuk membeli villa itu.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com